Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI - Warga bernama Wiwik Dwi Pujiarti kecewa dengan pelayanan perusahaan ekspedisi lantaran paket berisi emas seberat 75 gram miliknya diduga hilang saat pengiriman.
Dia menceritakan, baru-baru ini ia melakukan pembelian emas yang dikirim masing-masing dari dua tempat berbeda melalui jasa perusahaan ekspedisi.
"Dua paket sekaligus hilang, dari Depok 25 Gram, dari Tangerang 50 Gram, di sini ada dugaan kalau paket saya dicuri," kata Wiwik.
Wiwik menjelaskan, dua paket berisi emas miliknya tak kunjung tiba sampai waktu yang diestimasikan pada Senin (5/5/2025).
"Kalau sesuai resi itu estimasi pengantaran tanggal 5 Mei jam 8 sampai jam 14.00 saya cek jam 14.00 itu ternyata paket masih berhenti di PH Bekasi (perusahaan ekspedisi)," jelas dia.
Tak hanya melacak kedua paket miliknya melalui nomor resi, Wiwik bahkan mendatangi kantor layanan perusahaan ekspedisi yang ada di Jalan Sultan Agung, Kota Bekasi.
"Karena di hari Minggu (11/5) saya lihat di PH Bekasi paket saya masih ada, tapi sesampainya di PH Cikarang, hari Senin (12/5) Pagi sudah tidak ada," ungkapnya.
Wiwik juga telah mengajukan komplain, tapi perusahaan ekspedisi yang mengirim paketnya justru mengarahkan agar menggunakan layanan klaim asuransi.
"Saya tidak mau diganti asuransi karena klaim asuransinya tidak menutup kerugian saya, total kerugian 75 gram emas, kalau ditaksir sekitar Rp150 juta," terangnya.
Melalui kuasa hukumnya, Wiwik telah melayangkan surat somasi ke perusahaan ekspedisi agar memberikan penjelasan terkait paket berisi emas miliknya.
"Kalau memang hilang saya mau tahu kronologi seperti apa, saya pengen lihat bukti-bukti dan saya mau pertanggungjawaban," jelas dia.
Penasihat hukum Wiwik, Riki Kelly menambahkan, pihaknya sudah melayangkan surat somasi dan menunggu jawaban perusahaan ekspedisi. Jika dalam kurun waktu yang ditentukan tidak ada itikad baik, pihaknya bakal menempuh jalur hukum.
"Kita akan coba menempuh jalur hukum, baik secara hukum pidana dan juga perdata. Tapi kami masih menunggu itikad baik dari mereka (perusahaan ekspedisi)," kata Riki.