SURYA.CO.ID - Viralnya video yang memperlihatkan perjuangan Risma, guru di Jambi menyeberangi jembatan rusak demi ke sekolah, berbuntut panjang.
Guru Risma, yang merekam dan mengunggah video tersebut ke media sosial, kini justru menyampaikan permintaan maaf.
Hal ini dilakukan setelah dirinya mendapat tanggapan kurang menyenangkan dari Bupati Merangin, M Syukur.
Dalam video permintaan maafnya, Guru Risma mengaku, tak bermaksud menyudutkan pihak mana pun.
Dirinya hanya ingin menceritakan pengalaman pribadi selama menyeberangi jembatan tersebut.
Permintaan maaf yang dibuat Guru Risma pun turut viral di media sosial.
Tak sedikit yang menduga bahwa Guru Risma mendapat tekanan sehingga membuat video permintaan maaf itu.
Menanggapi hal tersebut, M Syukur menilai, sudah sewajarnya Guru Risma meminta maaf atas kegaduhan dari video yang dibuatnya.
Menurutnya, para guru tersebut berkemungkinan sudah menyadari adanya perbedaan antara realita dengan pemberitaan yang berkembang atas unggahan mereka yang viral di medsos.
Awal Video Viral
Risma, guru asal Desa Simpang Limbur, Kabupaten Merangin, Jambi ini merekam momen ketika menyebrangi jembatan rusak.
Video itu direkam, Rabu (7/5/2025).
Awalnya, Risma memperlihatkan persiapan sebelum berangkat ke sekolah.
Dia mulai bersiap sejak subuh. Ia membawa tas berisi berkas dan lembar ujian siswa kelas VI.
Bersama tiga guru lain, Guru Risma menuju jembatan gantung yang menghubungkan Desa Simpang Limbur dan Desa Limbur Merangin menggunakan motor matik.
Setiba di lokasi, mereka terkejut. Lantai jembatan sepanjang 144 meter itu bolong di bagian tengah. Hanya tersisa tali sling sebagai pijakan dan pegangan.
Di bawahnya, Sungai Batang Merangin mengalir deras.
Spanduk di dekat jembatan berisi peringatan, ada buaya buas.
Kondisi tersebut menyebabkan Risma dan teman-temannya harus berdiskusi sebelum mengambil keputusan.
“Sebenarnya ya takut. Kita sempat diskusi, apakah tetap nekat (melintas) atau tidak."
"Tetapi, ada satu teman kita yang tidak bisa berenang, termasuk saya, memutuskan tidak menyeberang. Namun saya dan yang lain nekat," kata Risma saat diwawancarai Kompas.com.
Dia meraih tali sling jembatan dan mulai berjalan menyamping, bergelantungan di tepi jembatan seolah-olah sedang meniti batas antara hidup dan mati.
Setiap langkahnya diiringi dengan doa.
“Aduh, pokoknya setiap melangkah itu nyebut mas, Allahuakbar, Allahuakbar gitulah,” ungkap Risma mengingat kembali momen menegangkan itu.
Risma mengaku ada jalur alternatif yang lebih aman. Namun, kondisinya jauh lebih sulit saat musim hujan, sehingga membuat waktu tempuh semakin lama.
“Ini tentang tanggung jawab, Mas. Pukul 7.30 anak-anak sudah di dalam ruangan, dan pukul 08.00 WIB ujian sudah dimulai. Ya, mau gimana lagi,” jelasnya.
Setelah melewati bagian jembatan yang rusak, Risma dan rekannya akhirnya tiba di sisi yang utuh.
Campuran antara sedih, haru, dan lucu membuatnya dan teman-temannya tertawa setelah berhasil keluar dari situasi yang mengancam jiwa.
“Ini benar-benar pengalaman seumur hidup, Mas. Setelah sampai di tengah jembatan yang masih utuh, kita ketawa, lucu bercampur semuanya, Mas. Sekali lagi, ini tentang tanggung jawab,” ungkapnya.
Respon Sinis Bupati Merangin
Mengetahui video viral milik Guru Risma, Bupati Merangin justru memberikan respons tak terduga.
Ia menyebut, seharusnya para guru mengetahui ada jalur alternatif lain, serta bahwa jembatan sebenarnya tengah direnovasi.
"Terkait video itu (klarifikasi guru), saya tidak pernah minta ya. Cuma maksud saya, saya telepon Pak Kades dan meminta supaya dijelaskan kebenarannya bagaimana, jangan seolah-olah kita ini mendzalimi guru-guru," ujar Syukur, Kamis (15/5/2025).
Syukur menilai bahwa kejadian itu terjadi karena guru datang lebih pagi sebelum para tukang jembatan tiba di lokasi, dan mereka tidak membaca pengumuman bahwa jembatan tidak bisa dilalui.
"Mungkin tukangnya terlambat datang, nah ibu gurunya mungkin buru-buru, mau nyeberang."
"Kemudian langsung didokumentasikan, menurut dia kan untuk pribadinya dia, tapi diupload ke media sosial, sehingga muncul berbagai spekulasi," tambahnya.
Ia menjelaskan bahwa dana perbaikan jembatan sebesar Rp 200 juta berasal dari Dana Desa dan ditargetkan selesai dalam 10 hari.
Ia juga menyebut ada jalur alternatif lain yang bisa dilalui mobil, meski kondisi jalannya masih baru dan belum optimal.
Namun, pernyataan ini dibantah Risma.
Ia menyebut jalur alternatif yang dimaksud dalam kondisi rusak berat, terutama saat musim hujan.
"Wah, kalau bapak mau tahu gimana jalan alternatifnya, bapak datang saja ke sini, lihat sendiri, layak atau tidak dilalui," kata Risma.
Ia menggambarkan kondisi jalur tersebut yang penuh lumpur dan genangan air bisa mencapai satu meter di lubang bekas roda mobil.
"Kalau lewat sana, bisa-bisa kami tidak sampai di madrasah, lokasi anak-anak kami ujian," tambahnya.
Risma juga mengaku sempat diminta membuat klarifikasi oleh seseorang yang mengaku dari media, namun ia tidak tahu jelas siapa pihak tersebut.
"Aduh, gak tahu saya siapa, yang pasti bilangnya dari media. Jujur, sudah terlalu banyak media, saya gak tahu lagi siapa," katanya.
Tanggapan Kepala Desa
Sementara penjabat (Pj) Kepala Desa Limbur Merangin, Sargawi, menyatakan bahwa jembatan tersebut dalam kondisi rusak, dengan beberapa bagian lantai keropos.
Dia menjelaskan, kegiatan belajar mengajar dipindahkan ke gedung Madrasah demi keselamatan siswa.
“Kan kalau anak-anak sangat bahaya kalau menyeberang. Maka, kita putuskan gurunya yang datang ke sini,” kata Sargawi.
Terkait video viral tersebut, Sargawi menambahkan bahwa guru melintas saat hari pertama perbaikan jembatan setelah tali slingnya putus.
Pihak desa sudah menyiapkan perahu sebagai transportasi sementara hingga jembatan selesai diperbaiki.
“Ini sudah berlangsung selama sembilan hari. Kerusakan pertama kali diketahui pada Selasa 6 Mei 2025 lalu, dan perbaikannya menggunakan dana desa,” jelasnya.
Melalui pengalaman ini, Risma menunjukkan bagaimana pengabdian seorang guru tidak hanya terbatas pada ruang kelas, tetapi juga melibatkan pengorbanan dan keberanian dalam menghadapi tantangan demi masa depan anak-anak yang mereka ajar.
Jembatan Sudah Diperbaiki
Setelah perjuangan panjang dan viralnya video yang menyentuh banyak hati, guru-guru di Desa Simpang Limbur dan Desa Limbur Merangin, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, akhirnya tak perlu lagi mempertaruhkan nyawa untuk mengajar.
Jembatan gantung yang menjadi satu-satunya akses utama mereka kini telah diperbaiki dan bisa kembali dilalui sejak Minggu (18/5/2025) sore.
Kepastian ini disampaikan oleh Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 117, Abdullah Hadi, pada Selasa (20/5/2025).
"Sudah bisa dilalui sejak hari Minggu," tulis Abdullah singkat melalui pesan WhatsApp.
Klik di sini untuk untuk bergabung