TRIBUNNEWS.COM - Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kebakaran yang menewaskan tiga balita, anak selebgram SA di Kelurahan Punggolaka, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (6/5/2025).
Terbaru, polisi telah memeriksa enam orang saksi dalam insiden tragis yang merenggut nyawa AZP (1), ANP (3), dan NW (3).
Dua dari enam saksi yang diperiksa merupakan ayah korban.
Selain itu, polisi juga memeriksa kekasih ibu korban, tetangga, serta anggota keluarga lain.
Sementara polisi belum melakukan pemeriksaan terhadap SA.
"Ibu korban belum kami periksa karena masih mendampingi anaknya yang tengah dirawat di rumah sakit akibat luka bakar," kata Kanit Reskrim Polsek Mandonga, Iptu Andry Irwanto, kepada TribunnewsSultra.com, Rabu (14/5/2025).
Selain pemeriksaan saksi, penyidik juga menunggu hasil uji forensik dari Laboratorium Polda Sulawesi Selatan.
Hasil itu akan menjadi dasar gelar perkara untuk menentukan ada tidaknya unsur pidana dalam tragedi tersebut.
"Jika ditemukan unsur pidana, maka akan kami tingkatkan ke tahap penyidikan," terangnya.
Sementara itu, Ketua RT setempat, Muhammad Nasrun (63), mengatakan saat kebakaran terjadi, warga tak melihat ada anak-anak di dalam rumah.
"Saat kebakaran, warga sempat melihat ke dalam rumah, dari dapur hingga kamar mandi. Namun, mereka tidak melihat anak-anak itu," kata Nasrun, Sabtu (10/5/2025).
Menurut Nasrun, kobaran api pertama kali terlihat membesar dari area dapur.
"Api awalnya membakar dari dapur, sehingga seharusnya ada kesempatan untuk masuk ke kamar menyelamatkan bayi."
"Namun, kita semua tidak tahu kalau ada balita di dalam rumah," ungkap dia.
Warga baru menyadari keberadaan anak-anak di dalam rumah saat api mulai menjalar ke bagian atap.
Saat itu, dua bocah berhasil diselamatkan. Namun, dua balita lainnya tertinggal di dalam kamar lantaran warga tak mengetahui adanya para korban.
Bahkan, petugas pemadam kebakaran yang tiba di lokasi pun tidak mengetahui adanya korban lain di dalam rumah.
"Sebetulnya masih ada waktu 10 hingga 15 menit sebelum api mencapai kamar, karena api berasal dari dapur. Sementara para korban berada di kamar depan," terangnya.
"Setelah menyelamatkan dua bocah, kita semua hanya menyaksikan kebakaran karena kami pikir tidak ada orang lagi di dalam. Ternyata masih ada dua balita," sambungnya.
Kepanikan pun terjadi setelah terdengar teriakan histeris yang memberitahukan masih ada dua balita di dalam rumah.
Sayangnya, api keburu membakar kamar dan mustahil petugas dapat masuk ke dalam rumah.
"Setelah rangka rumah roboh, baru ada yang berteriak masih ada dua bayi lagi, sementara api sudah mulai membakar bagian kamar," tandasnya.
Tiga balita dinyatakan tewas dalam insiden tersebut, sedangkan satu balita berinisial S (4) selamat dan saat ini masih menjelani perawatan akibat luka bakar yang dideritanya.
AZP dan ANP ditemukan tewas terbakar di dalam lemari dengan posisi saling mendekap erat.
Sementara NW dan SN, ditemukan selamat dengan luka bakar serius.
Akan tetapi, NW yang sebelumnya berjuang melawan luka bakar yang menggerogoti tubuhnya harus menyerah.
NW mengembuskan napas terakhir pada Rabu (7/5/2025) sekitar pukul 16.30 Wita, hanya berselang 6 jam setelah AN dan AZ dimakamkan sekitar pukul 10.00 Wita.
Saat kebakaran terjadi, ibu korban pergi bersama kekasihnya berinisial A dan meninggalkan empat balitanya di rumah.
Saat ia kembali, api sudah membesar dan melahap rumahnya.
"Saya pergi membeli makanan untuk mereka, tiba saat pulang ternyata sudah terbakar," ujarnya, Selasa.
(Nanda Lusiana, TribunnewsSultra.com/Samsul/La Ode Ahlun Wahid)