TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Desa Jeblog adalah nama sebuah desa di Kecamatan Karanganom, Klaten, Jawa Tengah.
Desa Jeblog memiliki luas yang tak sebesar desa di Jawa pada umumnya, yakni hanya sekitar 72 hektare.
Lokasinya ada di sudut Kecamatan Karanganom yang berbatasan dengan wilayah Kecamatan Tulung dan Polanharjo.
Meskipun tidak terlalu luas, Desa Jeblog punya potensi wisata edukasi.
Selain itu, dari desa ini lahir band The Jeblogs yang terkenal di kalangan pecinta musik indie di Indonesia.
Asal-usul Desa Jeblog
Desa Jeblog diyakini pernah menjadi tempat tinggal para pekerja Pabrik Gula Ponggok pada era penjajahan Belanda.
Pemukiman di desa ini mulai tumbuh dan berkembang seiring dengan beroperasinya pabrik tersebut.
Letak Jeblog yang tidak jauh dari Umbul Ponggok—sebuah sumber mata air alami—menjadikannya lokasi strategis untuk permukiman para buruh.
Hampir seluruh kawasan di Desa Jeblog kala itu difungsikan sebagai perumahan bagi para pekerja pabrik gula, termasuk pekerja dari Belanda.
Bahkan, karena tinggal cukup lama, sebagian dari mereka ada yang menikahi warga lokal, membentuk ikatan budaya yang masih terasa hingga kini.
Selain sebagai tempat tinggal, desa ini juga berfungsi sebagai area logistik, salah satunya menjadi lokasi parkir lori pengangkut tebu dan hasil produksi gula.
Setelah Indonesia merdeka, aktivitas pabrik gula mulai meredup.
Para pekerja dari Belanda yang sebelumnya menetap di Desa Jeblog pun perlahan kembali ke negara asal mereka.
Bersamaan dengan itu, jejak kolonial di desa ini mulai menghilang sedikit demi sedikit.
Bangunan-bangunan yang dulunya berfungsi sebagai barak pekerja dan fasilitas penunjang pabrik kini nyaris tak bersisa.
Namun demikian, masyarakat Jeblog masih menyimpan memori tentang era tersebut, yang secara tidak langsung turut membentuk karakter dan sejarah lokal desa ini.
Selain dikenal sebagai permukiman pekerja pabrik, sisi timur Desa Jeblog pada masa lalu juga merupakan kawasan rawa.
Tanahnya begitu lembab hingga jika digores sedikit saja, air langsung merembes keluar.
Kondisi alam ini menjadi tantangan tersendiri bagi permukiman dan aktivitas warga, namun sekaligus menunjukkan potensi sumber daya air yang melimpah di daerah tersebut.
Kini, meski kondisi geografisnya telah banyak berubah, wilayah ini tetap dikenal sebagai daerah subur, terutama untuk pertanian padi—yang kemudian menjadikan beras Jeblog dikenal karena kualitas dan rasanya yang khas.
(*)