TRIBUNSOLO.COM - Dalam acara after party pernikahannya dengan Maxime Bouttier yang digelar di Bali, Kamis (8/5/2025), Luna Maya tampil mengenakan gaun istimewa yang menampilkan lukisan wajah sang ayah.
Gaun ini dirancang desainer kenamaan Yefta Gunawan, bersama fashion stylist Astecat dan Bimo Permadi.
Penampilan Luna Maya mengenakan gaun yang menampilkan wajah sang Ayah. (Tribun Sumsel)
Bagi Luna, gaun tersebut bukan sekadar busana, tetapi simbol penghormatan dan cinta mendalam kepada sosok ayah yang telah pergi sejak ia berusia 12 tahun.
Diketahui, ayah Luna meninggal dunia pada 28 November 1995.
Mendiang sang ayah orang asli Indonesia berdarah Bojonegoro (Jawa Timur) - Cirebon (Jawa Barat).
"Ini adalah sesuatu yang sangat istimewa bagi saya, lukisan ayah saya,"
"Dia seorang seniman, dia seorang musisi," ujar Luna dengan penuh emosi, sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Luna Maya, Selasa (13/5/2025).
Luna menyebut bahwa sang ayah bukan hanya seorang seniman, tetapi juga musisi yang memiliki jiwa seni yang mendalam.
Ia mengaku, kecintaannya pada musik dan dunia seni merupakan warisan dari sang ayah.
"Mungkin itu sebabnya saya selalu punya tempat, tempat untuk musisi," tambahnya.
Sebagai seorang istri dan juga seniman, Luna merasa perlu membawa kenangan sang ayah dalam momen paling bersejarah dalam hidupnya.
Baginya, Uut Bambang Sugeng adalah seniman luar biasa yang tetap hidup dalam ingatannya.
"Ayah saya adalah seniman yang luar biasa. Tetapi dia meninggal dunia tahun 1995. Jadi ya, dia meninggal saat aku berusia 12 tahun," ungkapnya.
Semasa hidup, Uut dikenal sebagai seniman multitalenta yang menekuni berbagai bidang seni, termasuk musik, membatik, dan melukis.
Mendiang Uut Bambang Sugeng juga aktif memproduksi batik bersama istrinya, Desa Maya Waltraud Maiyer (ibunda Luna), seorang perempuan asal Austria.
(*)