Gelandang tengah AC Milan berusia 25 tahun Tijjani Reijnders kini menjadi rebutan di bursa transfer musim panas. Tercatat Manchester City dan Real Madrid sebagai dua tim besar yang tertarik merekrut pemain keturunan Maluku, Indonesia, tersebut.
AC Milan sendiri membandrol harga Tijjani Rejnders lebih dari 67 Juta Euro, sesuai rekor angka penjualan Kaka ke Real Madrid pada tahun 2009.
AC Milan hanya akan mendegarkan tawaran yang berada di atas angka tersebut, apalagi status Tijjani Reijnders yang baru perpanjang kontrak hingga tahun 2030.
Kemampuan Reijnders Melebihi Ekspektasi
Tijjani Reijnders mengembangkan karir sepakbolanya di Belanda dengan bermain di klub Belanda seperti RKC Waalwijk, PEC Zwolle, dan AZ Alkmaar sebelum bakatnya tercium oleh AC Milan dan rela membayar sebesar 20,5 Juta Euro pada tahun 2023.
Debut Tijjani Reijnders di AC Milan bisa dibilang melebihi ekspektasi. Di musim pertamanya, ia tampil di 50 pertandingan dan berhasil membawa AC Milan menjadi runner-up Liga Italia di belakang rival sekota Inter Milan.
Meskipun AC Milan di musim ini terseok-seok di Liga Italia karena hanya menempati peringkat kedelapan, namun penampilan Reijnders bisa dibilang tetap stabil.
Reijnders telah merasakan 3 kali pergantian pelatih di AC Milan selama dua tahun karirnya, tapi hal ini tidak mempengaruhi gaya bermainnya yang semakin berkembang.
Tijjani Reijnders mengalami perkembangan pesat sejak berada di AC Milan. Dia bisa bermain lebih bebas untuk maju ke depan saat menyerang, di saat bersamaan juga bisa menjadi gelandang box to box atau menjadi pengontrol permainan menyerang dan juga bertahan.
Sebagai gelandang tengah, Tijjani Reijnders total mencetak 15 gol di musim ini dan menjadi salah satu gelandang tengah paling produktif di Eropa untuk saat ini.
Salah satu Expert di Liga Italia, Aniello Luciano menilai kalau Tijjani Reijnders adalah gelandang terbaik di Liga Italia saat ini. Ia bahkan dinilai layak untuk jadi pemain terbaik di musim ini.
"AC Milan di musim ini tidak menarik, namun penampilan Reijnders mengalami kemajuan yang pesat karena peran taktis di tim yang membuatnya beradaptasi dari menjadi playmaker di awal kedatangan sekarang juga bisa menjadi pengatur permainan di berbagai rezim kepelatihan," jelas Aniello.
Tijjani Reijnders diibaratkan sebagai lem perekat antara lini tengah dan serangan, baik saat memegang bola maupun saat melakukan pergerakan tanpa bola.
Tijjani Reijnders yang diberikan kebebasan dalam bermain mampu memanfaatkan pergerakan yang dinamis dan kecerdasannya secara maksimal.
Visi bermain Reijnders luar biasa meskipun bukan sebagai playmaker murni baik, saat menjadi gelandang dalam formasi tiga sejajar di tengah maupun sebagai double pivot.
Reijnders punya visi untuk memberikan umpan yang beresiko karena selalu memberikan umpan progresi ke depan yang jika direbut lawan akan terjadi blunder.
Aniello Luciano menambahkan kalau Tijjani Reijnders punya kualitas bermain yang diatas rata-rata.
"Reijnders dapat mengekspresikan dirinya dengan baik di dalam tim dengan banyak menggerakan bola, bermain di ruang sempit, mampu mengatasi pressing lawan, dan menciptakan banyak ruang untuk menyerang," jelasnya.
Keunggulan Reijnders sebagai gelandang ialah umpan progresif dan pergerakan baik dengan bola maupun tanpa bola di sepertiga lapangan.
Namun Reijnders masih butuh untuk lebih terlibat lagi bersama timnya dalam permainan dan memaksimalkan efisiensi dalam permainan.
"Reijnders memiliki gaya bermain yang khas, ketika timnya menguasai permainan di lini tengah dan tidak perlu untuk menjaga kedalaman di belakang, maka dia (Reijnders) selalu bergerak ke depan untuk menyerang," jelas Expert Liga Italia, Aniello Luciano.
Dengan segala kemampuan dan ambisi yang dimiliki oleh pemain berusia 25 tahun tersebut, Reijnders bisa dikatakan sebagus itu dan layak untuk ditebus dengan harga mahal oleh peminatnya.