TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Wilayah Solo Raya, Jawa Tengah, beberapa waktu belakangan dilanda hujan pada sore sampai malam hari.

Padahal saat ini sedang memasuki musim kemarau dan siang suhu terasa panas.

Menanggapi fenomena cuaca ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan secara ilmiah penyebabnya.

Prakirawan Cuaca BMKG, Riefda Novikarany mengatakan beberapa wilayah di Indonesia seperti Sumatera, Jawa, hingga Nusa Tenggara sedang memasuki peralihan ke musim kemarau. 

"Pada saat peralihan ini, cuacanya sedang mengalami ketidakstabilan. Pagi hari cerah dan pada siang hari mulai tumbuh awan hujan, dan pada sore atau malam akan terjadi hujan," kata Riefda kepada jurnalis KompasTV, Senin (12/5/2025). 

"Jadi ada ketidakstabilan atmosfer, sehingga di atmoster dan wilayah daratan itu ada penyesuaian, karena ada pemanasan.

Pemanasan ini yang biasanya kondisi dicitrakan dengan suhu yang cukup tinggi." 

Riefda mengatakan, fenomena cuaca yang tidak stabil ini akan berlangsung sepanjang bulan Mei hingga Juni, terutama di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur. 

"Kemudian, hingga bualn Agustus juga sebagian besar wilayah Indonesia sudah masuk musim kemarau. Yang perlu diantisipasi adalah pertumbuhan awan hujan sedikit, tapi suhunya mengalami peningkatan," jelas Riefda. 

Riefda juga mengungkapan wilayah-wilayah Indonesia bagian selatan seperti Bali, NTB, dan NTT paling merasakan peningkatan suhu dan pertumbuhan awan hujan.

Sedangkan, wilayah Sumatera seperti Riau dan Jambi harus waspada dengan munculnya titik-titik kebakaran hutan yang sudah mulai muncul akibat peningkatan suhu cuaca ini. 

Wilayah Lampung dalam dua hari belakangan, 10 sampai 12 Mei 2025 mengalami peningkatan suhu cuaca yang cukup tinggi.

Suhu tertinggi tercatat di atas 32 derajat celcius. 

Soal potensi akan ada peningkatan suhu cuaca yang lebih tinggi, Riefda menjelaskan masih banyak faktor yang menjadi penentu. 

"Sebenarnya hal itu tergantung dari potensi pertumbuhan awan hujan ini. Kalau pertumbuhan awan hujan ini yang minim, maka suhunya akan lebih tinggi. karena langsung tidak ada yang menghalangi," papar Riefda.

"Dan sebenarnya sebagian sebagian besar Indonesia punya potensi yang sama untuk peningkatan suhu seperti yang di wilayah Lampung tadi. Jadi di beberapa hari ke depan, mungkin daerah-daerah yang potensi pertumbuhan awan hujan ini minim," tandasnya. 

(Kompas.tv)

(Kompas.tv)

Baca Lebih Lanjut
Kemarau 2025 Sampai Kapan? Begini Prediksi BMKG
Detik
BMKG: Hujan Lebat Diprediksi Landa Sebagian Besar Wilayah Indonesia pada Minggu
Timesindonesia
Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini saat Libur Waisak 2025: Yogyakarta Berawan Tebal Siang-Malam
Tribunnews
BMKG: Hujan di Musim Kemarau Banyuwangi Masih Mungkin Terjadi, Waspadai Cuaca Mendadak
Timesindonesia
Mulai Kegerahan? Kata BMKG, Indonesia Sudah Masuk Musim Kemarau Pekan Ini
Detik
BMKG Gempa Terkini M 5.4 Guncang Nias Barat, Sumut Siang Ini, Ini Daftar Wilayah yang Merasakan
Tribunnews
BMKG Prediksi Wilayah Banyuwangi Dilanda Cuaca Ekstrem hingga 17 Mei
Timesindonesia
BMKG Sebut 2024 Jadi Tahun Terpanas, Segini Rata-rata Suhu Globalnya
Detik
Sejumlah Ruas Jalan Jakarta Macet Malam Ini, Polisi Ungkap Penyebabnya
Detik
Sore Syahdu di Candi Borobudur Menanti Festival Lampion Waisak
Detik