TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perbuatan seorang tante yang sadis menganiaya keponakannya membuat warga Kampar, Riau murka.
Terlebih keponakannya itu seorang yatim piatu, inisial VW (18). Kini sang tante bernama Citra Hadayani telah ditangkap polisi.
Peristiwa penganiayaan terjadi di Desa Torai Bangun, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau.
Kejadian tersebut dilaporkan terjadi pada Sabtu (24/5/2025) dan baru viral di media sosial pada Minggu (25/5/2025).
Korban yang tinggal bersama tantenya mengalami luka lebam dan bengkak pada mata sebelah kanan akibat tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pelaku.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Kampar, AKP Gian Wiatma Jonimandala, mengonfirmasi bahwa pelaku telah ditangkap setelah laporan masuk dari warga.
"Laporan baru tadi malam dibuat warga dan pelaku langsung ditangkap," ujar Gian seperti dikutip TribunJatim.com, Minggu (25/5/2025).
Gian menjelaskan, penganiayaan dimulai ketika pelaku yang memegang sapu menemui korban di gudang rumahnya.
"Pelaku berkata kepada korban bahwa korban mencuci pakaian tidak bersih. Korban juga disebut membersihkan rumah tidak bersih," ungkap Gian.
Setelah itu, pelaku memukul tubuh korban menggunakan tangkai sapu dan rotan untuk pembersih tempat tidur.
Tidak hanya itu, pelaku juga menginjak muka, mata, dan tangan korban.
"Pelaku juga ada menginjak punggung korban dengan kakinya," kata Gian menambahkan.
Aksi kekerasan tersebut disaksikan oleh warga di sekitar lokasi kejadian, yang kemudian membawa korban ke Polres Kampar untuk melapor.
Saat ini, pihak kepolisian masih mendalami berapa kali pelaku menganiaya korban.
"Masih kami dalami berapa kali korban dianiaya. Kalau untuk motif, karena marah kepada korban mencuci pakaian tidak bersih," tutup Gian.
Tidak hanya itu, pelaku juga menginjak muka, mata, dan tangan korban.
"Pelaku juga ada menginjak punggung korban dengan kakinya," kata Gian menambahkan.
Aksi kekerasan tersebut disaksikan oleh warga di sekitar lokasi kejadian, yang kemudian membawa korban ke Polres Kampar untuk melapor.
Saat ini, pihak kepolisian masih mendalami berapa kali pelaku menganiaya korban.
"Masih kami dalami berapa kali korban dianiaya. Kalau untuk motif, karena marah kepada korban mencuci pakaian tidak bersih," tutup Gian.