TRIBUNJATENG.COM - Kabar duka, putra pertama Ezra Walian, Novayo Walian meninggal dunia. Dikabarkan sang istri mengalami keguguran.
Untuk menyampaikan rasa duka cita dan simpati, laga Persik Kediri melawan Borneo FC digelar silent moment sebelum laga digelar.
Pemain Timnas Indonesia ini mengabarkan kabar kematian anaknya melalui akun Instagram, Sabtu (17/5/2025).
"Kami tahu kamu sekarang bersama nenek berada di surga dan dia akan memberikan kasihnya," penggalan kutipan duka Ezra.
Ezra Walian merupakan pesepak bola kelahiran Belanda ini masih punya mimpi untuk bergabung di Timnas Indonesia.
Sudah lama Ezra Walian tak kembali dipanggil di Timnas Indonesia.
Ezra Walian merupakan pesepak bola profesional berkewarganegaraan Indonesia.
Nama lengkapnya adalah Ezra Harm Ruud Walian.
Ezra Walian lahir di Amsterdam, Belanda 22 Oktober 1997.
Saat ini, ia bergabung dengan Persik Kediri.
Ezra Walian telah memulai karier sepak bolanya bersama dengan klub di Belanda sejak tahun 2008.
Di tahun 2019, Ezra Walian pertama kali bergabung dengan klub sepak bola Indonesia yaitu PSM Makassar.
Ketika menunjukkan aksinya di lapangan, pemain dengan tinggi 1,85 meter tersebut lebih dominan menggunakan kaki bagian kanan.
Ezra Wilian memulai perjalanannya dengan Persib Bandung sejak 14 Maret 2021, dan di sana dirinya memegang posisi bermain sebagai penyerang - sayap kiri.
Diperbarui pada tanggal 22 Juli 2022, harga transfer Erza Wilian senilai Rp4,78 miliar.
Orang tua: Glenn Walian, Linda Bosch
Saudara kandung: Dewi Walian, Lizzy Walian
Istri: Ylon Louise.
Persik Kalah
Persik Kediri mengakhiri perjalanannya di Liga 1 Musim 2024/2025 dengan kekalahan.
Di laga pamungkas melawan Borneo FC, Jumat (23/5/2025), Persik Kediri kalah 1-2.
Di laga ini, Persik Kediri bertindak sebagai tuan rumah.
Dalam pertandingan di stadion Brawijaya ini, tim tamu tampil lebih dominan.
Borneo FC membuka keunggulan di menit ke-19 melalui sepakan Stefano Lilipaly.
Gol tersebut menjadi awal dominasi Pesut Etam yang terus menekan pertahanan Persik selama babak pertama.
Beberapa peluang berhasil mereka ciptakan, meski hanya satu yang berhasil dikonversi menjadi gol.
Persik mencoba membalas, namun tidak mampu mengimbangi intensitas serangan lawan.
Peluang yang mereka ciptakan tidak sebanyak Borneo FC dan kurang membahayakan gawang lawan.
Menjelang turun minum, tepatnya di menit 45+3, Matheus Pato berhasil menambah keunggulan tim tamu.
Skor 0-2 untuk ketertinggalan Persik Kediri bertahan hingga babak pertama usai.
Babak 2
Pelatih Persik Kediri melakukan tiga pergantian sekaligus di awal babak kedua untuk mengubah arah permainan.
Ousmane Fane, Riyatno Abiyoso, dan Hugo Samir ditarik keluar, digantikan oleh M Khanafi, Zikri Ferdiyansah, dan Rifqi Ray.
Perubahan ini memberi sedikit dampak positif. Persik mulai bisa menguasai lini tengah dan mencoba membangun serangan.
Namun hingga 20 menit babak kedua berjalan, mereka masih kesulitan menembus pertahanan kokoh Borneo FC.
Upaya menambah daya gedor dilakukan dengan memasukkan Supriadi menggantikan Didik Wahyu di menit ke-70.
Strategi ini mulai membuahkan hasil ketika M Khanafi melakukan penetrasi yang memaksa pemain belakang Borneo FC melanggarnya di dalam kotak penalti.
Wasit pun menunjuk titik putih, memberikan kesempatan bagi Persik untuk memperkecil ketertinggalan.
Situasi makin berat bagi Borneo FC karena Ronaldo Rodrigues harus meninggalkan lapangan setelah menerima kartu kuning kedua.
Eksekusi penalti di menit ke-77 dilakukan Ramiro Fergonzi dengan tenang dan berhasil merobek gawang Borneo FC.
Skor berubah menjadi 1-2 dan meningkatkan semangat para pemain Persik untuk menyamakan kedudukan.
Meski bermain dengan keunggulan jumlah pemain, Persik tak mampu memanfaatkan sisa waktu yang ada untuk mencetak gol tambahan. Skor 1-2 tetap bertahan hingga peluit panjang dibunyikan, mengakhiri musim Persik Kediri dengan kekalahan di kandang sendiri.
(*)