TRIBUNJATIM.COM - Beratnya hidup seorang pria warga Manggarai, Jakarta Selatan setelah menjadi kurir antar paket.
Riskana menceritakan beratnya jadi kurir paket karena pendapatan tak menentu.
Ternyata selama menjadi kurir upah yang ia terima sebesar Rp 1800 per paket.
Semakin banyak paket yang diantar maka akan semakin besar keuntungan yang didapatkannya.
Riskana tak memiliki pilihan lain dalam pekerjaan lantaran ia yang terbentu usia dan ijazahnya.
Riskana (42), warga Manggarai, Jakarta Selatan, memilih tetap bekerja sebagai kurir paket meskipun pendapatannya tidak menentu. Usia yang tak lagi muda membuatnya kesulitan mencari pekerjaan lain.
Riskana mengungkapkan, ia dibayar Rp 1.800 untuk setiap paket yang berhasil diantar hingga ke tangan penerima.
"Itu satu paket hitungannya Rp 1.800. Tapi untuk yang tiga kilo ke atas itu tarifnya Rp 5.500, cuma bayarnya per bulan dikalkulasi," ujar Riskana saat diwawancarai di kediamannya, Rabu (21/5/2025) malam.
Sebagai contoh, jika dalam sebulan ia mengantar 2.000 paket, maka penghasilannya sekitar Rp 3.600.000.
Namun, jumlah penghasilan tersebut sangat bergantung pada banyaknya pesanan di wilayah antarannya.
Riskana menyebutkan, dalam sebulan paling banyak ia bisa mengantar hingga 2.500 paket.
"Kemarin mengantar 2.500 paket menerima Rp 5.025.000. Karena itu kan ada paket yang beratnya tiga kilo ke atas juga," jelasnya.
Selain gaji sebagai pendapatan utama, kurir juga bisa mendapatkan bonus tambahan saat tanggal merah atau hari besar.
"Kaya tanggal merah atau hari besar ada insentif Rp 200.000, tapi harus mengantar 50 paket. Kalau enggak 50 paket, gugur," tutur Riskana.
Semakin banyak paket yang diantar, semakin besar pula penghasilan yang diterima. Sebaliknya, ketika jumlah pesanan menurun, pendapatan pun ikut berkurang.
Tak hanya itu, gaji yang diterima kurir pun kerap mengalami potongan untuk membayar deposit.
Setiap kurir yang baru bergabung diwajibkan membayar deposit sebesar Rp 3 juta sebagai bentuk jaminan jika terjadi pelanggaran, seperti membawa kabur paket atau uang COD.
Pembayaran deposit ini dapat dicicil dan akan dipotong dari gaji setiap bulan.
"Misalnya bulan ini menerima Rp 2 juta, dipotong depositnya Rp 200.000, kalau Rp 5 juta dipotong Rp 500.000, jadi 10 persen dipotongnya," jelas Riskana.
Setelah jumlah deposit mencapai Rp 3 juta, pemotongan gaji akan dihentikan. Uang deposit tersebut akan disimpan oleh pihak ekspedisi selama kurir masih bekerja.
Jika suatu saat kurir memutuskan berhenti, uang deposit akan dikembalikan.
"Dibalikin kalau resign uangnya, tiga bulan setelah resign baru cair itu deposit," tambahnya.
Riskana juga menceritakan bagaimana dirinya kerap kali ditolak bekerja di tempat lain lantaran terbentur usia yang sudah tak muda hingga ijazahnya yang hanya tamatan SMA.
Dengan usia yang sudah mencapai kepala empat dan pendidikan yang hanya sebatas sekolah menengah atas (SMA), ia merasa kesulitan mencari pekerjaan lain.
"Karena faktor usia, sulit cari kerja yang lain. Kalau jadi kurir kan gampang," jelas Riskana saat diwawancarai Kompas.com di kediamannya yang berada di Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu (21/5/2025) malam.
Riskana mengungkapkan bahwa pendapatan sebagai kurir paket memang tidak menentu. Meskipun begitu, ia selalu berusaha melakukannya dengan ikhlas dan giat.
Setiap kali mengantarkan satu paket ke rumah pelanggan, ia menerima upah sebesar Rp 1.800.
Untungnya, ia ditempatkan untuk mengantarkan paket di daerah yang sesuai dengan domisilinya, yaitu RW 07, Manggarai, Jakarta Selatan.
"Satu kurir itu, memang megangnya satu RW," ucap Riskana.
Setiap pagi Riskana akan mengambil paket-paket warga RW 07 di gudang ekspedisinya yang berada di Tebet.
Biasanya paket-paket itu sudah disortir berdasarkan RW dan diletakkan di lemari khusus, sehingga Riskana tinggal mengangkutnya.
Tidak ada target khusus terkait jumlah paket yang harus diantar dalam sehari.
Namun, semua paket yang ada di lemari atau gudang harus diantar dalam satu hari hingga kosong.
"Targetnya sampai kosong aja lemarinya. Kalau misalnya sisa, ya, pulangin lagi. Karena kan ada empat rit sehari. Rit pertama, pagi. Kedua jam 14.00 WIB, ketiga sore, keempat malam," tutur Riskana.
Sebagai contoh, jika dalam satu hari ada 100 paket yang harus diantar ke RW 07, Riskana harus mengantarkan semuanya pada hari itu juga.
"Misalnya, ada 100 paket buat di RW 07, ya, harus saya yang ngantar paket. Pokoknya sehari ada berapa paket yang masuk, harus saya antar hari itu juga," jelas Riskana.