WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sebuah video yang merekam momen Bupati Mentawai, Rinto Wardana Samaloisa marah kepada kapten kapal viral di media sosial.
Dalam video berdurasi kurang dari semenit itu, Rinto berulang kali memerintahkan kapten kapal untuk menunjukkan paspor sejumlah turis asing yang hendak surfing di perairan Pagai Selatan, Mentawai, Sumatera Barat pada Kamis (8/5/2025).
Sembari menunjuk-nunjuk, Rinto juga bersikeras agar kapten kapal menunjukkan bukti pembayaran Surf Tax para turis asing tersebut.
Video yang viral di TikTok itu ramai ditanggapi masyarakat.
Beragam komentar pun dituliskan.
Sebagian besar mendukung Rinto yang harus bersikap keras kepada mereka yang mengemplang pajak ataupun melanggar ketentuan.
Dihubungi Warta Kota, Rinto menceritakan asal muasal kejadian.
Peristiwa itu diungkapkannya terjadi ketika dirinya tengah meninjau Desa Sinaka Pagai Selatan, Mentawai pada Kamis (8/5/2025).
Ketika itu, dirinya melihat ada tiga buah kapal yang membawa turis asing.
Satu per satu, dirinya pun merapat ke tiga kapal untuk memeriksa kelengkapan dokumen para Warga Negara Asing (WNA), termasuk kewajiban mereka membayar surf tax.
"Ketika saya melakukan monitoring di desa Sinaka Pagai Selatan, saya melihat ada 3 buah kapal yang membawa turis untuk surfing," ungkap Rinto dihubungi Warta Kota pada Kamis (15/5/2025).
"Lalu saya datangi kapal pertama untuk memastikan kelengkapan pembayaran Surf Tax, setelah pengecekan, semua lengkap. Begitu juga kapal kedua, Surf Tax mereka bayar," bebernya.
Namun, ketika dirinya meminta kelengkapan dokumen kepada kapten kapal ketiga, hal janggal terjadi.
Kapten kapal katanya tidak bisa menunjukkan bukti pembayaran surf tax.
Begitu juga dengan passport milik turis asing yang ada di kapal itu.
"Giliran kapal ketiga, mereka tidak bayar surf tax. Saya minta bukti pembayaran berkali-kali, tetapi tidak bisa mereka tunjukkan," ungkap Rinto.
"Lalu saya mengecek kelengkapan dokumen pelayaran mereka dengan meminta ditunjukkan seluruh dokumen kapal dan perjalanan kapal, semua lengkap, lalu saya minta ditunjukkan paspor, ternyata mereka tidak bisa tunjukkan paspor dengan alasan Kapten Kapal bahwa paspor tamunya ada di Kantor Imigrasi," bebernya.
Karena merasa dibohongi dan dipermainkan, dirinya pun spontan marah.
Sebab diyakininya, petugas Imigrasi tidak akan menahan paspor WNA.
Alasannya karena paspor merupakan dokumen perjalanan.
"Di situlah saya emosi karena merasa dipermainkan, karena tidak mungkin imigrasi menahan atau passport disimpan di imigrasi karena itu dokumen perjalanan," ungkap Rinto.
"Pada saat permintaan bukti pembayaran Surf Tax, Kapten Kapal malah menelfon pemilik kapal untuk disambungkan berbicara dengan saya, inilah yang mengakibatkan saya emosi, ditambah dengan info soal paspor yang ditahan di Imigrasi," jelasnya.
Terkait kejadian tersebut, Rinto mengimbau kepada semua pelaku usaha pariwisata untuk mentaati peraturan yang berlaku.
Sehingga, tidak ada pihak yang dirugikan dan pariwisata di Mentawai dapat berkembang.
"Saya mengimbau kepada semua pelaku usaha pariwisata untuk ikuti aturan main dan taat aturan saja. Karena dengan begitu, sektor pariwisata dapat terbangun, bnegitu juga dengan perekonomian masyarakat," jelasnya.
Viral di media sosial
Sebuah video memperlihatkan Bupati Mentawai, Sumatera Barat, Rinto Wardana Samaloisa mengamuk dan memarahi seseorang yang diduga kapten kapal viral di media sosial.
Dalam video berdurasi tidak sampai satu menit itu, Rinto terlihat membentak kapten kapal tersebut sambil menunjuk-nunjuk.
"Kamu saya perintahkan mengambil paspor. Ini sudah batas kesabaran saya. Sekarang... sekarang!" teriak Rinto dalam video tersebut.
Dalam peristiwa video berikutnya, Rinto terlihat berbincang dengan Kapten Kapal.
Dirinya menegaskan kalau perbuatan yang dilakukan Kapten Kapal sudah menginjak-injak kehormatan masyarakat Mentawai.
"Tadi kan baik-baik saya tanya, Anda saya tunggu, Anda membuat saya menunggu," ungkap Rinto kepada Kapten Kapal.
"Anda sudah menginjak-injak (kehormatan) saya ini. Anda menginjak-injak saya, Anda menginjak-injak masyarakat Mentawai yang diinjak-injak," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Rinto pun secara tegas menolak suap yang ditawarkan oleh sang Kapten Kapal.
"Anda mau menyuap saya, saya tidak akan terima," tegasnya.
Rinto menjelaskan, maksud kehadirannya bukan untuk mencari celah pelanggaran, tetapi menegakkan peraturan,
Seperti halnya dua kapal yang sebelumnya dihentikannya.
Setelah mengetahui kelengkapan dokumen, seperti paspor turis dan surf tax, dirinya kemudian mempersilahkan kapal tersebut berlayar.
"Seperti tadi dua kapal sebelumnya, saya hentikan mereka, saya periksa kelengkapan mereka, ada surf tax mereka, ada buktinya, silahkan melayar, saya minta maaf," ungkap Rinto.
"Ini kan Anda menggurui kami rakyat Mentawai di sini, tak ada ceritanya kalau saya jadi bupati sekarang!" tegasnya dibalas anggukan kepala sang Kapten Kapal.
Rinto membenarkan peristiwa tersebut.
Menurut Rinto, peristiwa itu terjadi pada Kamis (8/5/2025) di perairan Pagai Selatan, Mentawai.
"Itu terjadi saat saya kunjungan kerja ke Pagai Selatan. Saya mendengar ada turis yang surfing tanpa bayar surf tax (pajak selancar)," kata Rinto yang dihubungi Kompas.com, Sabtu (10/5/2025).
Rinto menjelaskan bahwa setelah mendapat laporan itu, dirinya melakukan sidak.
Saat sidak itu, kapal pertama dan kedua lengkap dan tidak ada masalah.
Rinto pun mengucapkan terima kasih karena sudah taat aturan dan mohon maaf atas ketidaknyamanan.
"Lalu di kapal ketiga, yaitu kapal D, ketika saya menanyakan surf tax dan paspor turis yang dibawanya, si kapten bertele-tele," kata Rinto.
Si kapten kapal sibuk menelepon yang diduga backing-nya dan kemudian meminta Rinto berbicara dengan backing tersebut.
"Tentu saya naik pitam. Saya menanyakan surf tax dan paspor, si kapten malah sibuk nelpon backing-nya," kata Rinto.
Karena tidak mampu menunjukkan bukti pembayaran surf tax, kata Rinto, akhirnya pihaknya menahan buku laut kapten kapal itu.
"Buku lautnya sementara kita tahan dan kita minta dia mengurus sambil memberikan klarifikasi di Sikakap nantinya," jelas Rinto.