TRIBUN-MEDAN.com - Kematian tragis menimpa MN (55), seorang kepala sekolah SD negeri di Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Sosok yang dikenal berdedikasi dalam dunia pendidikan itu ditemukan tak bernyawa di tengah hutan pada Senin pagi (19/5/2025), dalam kondisi mengenaskan.
Jenazah MN ditemukan warga di area petilasan yang biasa digunakan untuk meditasi.
Lokasi tersebut berada di Dukuh Pagersuruh, RT 01 RW 03, Kecamatan Alian. Saat ditemukan, kondisi jasad sudah membusuk, diperkirakan telah meninggal lebih dari tiga hari.
Temuan ini sontak mengguncang masyarakat sekitar, terlebih setelah identitas korban terungkap sebagai seorang pendidik.
“Awalnya tanpa identitas, namun setelah proses identifikasi, diketahui beliau adalah warga Srumbung, Magelang,” jelas AKP Yosua Farin Setiawan, Kasat Reskrim Polres Kebumen, Kamis (22/5/2025).
Korban ditemukan mengenakan pakaian lengkap: kaus berkerah abu-abu bermotif garis, celana kain hitam, serta ikat pinggang dengan rajah kulit hewan. Sepasang sandal biru bertuliskan “Indomaret” ditemukan tak jauh dari lokasi.
Kecurigaan terhadap penyebab kematian mulai muncul, terutama karena jenazah ditemukan di lokasi yang cukup terpencil dan dikenal sebagai tempat ritual.
Pihak kepolisian segera melakukan autopsi, meskipun sempat mendapat penolakan awal dari keluarga.
Langkah tersebut akhirnya diizinkan demi mengungkap kebenaran.
Dari hasil penyelidikan intensif, terungkap bahwa MN tewas bukan karena kecelakaan atau sebab alami.
Ia menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh rekannya sendiri dalam ritual pesugihan.
“Kurang dari 24 jam setelah penemuan jasad, pelaku berhasil diamankan,” ungkap Kapolres Kebumen, AKBP Eka Baasith Syamsuri, dalam konferensi pers Jumat (23/5/2025).
WH yang dikenal sebagai rekan ritual MN, ternyata menyimpan dendam.
Ia merasa direndahkan oleh korban karena disebut tidak mampu menghasilkan kekayaan melalui praktik pesugihan yang mereka jalani bersama.
Rasa sakit hati itu memuncak ketika MN kembali mengajaknya melakukan ritual pada Kamis (15/5/2025).
Dalam ritual tersebut, WH menyiapkan air mineral yang telah dicampur racun dan menyamarkannya dengan bunga ritual.
Air itulah yang diminum MN.
Tak lama kemudian, ia mengalami kejang dan meninggal di tempat.
WH lalu melarikan diri sambil membawa sepeda motor dan ponsel milik korban.
“Setelah korban sekarat, pelaku panik dan langsung meninggalkan lokasi,” ujar Kapolres.
Kasus ini menyisakan luka mendalam, terutama di lingkungan sekolah tempat MN mengabdi.
Rekan kerja dan murid-murid mengenangnya sebagai pribadi yang tenang dan berdedikasi.
Tragedi ini menjadi pengingat bahwa kepercayaan yang diberikan kepada seseorang bisa berakhir dengan pengkhianatan, bahkan oleh orang yang dianggap teman sendiri.
Artikel ini sudah tayang di TRIBUNNEWS
(*/ Tribun-medan.com)
Tak lama kemudian, ia mengalami kejang dan meninggal di tempat.
WH lalu melarikan diri sambil membawa sepeda motor dan ponsel milik korban.
“Setelah korban sekarat, pelaku panik dan langsung meninggalkan lokasi,” ujar Kapolres.
Kasus ini menyisakan luka mendalam, terutama di lingkungan sekolah tempat MN mengabdi.
Rekan kerja dan murid-murid mengenangnya sebagai pribadi yang tenang dan berdedikasi.
Tragedi ini menjadi pengingat bahwa kepercayaan yang diberikan kepada seseorang bisa berakhir dengan pengkhianatan, bahkan oleh orang yang dianggap teman sendiri.
Artikel ini sudah tayang di TRIBUNNEWS
(*/ Tribun-medan.com)