Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia) adalah kondisi di mana kadar kolesterol dalam darah melebihi batas normal.
Jika terus dibiarkan, kolesterol yang berlebihan dapat menumpuk di pembuluh darah, meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Nyatanya, laki-laki lebih rentan mengalami masalah kolesterol tinggi, ketimbang perempuan.
Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Siloam Hospitals Lippo Village, dr. Nicolaus Novian Dwiya Wahjoepramono, MRes., Sp.JP.
Lebih lanjut ia pun menjelaskan kenapa hal ini bisa terjadi.
"Satu, karena memang dari statistik, laki-laki lebih tinggi dari perempuan. Karenanya harus kita investigasi lagi. Biasanya laki-laki itu lebih di luar rumah, jadi dia makannya udah nggak tahu bagaimana," ungkapnya pada media briefing, Selasa (27/5/2025).
Alasan kedua, laki-laki biasanya memiliki beban tanggung jawab atau pekerjaan yang lebih berat, sehingga tingkat stres yang dimiliki oleh laki-laki jauh lebih tinggi.
"Laki-laki itu biasanya beban pekerjaannya lebih stress full terhadap pemikiran. Pemikiran dia harus memikirkan mengenai keluarga dan lain-lain," imbuhnya.
Stres diketahui dapat menjadi salah satu faktor yang berkontribusi pada peningkatan kadar kolesterol dalam tubuh.
Saat stres, tubuh melepaskan hormon kortisol.
Tingkat kortisol yang tinggi dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida, serta menurunkan kadar kolesterol baik (HDL).
Ketiga, laki-laki lebih sering terpapar dengan asap rokok. Baik dari dirinya sendiri atau dari komunitas sekitarnya.
Terakhir, ada faktor risiko dari genetik. Perempuan, menurut dr Nico cenderung lebih terproteksi dibandingkan laki-laki.
"Karena perempuan itu mempunyai hormon estrogen, yang ini tuh memproteksi pembuluh darah. Dia ada efek proteksinya terhadap pembuluh darah. Laki-laki, kita nggak punya itu," jelas dr Nico.
Kondisi ini membuat perempuan lebih terproteksi dibandingkan dengan laki-laki.