TRIBUNNEWS.COM - Davide Calabria dapat dikatakan menjadi salah satu sosok yang merasakan kemenangan ganda sekaligus telak saat Bologna menjuarai Coppa Italia musim 2024/2025.
Bagaimana tidak, Calabria berhasil mengangkat trofi Coppa Italia hanya empat bulan sejak bergabung Bologna.
Menariknya lagi, Calabria yang bergabung dengan Bologna dengan status pinjaman, mengalahkan tim utama yang menjadi tempatnya bernaung di laga final.
Ya, Calabria yang sejatinya merupakan kapten AC Milan mengalahkan timnya sendiri dalam perebutan gelar juara.
Dalam laga final Coppa Italia antara AC Milan vs Bologna di Stadion Olimpico, Kamis (15/5/2025) dinihari tadi.
Calabria yang membela Bologna mampu membantu klubnya menang dengan skor satu gol tanpa balas berkat gol tunggal Dan Ndoye (53').
Kemenangan tipis dengan margin satu gol sudah cukup bagi Bologna untuk menyegel gelar Coppa Italia musim ini.
Bagi Bologna, gelar juara Coppa Italia 2025 terasa sangatlah berharga terutama bagi sejarah klub tersebut.
Bayangkan saja, trofi Coppa Italia mengakhiri puasa gelar Bologna yang berlangsung 51 tahun di turnamen tersebut.
Gelar turnamen ini secara tidak langsung juga menjadi trofui pertama yang diraih Vicenzo Italiano sejak pertama kali menjadi pelatih pada tahun 2014 silam.
Dikala Bologna berhak tersenyum di akhir laga lantaran bisa meraih gelar juara Coppa Italia musim ini.
Situasi berkebalikan jelas menghiasi wajah skuad AC Milan yang seketika lemas dan penuh kekecewaan.
Kegagalan menjuarai Coppa Italia setelah berhasil menyingkirkan Inter Milan di semifinal, jelas patut disesalkan.
Apalagi kegagalan AC Milan menjuarai Coppa Italia juga semakin memperburuk nasib Rossoneri akhir musim ini.
Kini, setelah gagal memenangkan Coppa Italia, nasib AC Milan juga berada di ujung tanduk, khususnya Liga Italia.
Merujuk pada klasemen Liga Italia hingga giornata ke-36, AC Milan masih tercecer dengan 60 poin di peringkat 8.
Dengan menyisakan dua laga, peluang AC Milan untuk bisa mengamankan tiket Liga Champions ataupun Eropa menipis.
Hal ini dikarenakan selain harus memenangkan laga sisa, AC Milan juga perlu berharap rival yang berada di atasnya, juga terpeleset pada waktu bersamaan.
Seandainya gagal meraih hasil maksimal di dua laga sisa, AC Milan diprediksi batal mentas di kompetisi Eropa musim depan.
Pukulan telak bakal dirasakan AC Milan jika musim depan tidak bisa tampil di kompetisi Eropa apapun kastanya.
Kegagalan secara tidak langsung bakal menjadi tajuk utama yang menyoroti nasib tragis AC Milan musim ini.
Di balik nasib apes dan tragis yang mengancam AC Milan, Calabria justru layak dianggap beruntung.
Hal ini dikarenakan Calabria seakan mendapatkan harga sepadan setelah diperlakukan tidak "baik" di AC Milan.
Calabria yang diketahui memegang ban kapten AC Milan nyatanya sempat berseteru hebat dengan AC Milan, sebelum akhirnya pindah ke Bologna dengan status pinjaman, pada pertengahan musim ini.
Perseteruan Calabria diketahui meledak saat dirinya berkonfontrasi dengan Sergio Conceicao yang belum lama menjabat pelatih AC Milan.
Tepat pada laga melawan Parma yang berakhir dengan kemenangan dramatis untuk AC Milan di San Siro, Minggu (26/1/2025) lalu.
Calabria terlibat perseteruan hebat, ketika Conceicao melampiaskan amarahnya kepada sang pemain yang merupakan kapten klub tepat setelah laga selesai.
Adu fisik hampir saja terjadi antara Calabria dengan Conceicao, namun keduanya dipisahkan anggota tim.
Sejak momen itulah, akhirnya Calabria merasa tidak sefrekuensi dengan Conceicao dan akhirnya memilih pindah dengan status pinjaman ke Bologna sebelum jendela musim dingin ditutup.
Beruntungnya, Calabria justru menjadi salah satu aktor antagonis di balik kegagalan AC Milan dan Conceicao memenangkan laga final di ajang Coppa Italia, dinihari nanti.
Berkaca dari hal itu, kemenangan telak seakan dirasakan Calabria setelah konflik antara dirinya dengan sang pelatih AC Milan tersebut.
(Dwi Setiawan)