Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM,KUNINGAN - Kematian pangeran Paseban Djatikusumah yang menjadi perhatian kalangan warga adat di Kelurahan Cigugur dan sekitar. Diketahui memiliki misteri yang menjadi kekuatan keyakinan. "Iya, apalagi Rama Sepuh (Pangeran Djatikusumah) sebelumnya mengikuti perawatan medis di rumah sakit Cigugur.
Namun, saat tim medis melakukan tindakan medis berikutnya, beliau menolak hingga ngomong minta pulang," kata Oki Satrio yang kebetulan sebagai menantu dari almarhum Pangeran Djatikusumah saat berbincang tadi, Jum'at (16/5/2025).
Oki mengatakan, berdasarkan ketentuan dan kesepakatan keluarga dan warga adat. Rencana pemakaman akan dilangsungkan pada Hari Minggu (18/5/2025).
"Kenapa hari Minggu? Ternyata hari yang telah di pinta beliau saat masih hidup. Kemudian, soal penolakan pemasangan alat medis dalam tindakan kesehatan dan ngomong minta pulang. Maksudnya, pulangnya Rama Sepuh itu meninggalnya di rumah atau Paseban ini," katanya.
Berita sebelumnya, kabar duka atas kematian Pangeran Rama Djati Kusumah (92) tokoh budaya Paseban Tri Panca Tunggal, di Kelurahan / Kecamatan Cigugur, Kuningan. "Betul kang, beliau meninggalkan kita semua sekitar jam 10.10 WIB," kata Oki Satria yang kebetulan menantu almarhum Pangeran Djatikusumah saat di konfirmasi melalui sambungan selulernya, Jum'at (16/5/2025).
Sebelum kematian Pangeran Djatikusumah, kata Oki mengaku segenap kelurga dan keturunannya, mendapat wejangan serta nasihat tertentu. "Ya, sebelum meninggal. Kami mendapat wejangan dari beliau. Diantaranya, tetap harus menjaga kerukunan, melestarikan budaya berbasis kebhinekaan," kata Oki lagi.
Disamping itu, kata Oki mengaku dari kematian tokoh budaya Paseban Tri Panca Tunggal. "Bagi Tokoh budaya diluar Kuningan, baru di informasikan dan masuk dalam pemulasaraan," kata Oki seraya menambahkan bahwa untuk upacara pemakaman ini masih menjadi perbincangan internal keluarga.
Sementara, Iman (34) warga Kuningan mengaku sangat terkejut dengan kabar duka tersebut. Terlebih dalam waktu dekat, seremonial dan ritual Seren Taun 2025 sudah masuk jadwal pelaksanaan dan tersebar. "Tentu kami sangat kaget ya, semoga almarhum mendapat tempat nyaman. Kemudian, almarhum terkenal orang baik yang konsisten menjaga budaya," katanya. (*)