TRIBUNJATENG.COM - Rekam jejak Nenek berinisial S (66) yang viral setelah dipukuli karena mencuri bawang di sebuah pasar di Boyolali kini terungkap.
Ternyata ia pernah melakukan pencurian di beberapa kota atau kabupaten lain, atau lintas daerah.
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DISSOSP3AKB) Kabupaten Klaten Puspo Enggar Hastuti juga membenarkan informasi tersebut.
"Karena nenek itu kan nuwun sewu (mohon maaf) sebelumnya, sudah beberapa kali masuk di medsos," paparnya, Selasa (14/5/2025).
"Kasus dengan yang dilakukan si nenek di pasar tidak hanya di Boyolali, sudah ada beberapa kali itu yang kami dapat laporan nya," tambahnya.
Beberapa pasar yang disebutkan Puspo menjadi lokasi aksi si nenek, tersebar di wilayah Klaten maupun luar Klaten.
"Pernah di pasar Jatinom (Klaten), Solo," ujarnya.
Pihak Dinas sendiri berusaha melakukan assessment, mengenai apa penyebab nenek sampai melakukan tindakan mencuri ini.
"Apa semata karena tidak ada, yang kalau netizen mengatakan apa karena kesulitan untuk makan sehingga nenek harus mencuri. Itu kita lihat dari sisi penyebab secara sikologisnya," kata Puspo.
Pihaknya datang ke rumah nenek mendampingi Wakil Bupati Klaten, dengan membawa petugas UPTD PPA (Unit Pelayanan Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak) pada Jumat (9/5).
Nenek S sendiri viral di media sosial, usai dipukul pihak keamanan pasar karena mencuri bawang di Pasar Mangu di Kabupaten Boyolali pada Sabtu (3/5).
Kronologi
Wajah seorang nenek di Boyolali berlumuran darah setelah jadi korban main hakim sendiri oleh dua orang.
Nenek berinisial SA (67) itu diduga mencuri bawang seberat 2 kilogram.
Ia yang menjadi korban penganiayaan kemudian direkam dan videonya viral di media sosial.
Sebuah video memperlihatkan seorang nenek dengan wajah dan pakaian berlumuran darah menuruni tangga pasar menjadi viral di media sosial, memicu gelombang simpati dari warganet.
Dalam keterangan unggahan, nenek tersebut disebut dikeroyok warga setelah diduga mencuri dua kilogram bawang putih seharga Rp 90.000 di Pasar Mangu, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, pada Rabu (7/5/2025).
Kronologi Kejadian Menurut Polisi Kapolres Boyolali, AKBP Rosyid Hartanto, membenarkan peristiwa tersebut dan menyampaikan keprihatinannya atas tindakan main hakim sendiri.
"Ini memang menimbulkan keprihatinan kita bersama termasuk para netizen juga, bahwa si ibu ini diduga memang mengambil bawang putih."
"Kemudian diketahui si pemilik bawang putih dan akhirnya mengejar si ibu ini."
"Waktu itu ibu ini sudah hampir keluar dari pasar, kemudian diamankan dan dititipkan ke pos pengamanan pasar," jelas Rosyid.
Namun, di pos pengamanan yang sedang sepi, dua petugas keamanan pasar berinisial ZA (42) dan KA (56) diduga melakukan pemukulan terhadap sang nenek berinisial SA (67), yang merupakan warga Klaten.
"Menurut yang bersangkutan (dua petugas keamanan), pasar ini sudah beberapa kali kehilangan barang.
ZA dan KA ini mencurigai bahwa ibu ini sebagai pelakunya. Sehingga dipukuli di pos keamanan pasar," tambahnya.
Kondisi Korban dan Latar Belakang Ekonomi
Dari hasil penyelidikan, SA diketahui setiap hari berjualan sayur dan gorengan secara keliling.
Saat tiba di pasar pada pukul 05.30 WIB, ia tergoda mengambil bawang putih karena tekanan ekonomi dan beban utang.
"Ibu ini sudah cukup tua. Umurnya 67 tahun dan didorong oleh kebutuhan hidup memang."
"Setelah kita lakukan pendalaman memang kondisi ekonominya memang pas-pasan dan ibu ini berusaha untuk memenuhi kebutuhannya untuk membayar hutang," ungkap Rosyid.
Akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami luka cukup serius, termasuk tiga jahitan di kepala, memar di bawah mata, dan memar di dagu.
Dua Pelaku Ditangkap Kapolres menegaskan bahwa dua pelaku pemukulan kini telah diamankan di Polres Boyolali dan masih dalam proses pemeriksaan.
"Yang kita sesali apabila terjadi tindakan hukum itu jangan main hakim sendiri."
"Masyarakat tidak boleh main hakim sendiri. Serahkan ke aparat berwenang. Sampaikan permasalahannya apa, kasusnya bagaimana, nanti kita tindak lanjuti," tegas Rosyid. (*)