TRIBUNJATIM.COM - Pilu Derlin, dulu dijanjikan beasiswa, kini malah kecewa usai dapat janji tokoh ternama.
Sebelumnya, kisah Derlin sempat viral karena bersekolah sambil jualan kue.
Kisahnya membuat seorang tokoh ternama sampai menjanjikan memberi beasiswa.
Namun, beasiswa itu hanya tinggal janji.
Karena, sampai lulus sekolah Derlin tak kunjung mendapatkan hal yang pernah dijanjikan itu.
Bahkan Derlin sudah berusaha menanyakan janji tersebut dengan jalan kaki puluhan kilometer ke kota.
Akhirnya tidak mendapat jawaban yang pasti, namun Derlin menanggapi itu sebagai pengalaman hidupnya.
Diketahui Derlin sempat menjadi sorotan karena kegigihan dan ketekunannya dalam jualan kue saat masih sekolah di MAN 4 Pandeglang.
Derlin harus bangun jam 01.00 WIB dini hari untuk membuat kue.
Setelah kisah hidupnya viral, Derlin lantas ramai diundang di sejumlah podcast dan talk show di televisi.
Ia juga bertemu dengan beberapa tokoh ternama ibu kota.
Lalu bagaimana kabar terkini Derlin?
Di media sosial TikToknya, Derlin membagikan sebuah cerita pilu.
Mulanya Derlin terlihat mengunggah chat ayahnya, yang bertanya soal biaya kuliah.
Derlin lalu bercerita saat dirinya viral, ada tokoh ternama yang menjanjikannya beasiswa.
Mendengar janji tersebut, Derlin yang berasal dari keluarga sederhana sontak senang.
"Tepat 2 tahun yang lalu, saya sempat menjadi sorotan media karena sebuah pencapaian.
Saat itu, saya mendapat kabar bahwa akan diberikan beasiswa oleh seorang tokoh kota.
Tentu saja, sebagai bagian dari keluarga sederhana, kabar tersebut menjadi harapan besar yang membahagiakan bagi kami.
Tahun berganti, Derlin mengaku tak kunjung mendapatkan kejelasan soal beasiswa tersebut.
Akhirnya Derlin memutuskan untuk datang ke ibu kota demi menemui tokoh ternama itu.
Beasiswa yang dijanjikan tokoh ternama tersebut nyatanya cuma isapan jempol belaka.
"Namun, seiring berjalannya waktu, harapan tersebut belum juga terealisasi. Tahun berganti tanpa adanya kepastian.
Hingga akhirnya, saya memutuskan untuk menempuh perjalanan puluhan kilometer menuju pusat kota guna mencari klarifikasi terkait beasiswa yang dijanjikan.
Sayangnya, sesampainya di sana, saya tidak memperoleh jawaban yang pasti.
"Justru saya diarahkan untuk kembali mencari informasi lebih lanjut, tanpa ada kejelasan yang dapat dipegang," tulis Derlin.
Di akhir ceritanya, Derlin lalu berpesan kepada warganet untuk tidak terlalu berharap kepada sesama manusia.
"Melalui pengalaman ini, saya ingin berbagi pelajaran berharga bahwa berharap sepenuhnya kepada manusia seringkali berujung ketidak pastian.
Bukan berarti menyalahkan siapa pun, dan tentu bukan untuk mengemis belas kasihan.
Saya hanya berharap cerita ini dapat menjadi refleksi bagi siapa pun yang membacanya, agar tetap kuat, mandiri, dan terus berjuang dengan kemampuan sendiri," tulis Derlin.
Diketahui, Derlin sempat berbicara mengenai kisahnya ke Tribun Jakarta.
Saat itu, Ia bercerita, hampir setiap hari dia bangun jam 1 pagi untuk membuat kue-kue yang akan ia jual.
Tanpa dibantu siapa-siapa, Derlin membuat donat, bakpao, hingga basreng.
"Iya jam 1 (bangun), kalau enggak gitu nanti takut kesiangan, apalagi bikin donat sama bakpao harus nunggu ngembang dulu."
"Kadang bangun jam segitu aja suka telat juga," ucap Derlin kepada Tribun Jakarta, Minggu (28/5/2023).
Karena sangat lelah, tak jarang Derlin tertidur di dalam kelas.
"Pernah juga pas mata pelajaran MTK aku ketiduran saking capeknya."
"Dan pas bangun muka aku penuh sama sepidol pak guru," kata Derlin sambil tertawa.
Derlin lalu mengaku, keuntungan hasil berdagang ia tabung dan digunakan untuk jajan sekolah.
Tak cuma itu, Derlin kadang menggunakan uangnya untuk membeli beras dan kebutuhan sehari-hari lainnya.
Ia juga memberikan hasilnya ke ibunda.
"Untuk hasil jualan sebagian saya tabung dan sebagian dipakai kebutuhan sehari-hari seperti beli beras, sabun cuci, dan lauk."
"Kalau misal mama belum ada uang buat ngasih," papar Derlin.
Derlin kemudian mengaku, tak jarang ia tidur hanya satu jam.
"Mulai tidurnya itu tergantung ada enggaknya pekerjaan aja," ucap Derlin.
"Kalau misal ada tugas sama bikin basreng, baru bisa tidur jam 11."
"Pernah juga tidur cuma 1 jam dan alhamdulilahnya Allah selalu kasih aku kesehatan," imbuhnya.
Kerja keras Derlin rupanya kadang tak sebanding dengan keuntungan yang ia dapat.
Namun Derlin tetap bersyukur.
Tak pernah sekalipun bocah yang seharusnya masih fokus belajar ini mengeluh.
"Paling besar pernah sampai Rp100 ribu dan itu ngerasa bahagia banget. Pernah juga cuma dapet untung Rp30 ribu karena enggak habis," tulis Derlin.
Lebih lanjut Derlin bercerita, selama ini ia tinggal di rumahnya sendirian.
Derlin mengaku, kedua orang tuanya sedang merantau ke Depok.
"Sekarang tinggal di rumah sendirian karena mama dan papa merantau ke Depok," kata Derlin.
Remaja yang mulai berdagang sejak kelas 3 SD ini kemudian membeberkan cita-citanya.
"Cita-cita saya pengin memiliki suatu perusahaan yang mengurangi angka pengangguran," ucap Derlin.
Derlin bercerita, orang tuanya sempat terkena musibah, yakni usaha yang mereka jalani hampir bangkrut.
Hal tersebut membuat orang tua Derlin tak lagi mampu memberikannya uang jajan sekolah.
Selama di sekolah, Derlin hanya bisa menatap teman-temannya jajan.
Derlin lalu memutar otak agar bisa menghasilkan uang sendiri.
Akhirnya ia memutuskan untuk menjual aneka kue di sekolahnya.
Modal Derlin untuk berdagang pertama kali didapat dari hasil ia menjual kelinci-kelinci peliharaan kesayangannya.
"Orang tua saya kena musibah usahanya hampir bangkrut, dan setiap kali saya sekolah saya tidak dikasih uang jajan."
"Dan pada akhirnya saya berpikir, 'Gimana kalau jualan aja, supaya bisa jajan kayak orang-orang?'," ucap Derlin.
"Akhirnya saya menjual kelinci-kelinci yang saya pelihara untuk dijadikan modal."
"Setelah lulus MTs saya masuk MAN, dan langsung jualan."
"Alhamdulilah saya sekarang bisa jajan," imbuhnya.
Derlin lalu bercerita, ia bisa membuat kue-kue karena belajar dari video di YouTube dan diajari sang ibu.
"Belajar dari YouTube, separuh lagi dari mama," tutur Derlin.
Harga kue-kue yang dijual Derlin bervariatif, namun terbilang sangat murah.
"Harganya Rp1.000 sampai Rp2.000," kata Derlin.
Derlin mengaku, orang tuanya selalu mendukung dirinya yang memutuskan untuk berdagang sambil bersekolah.
"Orang tua saya sih selalu support terus, selama yang dilakukan masih di batas wajar," ucap Derlin.
Sementara itu dari pihak sekolah juga memberikan izin kepada Derlin untuk berjualan.
"Sekolah saya juga sama selalu mendukung," kata Derlin.
"Asalkan jangan terlalu berlebihan, dalam artian harus bisa membagi waktu, ketika belajar ya belajar, ketika jualan ya jualan begitu," imbuhnya.
Derlin kemudian memberikan pesan kepada anak-anak muda Indonesia yang lain.
Menurutnya, anak muda harus bisa melawan gengsinya apabila ingin mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
"Saya berpesan, hilangkan rasa gengsi karena gengsi adalah musuh terbesar untuk anak muda," kata Derlin.