Obesitas sentral belakangan menjadi perbincangan di balik pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin soal ukuran jeans melampaui 33 'lebih cepat menghadap Allah'. Seloroh viral Menkes Budi sebenarnya mengacu pada lebar lingkar perut seseorang.

Obesitas sentral didefinisikan pada lingkar perut pria yang berada di atas 90 sentimeter dan wanita melampaui 80 sentimeter. Pasalnya, mengacu data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, obesitas sentral termasuk lima faktor risiko terbanyak yang memicu tingginya beban penyakit tidak menular, seperti diabetes, hipertensi, masalah ginjal, hingga penyakit jantung.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dr Siti Nadia Tarmizi menyebut obesitas sentral tidak terukur melalui indeks massa tubuh (IMT) yang selama ini dikategorikan dengan gabungan hitungan tinggi juga berat badan.

Obesitas sentral melihat faktor risiko penumpukan lemak di perut, saat lemak sudah tidak bisa lagi tersimpan di bawah kulit, ia akan menempel di organ-organ dalam tubuh, termasuk hati hingga ginjal.

"Sudah jelas bahwa faktor risiko obesitas itu adalah nomor 4 di Indonesia, pertama tekanan darah, kadar gula atau diabetes melitus dan rokok. Ada 7 juta orang dengan kondisi obesitas," terang dr Nadia saat dihubungi detikcom Kamis (15/5/2025).

Apa yang terjadi pada tubuh saat lemak menempel di organ?

"Misalnya, kalau perlemakan di hati, itu bisa menyebabkan sirosis," jawab dr Nadia.

Sirosis terjadi saat jaringan hati yang sehat secara progresif digantikan oleh jaringan parut, menyebabkan kerusakan permanen pada organ hati.

Angka obesitas secara umum juga meningkat signifikan bahkan di kurun satu tahun terakhir mencapai 23 persen.

"Kalau obesitas itu dari tahun 2007, 2013, 2018, 2023, terus terjadi peningkatan. Dari 10 persen menjadi 14 persen, terus menjadi 21 persen dan 23 persen. Nah, kalau obesitas sentral juga sama," tuturnya.

Obesitas sentral meningkat lebih pesat dari semula 18,8 persen pada 2007, menjadi 36,8 persen pada 2023 dengan 56 persen lebih banyak terjadi pada perempuan dan pria 48 persen.

Meski begitu, angka tersebut tidak menggambarkan fatalitas obesitas sentral lebih berisiko 'menghantui' wanita, lantaran hanya menggambarkan insiden kasus. dr Nadia sekaligus menjelaskan pernyataan Menkes terkait ukuran jeans dan kematian dini, yang ditekankan hanya sebagai analogi.

"Itu untuk mempermudah saja, supaya apa? Sebenarnya kan kalau obesitas adalah penumpukan lemak, kalau kita terlalu berlebihan, lemaknya, ini tahulah pasti berarti risiko untuk stroke, ginjal itu juga jauh lebih besar," pungkasnya.



"Itu untuk mempermudah saja, supaya apa? Sebenarnya kan kalau obesitas adalah penumpukan lemak, kalau kita terlalu berlebihan, lemaknya, ini tahulah pasti berarti risiko untuk stroke, ginjal itu juga jauh lebih besar," pungkasnya.



Baca Lebih Lanjut
Cara Simpel Usir Visceral Fat, Disebut Menkes Bikin Pria 'Cepat Menghadap Allah'
Detik
Gaduh 'Jeans 33-34 Cepat Menghadap Allah', Menkes Buka Suara Jelaskan Maksudnya
Detik
Ada Benarnya, Idap Obesitas Sebelum Usia 30 Tahun 'Lebih Cepat Menghadap Allah'
Detik
Sudah 2 Ribu Warga RI Disuntik Vaksin TBC 'Bill Gates', Menkes Ungkap Kondisinya
Detik
Duh! Penjualan Mobil Bulan April di RI Ambruk, Terburuk Sepanjang 2025
Detik
Kata Ahli Metabolik soal Ukuran Jeans 33-34, Disebut Menkes Cepat Menghadap Allah
Detik
Menkes Bilang 'Jeans 33-34 Cepat Menghadap Allah', Ini Saran Dokter soal Obesitas
Detik
Realisasi Investasi RI Tembus Rp 465,2 T di Kuartal I 2025, Naik 15%
Detik
Fakta-fakta Risiko Kematian di Balik Ukuran Celana Jeans
Detik
Menkes Buka-bukaan Alasan Wabah Campak 'Menggila' di AS
Detik