TRIBUNNEWS.COM, BANTEN - Aksi premanisme di Kabupaten Serang, Banten, mulai ditekan secara serius.
Dalam operasi besar-besaran yang digelar sejak 1 hingga 10 Mei 2025, polisi bersenjata lengkap dari Polres Serang dan Sat Brimob Polda Banten berhasil mengamankan 66 orang yang diduga preman.
Operasi ini menyasar wilayah-wilayah rawan seperti kawasan industri Cikande dan Terminal Nikomas yang selama ini kerap menjadi lokasi pungutan liar (pungli), rebutan lahan parkir, hingga praktik calo tenaga kerja.
Kapolres Serang AKBP Condro Sasongko, memimpin langsung penyisiran di beberapa titik rawan.
Kehadiran personel Brimob dengan senjata laras panjang sempat membuat para pelaku premanisme panik dan kocar-kacir.
“Kami ingin memberikan rasa aman, terutama bagi masyarakat dan pekerja yang sering menjadi korban pemalakan dan pungli,” tegas AKBP Condro, Selasa (13/5/2025).
Dari total 66 orang yang diamankan, 13 orang diproses secara hukum, sementara sisanya diberikan pembinaan.
Kasat Reskrim Polres Serang, AKP Andi Kurniady, menjelaskan bahwa yang diproses hukum di antaranya adalah calo tenaga kerja dan pelaku intimidasi serta penipuan.
“Walau operasi resmi telah berakhir, kami tetap terbuka untuk laporan masyarakat. Premanisme tidak boleh dibiarkan tumbuh lagi,” ujar AKP Andi.
Salah satu titik rawan yang dibersihkan adalah Terminal Nikomas.
Para sopir angkot yang sebelumnya mengeluh sering dipalak, kini mengaku mulai merasa lega karena tidak ada lagi yang berani memungut uang trayek.
“Kami pastikan Terminal Nikomas bersih dari pungli dan aksi premanisme. Kami mendorong para sopir untuk tidak takut melapor,” tambah Kapolres Serang.
Pihak kepolisian pun membuka ruang pelaporan masyarakat secara aktif dan menjamin perlindungan bagi para pelapor.
“Kami pastikan Terminal Nikomas bersih dari pungli dan aksi premanisme. Kami mendorong para sopir untuk tidak takut melapor,” tambah Kapolres Serang.
Pihak kepolisian pun membuka ruang pelaporan masyarakat secara aktif dan menjamin perlindungan bagi para pelapor.