SURYA.CO.ID, SURABAYA – Universitas Airlangga (Unair) kembali menambah jajaran guru besarnya dengan mengukuhkan enam profesor dari Fakultas Farmasi pekan ini.
Rektor Unair, Prof Dr Mohammad Nasih MT Ak CA menyebut bahwa pengukuhan enam guru besar ini bukan hanya menjadi kebanggaan kampus, tetapi juga kontribusi nyata Unair bagi dunia kesehatan, baik di tingkat nasional maupun global.
“Hingga tahun ini, Unair telah mengukuhkan lebih dari 40 guru besar. Hari ini, enam profesor baru dari Fakultas Farmasi resmi dikukuhkan, menandai langkah maju Unair dalam memperkuat peran strategisnya di bidang kesehatan,” ujarnya, Jumat (16/5/2025).
Adapun keenam guru besar tersebut adalah Prof Dr apt Nuzul Wahyuning Diyah Dra MSi, Prof Dr apt Yulistiani Dra MSi, Prof Dr apt Dewi Isadiartuti Dra MSi, Prof apt Tutik Sri Wahyuni SSi MSi PhD, Prof apt Marcellino Rudyanto Drs MSi PhD, dan Prof apt Hadi Poerwono Drs PhD.
Prof Nasih menyoroti berbagai tantangan sektor kesehatan di Indonesia, terutama terkait tingginya biaya obat-obatan jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia.
Ia menilai, salah satu penyebab utama adalah ketergantungan Indonesia terhadap bahan baku obat impor yang mencapai lebih dari 90 persen.
“Ini menciptakan rantai nilai yang panjang, yang berujung pada harga obat yang mahal. Padahal, Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar,” katanya.
Ia juga menyinggung permasalahan efisiensi dalam sistem penyediaan obat nasional.
Menurutnya, masih banyak celah yang bisa diperbaiki, termasuk mendorong kemandirian farmasi nasional.
“Proses penyediaan obat kita masih terlalu panjang. Diperlukan terobosan dalam sistem, riset, dan pengembangan bahan baku lokal untuk mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri,” tegasnya.
Rektor Unair menambahkan bahwa pengukuhan enam guru besar baru ini diharapkan dapat menjadi motor penggerak dalam riset dan inovasi di bidang farmasi, serta memberikan solusi konkret untuk meningkatkan ketahanan dan efisiensi sektor kesehatan Indonesia.
“Guru besar kami bukan hanya memberikan gagasan, tetapi juga terlibat langsung dalam aksi nyata. Inilah wujud kontribusi Unair sebagai kampus yang berdampak bagi masyarakat dan dunia,” pungkas Prof Nasih.