SURYA.CO.ID - Tania Septi Anggraini, mahasiswi S3 Program Studi (Prodi) Teknik Geodesi dan Geomatika, Institut Teknologi Bandung (ITB), berhasil menyelesaikan studi di usia 25 tahun.

Wanita yang akrab disapa Tania ini pun menjadi Wisudawan Termuda pada prosesi Wisuda Kedua Tahun Akademik (TA) 2024/2025.

Wanita yang kini jadi dosen muda ini mengaku bahwa perjalanan akademiknya tidak mulus.

Pecinta Fisika dan Matematika

Sejak sekolah menengah atas (SMA), Tania tertarik dengan bidang Fisika dan Matematika.

Sayangnya, orang tua tidak mendukung Tania untuk kuliah di jurusan Teknik.

Setelah diskusi panjang, akhirnya Tania mendapat izin kuliah Teknik di ITB, dengan syarat menyelesaikan hingga jenjang magister terlebih dahulu.

Pada 2017, ia resmi diterima di ITB dan berhasil menuntaskan program sarjana sebelum melanjutkan program magister melalui jalur fast track dengan dukungan beasiswa.

Dia memilih Progam Studi Teknik Geodesi dan Geomatika, karena menekankan perhitungan dan logika, bukan hafalan.

Ikut program double degree ITB dan Chiba University

Pilihannya ini pun membawanya pada kesempatan istimewa ketika program studi Teknik Geodesi dan Geomatika ITB menjalin kerja sama dengan Chiba University, Jepang, melalui program double degree.

Berkat rekomendasi profesornya dan dukungan kedua institusi, Tania diterima dalam program ini dan menjalani studi doktoralnya secara hybrid, menggabungkan pembelajaran di Jepang dan daring dari Indonesia.

Hal ini memungkinkan ia tetap aktif mengajar sebagai dosen di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Selama menempuh program doktoral, Tania menghadapi tantangan besar dalam menyeimbangkan aktivitas akademik dan profesional.

"Tantangan terbesar adalah menyelaraskan karier dan akademik," ujar Tania dikutip dari laman ITB, Sabtu (24/5/2025).

Dapat Beasiswa

Perannya sebagai dosen, peneliti, dan pekerja di startup berjalan bersamaan sehingga ia harus memanfaatkan waktu malam untuk menyelesaikan kewajiban akademiknya.

Salah satu motivasi kuat untuk menyelesaikan studi dengan cepat ialah didukung oleh beasiswa ITB yang membebaskan biaya kuliah.

Saat ini, selain aktif mengajar di Program Studi Sains Informasi Geografi (SaIG) dan Program Studi Survei Pemetaan Informasi Geografi (SPIG) di UPI, Tania juga tengah menyelesaikan proses sidang doktoral di Chiba University.

Ia berencana mengembangkan karier akademik dan riset lebih mendalam setelah menyelesaikan studi doktoralnya.

Dalam pesannya kepada para mahasiswa dan calon doktoral, Tania menekankan pentingnya kesabaran dan semangat.

"Sabar dan semangat. Pintar saja itu tidak cukup, kita juga perlu kekuatan mental karenna perjalanan sampai S3 itu memang penuh tantangan," terang Tania.

Perjalanan Tania menjadi bukti nyata bahwa batas usia bukanlah penghalang untuk mengejar mimpi besar.

Dengan tekad, kerja keras, dan semangat pantang menyerah, ia membuktikan bahwa masa muda bisa menjadi waktu terbaik untuk mencetak sejarah, tak bagi diri sendiri, dan untuk dunia pendidikan Indonesia.

Klik di sini untuk untuk bergabung 

 

Baca Lebih Lanjut
Jadi Wisudawan Terbaik UB, Raka Teliti Lengan Prostetik Bionik untuk Difabel
Detik
Ekspatriat Lulusan Jepang-AS-RI Ini Bandingkan Sistem Pendidikan 3 Negara
Detik
Naik Haji Gantikan Bapak, Jemaah Termuda Berdoa Cita-cita Jadi Polwan Terwujud
Detik
Kisah Cinta Najwa Shihab dan Ibrahim Sjarief Assegaf, Berawal Cinlok di Kampus hingga Dipisahkan Maut
Nindya Galuh Aprillia
Cristiano Ronaldo 'Forever Young', Usia Biologisnya 29 Tahun!
Detik
Dosen Pakai ChatGPT, Mahasiswa Minta Uang Kuliah Dikembalikan
Detik
3 Mahasiswi Penerima KIP di Baubau Lapor Polisi Usai Jadi Korban Pemerasan
Detik
Jatuh Cinta di Kampus, Intip Foto Pernikahan Najwa Shihab dan Ibrahim Sjarief Assegaf 27 Tahun Lalu, Kini Dipisahkan Maut
Widy Hastuti Chasanah
Warung Pondasi Blitar, Kopi Pinggir Jalan yang Jadi Simbol Kebersamaan dan Trendsetter Anak Muda
Timesindonesia
Jenis Aktivitas Fisik yang Bisa Dilakukan demi Cegah Stroke di Usia Muda
Detik