TRIBUN-BALI.COM - Tim medikvet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana akhirnya turun melakukan vaksinasi rabies terhadap HPR di wilayah Lingkungan Pasupati Tinyeb, Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, Jumat (23/5).
Adalah tindaklanjuti adanya seekor anjing peliharaan warga yang dinyatakan positif rabies. Sebelum ditemukan mati, anjing tersebut sempat menyerang tuannya di bagian ibu jari kanannya.
Menurut data yang berhasil diperoleh, satu per satu rumah penyanding didatangi petugas. Total ada 76 ekor hewan penular rabies (HPR) yang diberikan layanan vaksinasi. Rinciannya 58 ekor anjing dan 18 ekor kucing.
"Sebelum mati, anjing tersebut sempat menyerang pemiliknya," ungkap Pelaksana Tugas Kabid Keswan-Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Gede Putu Kasthama saat dikonfirmasi, Jumat (23/5).
Dia melanjutkan, setelah ditemukan mati, anjing tersebut dilakukan pengambilan sampel otak untuk diuji laboratorium BBVet Denpasar.
Ternyata hasilnya positif rabies. Sehingga, petugas langsung meminta pemilik yang diserang pada ibu jari kanannya tersebut untuk datang ke faskes terdekat.
"Untuk korbannya (pemilik) sudah ditangani faskes. Dia sudah menerima layanan vaksinasi anti rabies (VAR)," ungkapnya.
Sementara itu, kata dia, petugas juga telah melakukan vaksinasi emergency rabies di sekitar wilayah temuan kasus. Total ada 78 ekor hewan penular rabies (HPR) yang berhasil disuntik.
Disinggung mengenai stok vaksin rabies untuk Jembrana, Kasthama mengakui secara umum masih aman. Total masih ada puluhan ribu vaksin rabies untuk HPR di Jembrana. Kemudian untuk cakupan vaksinasi hanya baru mencapai 8.652 ekor atau 19.75 persen dari total estimasi populasi HPR di Gumi Makepung ini.
"Stok vaksin sangat tersedia, sekitar 20 ribuan. Selain emergency, kita juga sudah menjadwalkan untuk vaksinasi massal," tandasnya.
Untuk diketahui, kasus anjing positif rabies di Jembrana tercatat sebanyak 47 kasus periode Januari-Mei 2025 ini. Kasus ini terus bertambah dan hampir menyamai kasus dalam setahun di 2024 lalu. Bidang Keswan-Kesmavet terus menggencarkan vaksinasi ke seluruh wilayah terutama yang ditemukan kasus. Namun, capaiannya baru di angka sekitar 17 persen dari total estimasi yang mencapai 41 ribu ekor HPR.
Menurut data yang berhasil diperoleh, Kabupaten Jembrana telah mengirimkan 72 sampel otak HPR ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar. Hasilnya, sebanyak 47 sampel otak dinyatakan positif rabies. Sementara 25 lainnya dinyatakan negatif.
Kasus terbaru adalah seekor anjing peliharaan warga menggigit tuannya sendiri. Peristiwa tersebut terjadi di Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara pada 15 Mei kemarin.
Saat itu, korban IGB (31) hendak memberikan obat kepada hewan peliharaannya tersebut. Obat tersebut ia berikan karena anjingnya berperilaku tak seperti biasanya dan matanya mengeluarkan cairan. Tak disangka, anjing tersebut justru menyerang atau menggigit tuannya pada bagian jari tangan. Sehari kemudian anjing tersebut mati.
Atas kejadian tersebut, anjing tersebut dilaporkan dan ditindaklanjuti tim medikvet dengan mengambil sampel otak dan diuji laboratorium di BBVet Denpasar. Hasilnya positif rabies. (mpa)