Grid.ID - Resto Ayam Goreng Widuran Solo mendadak viral karena baru mengaku menyajikan menu nonhalal, setelah 52 tahun berdiri. Sosok pemilik Ayam Goreng Widuran Solo pun menjadi sosok yang membuat penasaran netizen.
Resto Ayam Goreng Widuran Solo mendadak viral di media sosial, setelah seorang pengguna media sosial X menyebut jika Ayam Goreng Widuran Solo nonhalal. Padahal, resto yang berlokasi tidak jauh dari stasiun Solo Jebres itu sudah berdiri sejak tahun 1973.
Pihak manajemen resto Ayam Goreng Widuran Solo mengakui jika mereka baru beberapa hari belakangan ini menempel keterangan nonhalal di tokonya. Manajemen juga baru membubuhkan kata nonhalal di akun media sosial mereka dan juga Google Review, baru-baru ini.
Usai adanya informasi bahwa Ayam Goreng Widuran Solo nonhalal, sosok pemilik Ayam Goreng Widuran Solo juga jadi perhatian netizen. Ia dianggap sebagai salah satu orang yang bertanggungjawab atas simpang siurnya informasi kehalalan produk yang dijual di restonya. Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran, terutama untuk pelanggan Muslim.
Adalah pria paruh baya bernama Indra, sosok pemilik Ayam Goreng Widuran Solo, ia pernah sekilas tampil, setidaknya lewat dua kamera food vlogger yang mampir ke restonya. Dilansir dari berbagai sumber, Indra adalah pria keturunan Tionghoa yang menjalankan bisnis kuliner legendaris itu di kota Solo.
“Dengan Indra, iya (pemilik ayam Widuran),” ujar Indra dalam video YouTube milik Youtuber Johnny Raharja.
Kepiawaian Indra untuk mengelola bisnis ayam goreng ini, tentu tak diragukan lagi. Terbukti, Ayam Goreng Widuran Solo menjadi salah satu destinasi kuliner favorit para pencinta ayam goreng kremes di Solo. Saking suksesnya, kini Ayam Goreng Widuran Solo memiliki tiga gerai yang pusatnya ada di kawasan Widuran dan Denpasar, Bali.
“(Sudah buka sejak) 1973, (cabangya) di sini (2 outlet di Solo) sama Bali, iya (pusatnya di Widuran),” kata Indra yang duduk di belakang meja kasir.
Sayangnya, kemasyhuran resto Ayam Goreng Widuran Solo ternodai dengan kabar viral belakangan ini. Pemilik dan manajemen resto Ayam Goreng Widuran Solo dicap tidak jujur karena tak mencantumkan logo nonhalal untuk produk yang mereka jual.
Belakangan, dalam keterangan yang tercantum di restonya, ayam goreng kremes itulah yang diklaim sebagai hidangan nonhalal selama ini. Padahal, hidangan itu pulalah yang menjadi idola seluruh pelanggan Ayam Goreng Widuran Solo.
“Kremes nonhalal,” tulis pihak manajemen resto, usai hal ini viral di media sosial.
Keterangan ‘nonhalal’ itu baru diinformasikan oleh pihak manajemen beberapa hari terakhir. Hal itu tentu amat disayangkan, lantaran Ayam Goreng Widuran Solo sudah berdiri lebih dari setengah abad silam.
Soal baru diungkapnya status nonhalal tentang produknya, langsung diungkapkan oleh salah satu pekerja yang ada di sana. Mereka membenarkan kalau logo nonhalal baru dipasang usai kabar ini viral.
“Pengertiannya sudah nonhalal. Iya (sudah dari dulu nonhalal),” kata seorang pekerja bernama Ranto kepada Tribunnews.
“Kan viralnya karena dikasih pengertian nonhalal di kremesnya itu. (Tulisan nonhalal yang ditempel) sudah beberapa hari yang lalu,” kata Ranto.
“(Pelanggan) kebanyakan non Muslim, sebagian Muslim juga ada, tapi sudah dikasih pengertian (nonhalal),” ujar Ranto.
Lalu, bagaimana dengan banyaknya pelanggan, terutama pembeli Muslim, yang merasa tertipu karena sebelumnya resto Ayam Goreng Widuran Solo tak mencantumkan logo nonhalal? Dengan raut wajah yang mendadak berubah, Ranto mengaku tak tau apa-apa.
“Saya gak bisa menjelaskan, saya kan cuma karyawan. Sekarang sudah (ditegaskan nonhalal) sudah ada reklame juga di depan sana, di IG sudah ada,” kata Ranto.
Pelanggan Merasa Tertipu, Curhat di Google Review
Sementara itu, laman Google Review milik Ayam Goreng Widuran Solo langsung banjir bintang satu dari para pelanggan. Kebanyakan dari mereka mengaku merasa tertipu dengan pihak resto yang tak mencantumkan logo nonhalal sebelumnya. Padahal, tak sedikit dari mereka adalah pelanggan lama.
“Penjual tidak jujur. Sudah terlanjur pesan ayam 1 ekor, saya datang dgn Plat mobil luar kota Solo dan seluruh keluarga berhijab namun tidak diinfokan makanan non halal. Awal datang sudah curiga karena tamu yg lain menatap ke kami, langsung cek google review, terus tanya karyawan yg mau goreng ayam, dan jreng!!! ternyata NON HALAL, seketika saya lsg batalkan pesanan,” tulis pelangggan bernama Teguh Budianto.
“NON HALAL sudah tanya & dikonfirmasi langsung dengan karyawannya bahwa tidak halal (tapi tidak memberi penjelasan kenapa tidak halal) dan tidak pernah memberi tahu jika tidak ditanya padahal banyak yang berhijab makan disini juga,” tulis pelanggan bernama Nifira S Arifin.
“NON HALAL. Saya berjilbab muslim, saya datang bertanya kepada pemilik dan karyawannya, "apakah halal" lalu di jawab "HALAL" lalu saya beli dan makan terhitung 3x-5x setelah dapat jawaban HALAL, namun setelah saya konfirmasi by WA, dia bilang NON HALAL. Harusnya saya beli disitu dikasih tau, ada saksi hidup keluarga saya yang saya ajak makan disana, kecewa,” tulis pelanggan bernama Suci Cahyaningrum.