WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Penyakit kritis kini menjadi perhatian serius, terutama karena tren peningkatannya di kalangan usia yang lebih muda dan produktif. 

Salah satu solusi proteksi atas risiko ini adalah melalui asuransi penyakit kritis. Berdasarkan data laporan tahunan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 2023 mencatat bahwa sepanjang periode 2018–2023, penyakit jantung adalah jumlah penyakit dan beban tertinggi dalam pelayanan JKN, mengalami peningkatan kasus sebesar 72 persen dan peningkatan beban jaminan sebesar 88 persen.

Selain itu, kasus penyakit kanker juga meningkat sebesar 94 persen disertai peningkatan beban jaminan sebesar 101 persen.

Sedangkan stroke menunjukkan peningkatan kasus hingga 81 persen, dengan peningkatan beban biaya 129 persen. 

Faktanya, meskipun penyakit-penyakit kritis ini umumnya dianggap sebagai risiko kesehatan bagi generasi yang lebih tua, data klaim yang dibayarkan Allianz selama periode 2022-2024 menunjukkan bahwa 35 persen klaim penyakit kritis diajukan oleh nasabah yang berusia di bawah 40 tahun.

Data ini menggarisbawahi bahwa risiko penyakit kritis tidak hanya menjadi risiko kesehatan yang dapat terjadi kepada golongan lanjut usia, namun juga bagi mereka yang berada dalam usia produktif.

Country Manager & Direktur Utama Allianz Life, Alexander Grenz mengatakan, untuk meminimalisir risiko dampak finansial akibat terkena penyakit kritis namun tetap dapat memenuhi kebutuhan hidup, maka diperlukan produk asuransi penyakit kritis, seperti Allianz Critical Plus agar mereka dapat fokus pada hal yang paling penting, yakni pemulihan kesehatan.

"Allianz Life memperkenalkan produk terbaru Asuransi Allianz Critical Plus, solusi asuransi jiwa yang memberikan perlindungan finansial terhadap risiko penyakit kritis, untuk membantu nasabah mengelola dampak finansial dari situasi kesehatan yang tak terduga," ujarnya saat peluncuran Allianz Critical Plus di Allianz Indonesia Head Office, Jakarta, Kamis (22/5/2025).

Terkait produk Allianz Critical Plus, asuransi ini menghadirkan berbagai manfaat utama, termasuk, perlindungan penyakit kritis komprehensif hingga 150 persen uang pertanggungan untuk penyakit tahap lanjut.

Kemudian perlindungan 25 persen uang pertanggungan untuk penyakit kritis tahap awal, pembebasan premi pasca diagnosis penyakit kritis tahap awal.

Serta, pengembalian premi di akhir masa perlindungan atau 150 persen dari total premi jika tertanggung meninggal dunia.

Dalam kesempatan yang sama, Chief Product Officer Allianz Life Indonesia, Cheang Khai Au menyebutkan, bahwa produk ini dikembangkan untuk menjawab kebutuhan perlindungan generasi muda yang semakin menyadari pentingnya kesehatan dan perencanaan keuangan. 

“Allianz Critical Plus hadir sebagai solusi inovatif dengan manfaat ekstra untuk memberikan keamanan finansial bagi keluarga di masa sulit,” tuturnya.

Sementara, Certified Financial Planner (Perencana Keuangan) Aliyah Natasya menyampaikan bahwa banyak keluarga di Indonesia masih belum memiliki ketahanan finansial yang cukup untuk menghadapi risiko penyakit kritis.

Ia mengatakan, anggota keluarga dari pasien penyakit kritis seringkali mengalami tekanan finansial karena banyaknya biaya lain yang dibutuhkan untuk mendukung pengobatan.

Hal tersebut semakin menyulitkan keluarga pasien ketika yang mengalami penyakit kritis adalah pencari nafkah, yang mana mengakibatkan mereka tidak bisa memperoleh penghasilan selama sakit.

Sementara itu, tidak semua orang memiliki tabungan atau aset likuid yang cukup dipakai saat darurat.

"Penting untuk dipahami bahwa perencanaan keuangan itu krusial dan yang tidak bisa ditunda adalah perlindungan. Karena itu, mitigasi risiko seperti dana darurat dan asuransi menjadi fondasi penting dalam perencanaan keuangan keluarga, dan harus disiplin agar rencana masa depan keluarga tidak terganggu," ujar Aliyah.

Meski masih ada banyak orang yang menganggap pembelian asuransi mahal, lanjut Aliyah, saat ini sudah ada proteksi dasar dengan biaya sangat terjangkau.

“Asuransi paling murah itu personal accident cuma sekitar Rp 20 ribu per bulan. Sangat cocok untuk pekerja muda karena memberikan manfaat tunai saat terjadi kecelakaan,” jelasnya.

Waktu yang tepat punya asuransi

Aliyah menegaskan bahwa keputusan memiliki asuransi bukan tergantung usia, tapi pada kesiapan anggaran. Nantinya, pembayaran asuransi secara tertib oleh setiap individu dapat terbentuk dengan sendirinya seiring waktu berjalan.

“Bukan soal umur, tapi apakah kamu bisa membayar konsisten selama minimal tiga tahun? Karena di tahun ketiga biasanya sudah terbentuk kebiasaan untuk melanjutkan,” jelasnya.

Dia juga mengingatkan bahwa memutuskan asuransi di tengah jalan bisa menyebabkan hilangnya semua manfaat yang sudah dibayar sebelumnya. Maka, balik lagi, kesiapan budget merupakan kunci.

Adapun Aliyah merekomendasikan urutan prioritas asuransi yang perlu dimiliki. 

Pertama, asuransi kecelakaan pribadi (personal accident) yang menjadi perlindungan awal yang murah dan penting.

Kedua, asuransi kesehatan karena penyakit kini lebih sering terjadi dan berbiaya tinggi. 

Ketiga, asuransi penyakit kritis untuk menghindari beban finansial besar akibat penyakit serius.

Keempat, asuransi jiwa terutama bagi mereka yang sudah memiliki tanggungan.

Baca Lebih Lanjut
Usia 30-an Bisa Kena Stroke, Mengapa Generasi Muda Juga Terancam?
Detik
Jenis Aktivitas Fisik yang Bisa Dilakukan demi Cegah Stroke di Usia Muda
Detik
3 Kebiasaan yang Bisa Merusak Otak di Usia Muda, Jangan Disepelekan!
Detik
Penyakit yang Bisa Muncul Akibat Obesitas, Mulai dari Sakit Jantung sampai Kanker
Detik
Bukan 10.000, Ini Jumlah Langkah Harian yang Disarankan Harvard University
Detik
5 Rekomendasi Makanan Cegah Stroke, Asupan Penting untuk Lindungi Otak
Mia Della Vita
Ilmuwan 'Spill' Makanan Terbaik Agar Tampil Awet Muda dan Sehat sampai Tua
Detik
Era Digital Penuh Ancaman, Menko PMK Pratikno Soroti Dampak Gadget dan AI bagi Generasi Muda
Tribunnews
Menenun Kebangkitan Nasional
Timesindonesia
Kenapa Pria Lebih Rentan Kena Stroke daripada Wanita? Ini Kata Dokter
Detik