TRIBUN-MEDAN.com - Inilah alasan Kepsek SMK di Purwokerto gelar wisuda mirip perguruan tinggi.
Guru pakai atribut tak biasa bak guru besar di perguruan tinggi,
Mengenal sosok Kepala SMK Citra Bangsa Mandiri (CBM) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, menjadi sorotan warganet setelah viral acara wisuda mirip perguruan tinggi.
Kepala SMK CMB bernama Prisillia Mutiara Sari.
Prisillia menyelesaikan pendidikan S1 Sains & Teknik jurusan Matematika di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.
Setelah terjun ke dunia pendidikan, ia melanjutkan pendidikan pedagogik di Universitas Terbuka (UT).
Namun, pada tahun 2019, Prisillia mendapat panggilan untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan tidak melanjutkan studinya di UT.
Selain itu, Prisillia juga telah lulus diklat Calon Kepala Sekolah (CKS) pada tahun 2021 dan lulus Guru Penggerak tahun 2022.
Bahkan, Prisillia satu-satunya kepala SMK di Banyumas yang memiliki sertifikat Diklat CKS dan Guru Penggerak.
SMK di Purwokerto ini menggelar acara wisuda yang mewah hingga mirip perguran tinggi.
Diketahui, acara yang digelar pada Kamis (8/5/2025) di gedung serbaguna sekolah tersebut diikuti oleh 326 siswa kelas 3 dan menimbulkan kontroversi karena formatnya yang mirip dengan prosesi wisuda di perguruan tinggi.
Para guru juga terlihat mengenakan toga dan atribut lengkap layaknya wisuda mahasiswa.
Acara tersebut menimbulkan kontroversi karena mirip dengan prosesi mahasiswa.
Penjelasan Kepala Sekolah
Kepala SMK CBM, Prisillia Mutiara Sari, menjelaskan bahwa prosesi wisuda tersebut merupakan bentuk penghormatan dan penghargaan kepada siswa, guru, dan wali murid.
Wisuda yang diikuti oleh 326 siswa kelas 3 itu dilaksanakan di gedung serba guna milik sekolah pada Kamis (8/5/2025) pekan lalu.
"Wisuda yang dilaksanakan merupakan bentuk rasa hormat dan penghargaan kami untuk siswa, guru, dan tentunya untuk orangtua," kata Prisillia saat ditemui di SMK CBM, Selasa (13/5/2025).
Prosesi wisuda menjadi tradisi di sekolahan
Prisillia menambahkan bahwa prosesi wisuda seperti itu telah menjadi tradisi di sekolahnya sejak 2013. Kegiatan tersebut juga termasuk dalam agenda tahunan yang telah diketahui oleh siswa dan orangtua.
"Kegiatan tersebut telah terlaksana sejak 2013, itu artinya sudah menjadi tradisi sekolah kami. Itu termasuk agenda pendidikan sehingga orangtua dan siswa pun sudah mengetahuinya sejak awal," ujar Prisillia.
Acara wisuda tersebut selalu dipublikasikan melalui media massa maupun akun media sosial resmi SMK CBM.
Terkait dengan penggunaan atribut wisuda, Prisillia menyatakan bahwa tidak ada aturan yang melarangnya.
"Pemakaian atribut yang dipakai merupakan suatu simbol. Menurut kami, tidak ada undang-undang yang melarang atau mengatur penggunaannya," kata Prisillia.
Meski demikian, Prisillia menyatakan bahwa pihaknya terbuka terhadap saran dan kritik dari masyarakat yang bersifat membangun.
Pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk mengevaluasi kegiatan tersebut di masa mendatang.
"Walaupun tidak ada aturan bakunya, tentu akan kami pertimbangkan dan mengevaluasi setiap kegiatan dalam rangka peningkatan pelayanan dan mutu pendidikan," pungkasnya.
Sebelumnya, sebuah video prosesi wisuda kelulusan siswa SMK Citra Bangsa Mandiri Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menjadi sorotan warganet.
Apalagi, kegiatan tersebut digelar di tengah kontroversi dan larangan acara kelulusan sekolah digelar layaknya wisuda perguruan tinggi.
Dalam video yang diunggah akun Instagram @dosen.skripsi, tampak para siswa memakai toga layaknya acara wisuda di perguruan tinggi.
Video wisuda kelulusan tingkat SMK ini pun viral.
Hingga Minggu (11/5/2025) pukul 11.51 WIB, video tersebut mendapat 17,3 ribu likes , 5.200 komentar, dan 3.875 kali dibagikan.
Mayoritas komentar yang muncul menunjukkan ketidaksetujuan atas digelarnya acara tersebut.
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com
(*/tribun-medan.com)