TRIBUNNEWS.COM – Perusahaan teknologi asal China, Baidu, tengah mengembangkan sistem penerjemahan berbasis kecerdasan buatan (AI) yang diklaim mampu memecahkan misteri bahasa hewan, terutama kucing dan anjing.

Seperti dilaporkan Reuters, Baidu telah mengajukan paten ke Administrasi Kekayaan Intelektual Nasional China untuk sistem berbasis AI yang dirancang guna menerjemahkan suara hewan.

Namun, apakah sistem ini nantinya benar-benar mampu mengartikan gonggongan anjing atau suara meongan kucing, masih belum dapat dipastikan.

Meskipun penelitian tentang hal ini telah berlangsung selama bertahun-tahun, para ilmuwan masih belum benar-benar mampu memahami cara hewan berkomunikasi.

Baidu berharap teknologi ini dapat mendekatkan manusia dengan hewan peliharaan mereka.

Dalam dokumen paten yang diajukan, Baidu menyebutkan bahwa sistem tersebut memungkinkan terjalinnya komunikasi dan pemahaman emosional yang lebih dalam antara hewan dan manusia, sehingga meningkatkan akurasi serta efisiensi komunikasi antarspesies.

Seorang juru bicara Baidu mengatakan kepada Reuters bahwa sistem ini masih berada dalam tahap penelitian, yang berarti masih banyak pekerjaan penting yang harus dilakukan.

Namun, Baidu mengklaim telah mencatat kemajuan yang signifikan.

BAHASA KUCING - Foto ilustrasi kucing yang diambil dari Freepik pada 20 Maret 2025. Pelajari 12 tanda bahwa kucing Anda menyayangi Anda. Dari berkedip lambat hingga tidur di dekat Anda.
BAHASA KUCING - Foto ilustrasi kucing yang diambil dari Freepik pada 20 Maret 2025. Mimpi pecinta kucing segera menjadi kenyataan, China sedang mengembangkan sistem AI penerjemah bahasa hewan. (Freepik)

Perusahaan yang juga mengelola mesin pencari terbesar di China itu memang telah berinvestasi dalam teknologi AI selama bertahun-tahun, dan bahkan merilis model AI terbarunya pada bulan lalu.

Baidu bukan satu-satunya pihak yang berusaha memecahkan kode komunikasi hewan menggunakan AI.

Sebagai contoh, Earth Species Project, sebuah lembaga nirlaba yang berbasis di California, tengah mengembangkan sistem AI untuk menerjemahkan suara burung, siulan lumba-lumba, dan auman gajah.

Lembaga nirlaba lain yang terkait, NatureLM, baru-baru ini menerima hibah sebesar 17 juta dolar AS untuk mengembangkan model bahasa yang dapat mengidentifikasi pola komunikasi antarhewan.

Peneliti juga telah mencoba menggunakan teknologi pembelajaran mesin untuk memahami vokalisasi burung gagak dan monyet.

Meski alat penerjemah langsung untuk hewan kemungkinan masih memerlukan waktu bertahun-tahun sebelum benar-benar tersedia, beberapa ilmuwan mengklaim telah mencatat keberhasilan awal.

Tahun lalu, tim ilmuwan dari SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence) mengklaim berhasil “berkomunikasi” dengan seekor paus bungkuk di Alaska.

“Hal-hal yang kita pelajari dari berkomunikasi dengan paus dapat membantu kita saat tiba waktunya menjalin kontak dengan makhluk luar angkasa,” kata Josie Hubbard, peneliti dari SETI sekaligus ahli perilaku hewan di University of California, Davis, kepada New York Post.

4 Arti Tingkah Laku Kucing: dari Pamer Ekor hingga Menatap Sesuatu yang Tidak Terlihat

Sembari menunggu mesin penerjemah hewan tersebut dapat digunakan secara resmi, arti dari tingkah laku kucing sudah diperhatikan oleh para ahli sejak lama.

Dilansir hillspet.com, berikut empat arti di balik perilaku unik kucing agar Anda lebih memahami anabul kesayangan.

1. Kneading atau Memijat

Salah satu bentuk kasih sayang kucing yang paling umum dan khas adalah kneading atau memijat, yakni gerakan meremas seperti sedang menguleni adonan.

Menurut American Animal Hospital Association, kneading adalah kebiasaan yang terbawa sejak kecil dan sering digunakan kucing untuk menenangkan diri saat merasa cemas.

Dalam dunia kucing, meremas berarti tanda cinta dan rasa aman.

2. Menunjukkan Ekornya

Meskipun terasa aneh bagi manusia, bagi kucing, menunjukkan bagian belakang tubuhnya adalah tanda kepercayaan.

Kucing berkomunikasi menggunakan aroma, dan dalam dunia mereka, ekor yang terangkat tinggi merupakan sapaan ramah.

Menurut Discovery, kucing melihatmu sebagai bagian dari kelompoknya dan memperlakukanmu seperti mereka berinteraksi dengan sesama kucing.

3. Zoomies: Berlarian Kesana-Kemari

Zoomies, atau dikenal sebagai Frenetic Random Activity Periods (FRAPS), adalah momen ketika kucing tiba-tiba berlari kencang di dalam rumah tanpa alasan yang jelas.

Perilaku ini biasanya terjadi karena kelebihan energi atau kebosanan, terutama pada anak kucing dan kucing muda.

4. Bersembunyi di Kotak dan Ruang Sempit

Bagi kucing, tempat-tempat kecil memberikan rasa aman, nyaman, dan kehangatan.

Secara naluriah, kucing suka mencari tempat persembunyian untuk mengintai mangsa atau melindungi diri dari bahaya.

Menurut Live Science, efek membedong yang menenangkan bayi manusia juga berlaku bagi kucing.

Mereka merasa lebih tenang saat berada di ruang sempit, seperti di dalam kotak atau di bawah selimut.

Jadi, jika kucingmu sering bersembunyi di tempat-tempat sempit, itu bukan karena mereka pemalu, tetapi karena mereka merasa lebih nyaman dan aman di sana.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Baca Lebih Lanjut
Survei Global: Mayoritas Negara Berkembang Puji Kemajuan Teknologi Digital China
Timesindonesia
Perusahaan Mulai Adopsi Enterprise AI, Helios Ungkap Alasan & Tantangannya
Liana Threestayanti
WhatsApp Garap Fitur yang Bisa Rangkum Chat Pakai Meta AI
Detik
6 Cara Mudah Agar Kucing Tidak Kencing Sembarangan, Sudah Coba?
Detik
Cloudera: Agen AI Makin Hits! 95% Perusahaan di Indonesia Siap Adopsi
Liana Threestayanti
10 Pekerjaan yang Tidak Bisa Digantikan AI, Ada Karier Impianmu?
Detik
Kucing Berpotensi Tularkan Virus Flu Burung ke Manusia, Begini Temuan Studi
Detik
Uniknya Sable Cookies Bentuk Kucing Maneki Neko
Detik
Mark Zuckerberg Ingin AI Jadi Teman untuk Orang yang Kesepian
Detik
Hikvision Luncurkan Model AI Besar Guanlan yang Mendukung Produk dan Aplikasi AIoT Generasi Baru
Antaranews