TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL – Sedikitnya 2.500 warga di Kabupaten Gunungkidul mengikuti lokakarya edukatif untuk mengatasi krisis air bersih yang kian meluas akibat kekeringan panjang. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian program pemulihan pascabencana yang digelar sejak akhir 2024 hingga Mei 2025.

Wilayah selatan DIY ini memang menjadi salah satu daerah yang terdampak paling parah dari kekeringan ekstrem akibat fenomena El Nino pada 2023.

Lebih dari 116.000 warga mengalami krisis air setelah banyak sumber air alami mengering. Beberapa dusun bahkan terpaksa mengandalkan pasokan air bersih dari luar daerah.

Untuk menjawab kebutuhan tersebut, warga mendapat pelatihan pengelolaan air, sanitasi, dan gaya hidup sehat yang dilaksanakan di sejumlah titik terdampak.

Tidak hanya pelatihan, warga juga dilibatkan dalam program penghijauan dengan penanaman pohon beringin sebagai upaya menjaga cadangan air tanah, dari 31 relawan.

Program ini juga melibatkan pembangunan empat rumah pintar iklim yang berfungsi sebagai pusat edukasi komunitas.

Di tempat ini, masyarakat dapat belajar mengelola air secara berkelanjutan dan memahami pentingnya ketahanan lingkungan di tengah perubahan iklim yang makin tidak menentu.

Program ini sendiri merupakan kerja sama antara Habitat for Humanity Indonesia dan pihak swasta.

Program Director Habitat for Humanity Indonesia, Arwin Soelaksono, mengatakan program ini ini diharapkan mampu meringankan dampak kekeringan dan memperkuat harapan masyarakat Gunungkidul.

Selain itu, program ini juga sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya poin ke-6 tentang akses universal terhadap air bersih dan sanitasi yang layak.

“Program ini mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 6, yakni menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan,” ujar Arwin.

Perwakilan pihak swasta menegaskan bahwa program ini dirancang agar kontribusinya tepat sasaran, baik dalam bentuk penyediaan akses air bersih, edukasi sanitasi, hingga pelatihan yang mendukung ketahanan sosial dan ekonomi masyarakat.

"Kami pastikan kontribusi kami tepat sasaran, di antaranya melalui kemitraan dengan Habitat for Humanity untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan," ujar Chief Customer and Marketing Officer Prudential Indonesia, Karin Zulkarnaen.

Selain di Gunungkidul, kegiatan serupa telah dijalankan di berbagai wilayah rentan lainnya untuk memperkuat ketahanan sosial dan lingkungan.

Baca Lebih Lanjut
Warga Bondalem Buleleng nikmati air bersih dari sumur bor tenaga surya
Antaranews
Bagaimana Pengaruh Pemanasan Global dengan Kesehatan Manusia? Jelaskan
Moh. Habib Asyhad
Sawah Lope Desa Cikaso, Nikmatnya Lihat Persawahan Sambil Ngebotram
Detik
Inilah Jenis Tanaman Herbal yang Dipercaya Bisa Atasi Rambut Rontok
Konten Grid
Jelang HUT ke-44, Perumda Tirta Kanjuruhan Sambangi 9 Sumber Air
Timesindonesia
Gubernur Khofifah Siapkan Hunian Tetap Bagi Warga Terdampak Longsor Trenggalek
Timesindonesia
Warga Servis Motor Rp 800 Ribu gara-gara Diterjang 'Air Bah' Tanggul Jebol
Detik
Tembok Gudang SDA Jaksel Jebol Saat Hujan, Warga: Sampah Tutupi Gorong-gorong
Detik
Warga Jakbar Lapor Usai Didatangi Debt Collector, Polisi Bantu Mediasi
Detik
Banjir-Longsor di Trenggalek, BNPB: Satu Anak Tewas, Enam Hilang
Timesindonesia