TRIBUNSOLO.COM - Kasus Covid-19 di Singapura dan Hong Kong beberapa hari belakangan kembali merebak.

Jumlah kasus Covid-19 ini memang separah masa puncak pandemi dulu.

Meski demikian, lonjakan kasus tersebut membuat kesehatan di kedua negara angkat bicara dan menjelaskan penyebabnya.

Alasan utama disebutkan karena menurunnya kekebalan kelompok atau imunitas masyarakat terhadap virus Covid-19. 

Selain itu, jumlah lansia yang menerima vaksin booster juga semakin berkurang, sehingga mereka menjadi lebih rentan terhadap infeksi.

Kementerian Kesehatan Singapur merilis tidak ada indikasi bahwa varian virus yang beredar kali ini lebih menular atau menyebabkan penyakit lebih parah dibanding varian sebelumnya.

Meski demikian, data menunjukkan, kasus Covid-19 di Singapura pada pekan yang berakhir 3 Mei 2025 mencapai sekitar 14.200 kasus, naik dari 11.100 kasus pada pekan sebelumnya. 

PERAWAT BERTUGAS. Tenaga kesehatan melakukan perawatan terhadap pasien Covid-19 di RSUD Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/2/2021). Berikut ucapan hari perawat nasional 2025. (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)
PERAWAT BERTUGAS. Tenaga kesehatan melakukan perawatan terhadap pasien Covid-19 di RSUD Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/2/2021). (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Rata-rata pasien yang dirawat di rumah sakit juga meningkat dari 102 menjadi 133 orang per hari. 

Sedangkan di Hong Kong, kenaikan kasus terlihat dari peningkatan kadar virus Sars-CoV-2 dalam sampel limbah serta meningkatnya persentase hasil tes positif Covid-19 dari sampel pernapasan. 

Pada pekan yang berakhir 10 Mei, tingkat positif Covid-19 mencapai 13,66 persen, naik drastis dibandingkan 6,21 persen empat minggu sebelumnya. 

Kasus berat yang tercatat mencapai 81 dengan 30 kematian, yang mayoritas dialami oleh lansia dengan kondisi kesehatan yang buruk.

Fenomena ini membuat banyak pihak bertanya-tanya akan kemungkinan Covid-19 mulai menjadi penyakit musiman seperti flu biasa. 

Menurut Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong, sejak aktivitas normal kembali berjalan, mereka mencatat dua periode aktif Covid-19 yang berlangsung cukup lama, yaitu dari April hingga Juli 2023 selama sekitar 15 minggu, dan Februari hingga Maret tahun ini selama sekitar 7 minggu. 

Aktivitas virus kembali meningkat sejak pertengahan April 2025, sekitar empat minggu yang lalu.

Imbauan Kemenkes RI

Dilansir dari Tribunnews.com, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengimbau masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan.

Meski situasi di Indonesia dinyatakan masih aman, tetapi peningkatan mobilitas warga yang akan bepergian ke luar negeri dinilai dapat menimbulkan risiko.

Peringatan tersebut dikeluarkan seiring digelarnya sejumlah agenda internasional yang berpotensi mendorong perjalanan lintas negara, salah satunya konser Lady Gaga di Singapura pada 18 Mei 2025 lalu.

“Di tengah dinamika global, kami ingin menyampaikan bahwa kondisi di Indonesia tetap aman,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan, Aji Muhawarman, dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (19/5/2025), dilansir Kompas TV.

Adapun, varian Covid-19 yang tengah bersirkulasi di Singapura merupakan turunan dari varian JN.1, disebut tidak menyebabkan peningkatan tingkat keparahan kasus. 

Namun, peningkatan jumlah kasus tetap terjadi, terutama akibat menurunnya imunitas kelompok masyarakat.

Dia menegaskan, lonjakan ini masih tergolong sebagai pola musiman dan belum menunjukkan kondisi yang membahayakan secara umum.

“Surveilans penyakit menular, termasuk Covid-19, terus kami perkuat, baik melalui sistem sentinel maupun pemantauan di pintu masuk negara,” ujar Aji.

(*)

Baca Lebih Lanjut
Gelombang Baru COVID Hantui Asia, Kasusnya Naik Lagi di Hong Kong dan Singapura
Detik
Jurus Indonesia Sikapi Melambungnya Kasus Covid-19 di Asia
Detik
Kasus COVID-19 di Singapura Ngegas Lagi, Warga Diimbau Kembali Pakai Masker
Detik
BPOM RI Bicara Kemungkinan Izinkan Vaksin Baru usai COVID-19 Naik Lagi di Singapura
Detik
RI Tak Alami Lonjakan COVID Seperti Singapura, Betulan Aman atau Sudah Jarang Tes?
Detik
COVID-19 di Singapura Melonjak Lagi, Tembus 14 Ribu Kasus dalam Sepekan
Detik
Ini Gejala Varian LF.7 dan NB.1.8, 'Biang Kerok' Kenaikan Kasus COVID di Singapura
Detik
Bukan Cuma Singapura, Thailand Ikut Catat Lonjakan Kasus COVID-19
Detik
Kata Epidemiolog soal Varian COVID yang Merebak di Singapura, Beneran Lebih 'Ganas'?
Detik
COVID-19 di Singapura Melonjak Imbas Varian Baru, Banyak Warga Keluhkan Gejala Ini
Detik