SURYA.CO.ID, JOMBANG - Mendekati Hari Raya Idul Adha, untung besar diterima Chaqul Yakin (29), pengrajin tusuk sate asal Dusun Nglahan, Desa Bender, Kecamatan Diwek, Jombang.
Chaqul yang juga pemilik UD Bambu Perkasa ini untung besar karena tusuk sate yang ia produksi banyak dipesan pelanggan.
Jika hari biasa ia hanya mengirimkan produk sate hanya 1 ton, kini menjelang Idul Adha, tusuk sate yang ia kirim bisa mencapai 4 ton.
"Baru kemarin ini saya kirim tusuk satu sebanyak 2,5 ton. Kalau hari biasanya biasanya paling banyak yah 1 ton saja. Sekarang Alhamdulillah meningkat jelang Idul Adha," ucapnya saat dikonfirmasi pada Senin (26/5/2025).
Untungnya, stok bahan baku miliknya masih sangat stabil. Sehingga ia tidak gusar ketika banyak pesanan datang.
Chaqul memasukkan jika pasokan bahan baku tetap ada meskipun setiap hari pesanan selalu masuk.
Bahan baku yang digunakan Chaqul untuk produksi tusuk sate ya ini adalah bambu Betung (petung).
"Bambu Betung ini ukurannya lebih panjang dan lebih kuat. Sehingga kualitas tusuk sate akan lebih bagus daripada bahan baku bambu yang ori," ujarnya.
Bahan baku yang ia beli juga berasal dari wilayah Tulungagung, Jawa Timur dan Blitar. Harga bahannya berkisar Rp 1.300 hingga Rp 1.500 per kilogramnya.
Dalam sehari, Chaqul biasnya bisa meghasilnya produk tusuk sate 3 sampai 4 kuintal.
Sementara menjelang Idul Adha, produk yang dihasilkan akan melebihi hari biasanya.
"Kalau hari biasa kami memproduksi 3 sampai 4 kuintal tusuk sate. Kalau momentum Idul Adha ini biasanya bertambah bisa sampai 5 kuintal setiap hari," ungkapnya.
Karena produksi yang terus bertambah jelang Idul Adha, omset yang ia dapat ikut terkerek naik.
Jika hari biasa yang memperoleh omset Rp 56 juta sampai Rp 60 juta, jelang Idul Adha omsetnya pun naik hingga menyentuh Rp 80 juta.
Harga produk di UD Bambu Perkasa milik Chaqul ini punya perbedaan harga variatif, mulai dari harga Rp 10 ribu sampai Rp 13 ribu sesuai jenis produknya.
"Harga produk untuk tusuk sate seharga Rp 13.500 per kilo, sedangkan harga eceran Rp 16.000," bebernya.
Untuk pengiriman, biasanya Chaqul mengirim produknya juga keluar Jawa Timur, seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Ia menceritakan bagaimana proses awal pembuatan tusuk sate ini, dimulai dari menebang bambu dan dipotong sesuai ukuran di tempat, karena memotong bambu tersebut harus menggunakan gergaji diesel.
Setelah itu, bambu yang sudah di potong, di bawa kerumah dan dipotong-potong dengan ukuran yang lebih kecil.
Usai di potong ke ukuran yang lebih kecil, potongan itu kemudian di masukkan ke mesin penipisan tujuannya agar bambu menjadi halus.
"Kemudian, baru dilakukan proses penyerutan, di jemur sampai kering. Jika sudah kering potongan bambu ke mesin poles. Setelah di poles dan sudah halus, barulah dilakukan penyortiran. Yang tipis akan disisihkan," pungkasnya.
Setelah itu, bambu yang sudah di potong, di bawa kerumah dan dipotong-potong dengan ukuran yang lebih kecil.
Usai di potong ke ukuran yang lebih kecil, potongan itu kemudian di masukkan ke mesin penipisan tujuannya agar bambu menjadi halus.
"Kemudian, baru dilakukan proses penyerutan, di jemur sampai kering. Jika sudah kering potongan bambu ke mesin poles. Setelah di poles dan sudah halus, barulah dilakukan penyortiran. Yang tipis akan disisihkan," pungkasnya.