Berikut daftar aset keluarga Lukminto, pemilik PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) yang kini menjadi sorotan setelah kabar penangkapan Komisaris Utama PT Sritex, Iwan Setiawan Lukminto oleh Kejaksaan Agung.

Diketahui, Kejagung telah menangkap Iwan Setiawan Lukminto di Solo, Jawa Tengah, Selasa (20/5/2025) malam.

Kabar ini dibenarkan Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Khusus (JamPidsus) Febri Adriansyah.

"Betul. (Penangkapan) malam tadi di tangkap di Solo," kata Febri saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (21/5/2025).

Meski begitu, Febri belum menjelaskan perihal kronologi penangkapan terhadap Iwan tersebut.

Iwan Setiawan Lukminto ditangkap karena diduga terkait kasus pemberian kredit bank.

Hal itu diungkap Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (1/5/2025).

"(Dugaan korupsi) dalam hal pemberian kredit bank kepada Sritex," jelas Harli.

Sritex Tutup

Diketahui, PT Sritex, perusahaan tekstil itu telah berhenti beroperasi pada Sabtu 1 Maret 2025.

Penutupan ini dilakukan karena Sritex mengalami kebangkrutan dan tak mampu melunasi utangutangnya yang disinyalir mencapai Rp 30 triliun.

Sebelum tutup permanen, Sritex resmi dinyatakan pailit pada Rabu 23 Oktober 2024 setelah Pengadilan Negeri Niaga Semarang mengabulkan putusan PT Indo Bharat Rayon. 

Atas kondisi ini, perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara yang berdiri sejak tahun 1966 itu terpaksa melakukan PHK kepada lebih dari 10 ribu karyawannya yang tersebar di sejumlah perusahaan grup Sritex.

Gurita Bisnis Keluarga Lukminto

Sritex bukan hanya satusatunya bisnis keluarga Lukminto.

Keluarga Lukminto memiliki berbagai bisnis hingga mampu dijuluki sebagai keluarga tersohor di Solo, Jawa Tengah.

Gurita bisnis keluarga ini tidak hanya di bidang tekstil.

Keluarga Lukminto tetap memiliki berbagai sumber pendapatan lain yang untuk menjaga kondisi finansial mereka tetap stabil.

Berikut aset keluarga Lukminto yang masih bisa ditemui keberadaannya.

Sebelum pada akhirnya Sritex gulung tikar, perusahaan tekstil raksasa ini pernah merajai Asia Tenggara.

Diketahui, Sritex resmi menghentikan seluruh operasionalnya pada akhir Februari lalu setelah lebih dulu dinyatakan pailit.

Sritex memiliki utang hingga Rp 25 triliun ke berbagai bank dalam dan luar negeri.

Sritex awalnya didirikan pada 1966 dan berkembang pesat di dunia ekspor impor.

Keluarga Lukminto membawa Sritex ke kejayaan dan merajai berbagai pasar internasional.

Perusahaan ini menyediakan seragam untuk NATO dan tentara Jerman. 

Sritex juga memproduksi pakaian untuk merekmerek ternama seperti Uniqlo, Zara, JCPenney, New Yorker, Sears, dan Walmart.

Sejak 2007, Sritex dipimpin oleh putra sulung Lukminto, Iwan Setiawan Lukminto hingga diturunkan ke Iwan Kurniawan Lukminto.

Sejak 2021, Sritex mengalami kerugian berturutturut selama empat tahun dan akhirnya dinyatakan bangkrut.

Peristiwa ini berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) massal bagi seluruh karyawan perusahaan yang berbasis di Sukoharjo, Jawa Tengah.

Aktivitas buruh di pabrik tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (24/10/2024). (dok. Sritex)

Selain di dunia tekstil, keluarga Lukminto juga memiliki Gedung Olahraga (GOR) Sritex di Solo.

GOR ini menjadi lokasi utama untuk pertandingan bola voli, basket, dan acara olahraga lainnya. 

Tak hanya itu, GOR Sritex juga digunakan untuk berbagai event, seperti Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII yang akan diadakan di Solo pada 2024.

FOX’S Indonesia Para Badminton International 2023 berlangsung di di GOR Sritex Arena, Solo, pada tanggal 5 10 September 2023. (Dok. Megapro Communiation)

Bisnis keluarga Lukminto juga merambah ke dunia pariwisata.

Keluarga Lukminto melalui anak perusahaan PT Wisma Utama Binaloka, memiliki sekitar sepuluh hotel di berbagai lokasi, termasuk Solo, Yogyakarta, dan Bali.

Beberapa hotel sampai hari ini masih beroperasi yakni Diamond Hotel, Grand Orchid, @Hom, Holiday Inn Express di Yogyakarta dan Bali, serta Horison dan Solo Mansion.

Pada 2013, Sritex terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hotel Horison (ist)

 Keluarga Lukminto juga memiliki aset berupa karyakarya seni yang luar biasa.

Karyakarya ini awalnya hanya disimpan sebagai koleksi keluarga Lukminto.

Namun kini, karyakarya ini ditempatkan di sebuah museum yang diberi nama Tumurun Private Museum.

Hingga akhirnya keluarga Lukminto membuka museum pribadi ini menjadi museum terbuka untuk umum.

Museum yang berdiri di Surakarta ini memamerkan seni instalasi, seni kontemporer, lukisan, dan koleksi mobil antik. 

Tak mainmain, koleksi lukisannya beraneka ragam bahkan lukisan Affandi dan lukisan Dullah juga tersimpan rapi di sini.

Pendirian museum ini merupakan bentuk penghormatan kepada Lukminto, sang ayah, yang juga seorang kolektor seni.

Koleksi di Tumurun Private Museum, Solo, Jawa Tengah yang menjadi salah satu spot foto Instagramable. (TribunTravel/Yurokha)

Selain bisnis tekstil, keluarga Lukminto juga terlibat dalam industri kertas.

Bisnis ini dikelola melalui PT Sriwahana Adityakarta Tbk (SWAT).

Adapun produk kertas yang dibuat di antaranya karton box, paper tube, dan paper cone.

Keluarga Lukminto juga terlibat dalam investasi dan perdagangan grosir melalui perusahaan Golden Legacy Pte Ltd dan Golden Mountain Textile, Trading Pte Ltd yang beroperasi di Singapura.

Perusahaanperusahaan ini berfokus pada investasi dan perdagangan barang grosir.

Dengan adanya perusahaan in memperluas portofolio bisnis mereka ke sektor internasional.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunMedan.com dengan judul Nasib Sritex Gulung Tikar, Ini Daftar Aset Iwan Kurniawan Lukminto yang Tersisa

Baca Lebih Lanjut
Sosok Iwan Lukminto Bos Sritex yang Ditangkap Malam Tadi di Solo oleh Kejaksaan Agung
Tribunnews
Ketua PT DKI Diperiksa Kejagung Terkait Perintangan Kasus Impor Gula-Timah
Detik
Tom Lembong Soal Istri Diperiksa Kejagung: Kalau Ada Masalah Dengan Saya, Tak Usah Bawa Keluarga
Tribunnews
Sosok Anggoro Eko Cahyo, Dirut Baru BSI, Bankir hingga Eks Dirut BPJS Ketenagakerjaan
Tribunnews
Kejagung Periksa Eks Dirjen Migas ESDM dan 8 Saksi Lainnya Terkait Kasus Tata Kelola Minyak Mentah
Tribunnews
Cerita Iwan Kurniawan yang Terperanga Tatkala 350 Tanaman Anggreknya Serentak Berbunga
Timesindonesia
Sidang Tom Lembong, Terungkap Data Keuangan PT Angles Products Terbakar, Data Cadangan Kena Virus 
Tribunnews
Induk di China Krisis, Neta Jamin Bisnis dan Operasionalnya di RI Berjalan Aman
Detik
Ada Cuan di Balik Bisnis Kloset Bekas
Detik
KAI Mau Kembangkan Aset di Bandung hingga Surabaya, Ini Bocorannya
Detik