TRIBUNNEWS.COM - Terungkap arahan Reidel Toiran yang membuat Bhayangkara Presisi bisa comeback hingga menang dramatis melawan Jakarta LavAni di final Proliga 2025 pada Minggu (11/5/2025).
Bhayangkara Presisi berhasil mempertahankan gelar juara Proliga 2025 setelah mengalahkan LavAni dalam laga sengit lima set dengan skor 3-2 (19-25, 23-25, 25-22, 25-22, 15-9) di GOR Amongrogo, Yogyakarta
Tim yang diasuh Reidel Toiran itu sempat keteteran di dua set pertama hingga harus tertinggal 2-0 lebih dulu.
Namun di tiga set terakhir, Bhayangkara Presisi berhasil bangkit dan akhirnya menang sekaligus mempertahankan gelar juara yang sebelumnya mereka dapatkan di Proliga 2024.
Ini menjadi kekalahan beruntun LavAni atas Bhayangkara Presisi pada final Proliga, seperti yang mereka rasakan tahun lalu.
Keberhasilan tim kepunyaan Kepolisian Republik Indonesia itu semakin lengkap dengan diraihnya penghargaan individu oleh pilarnya.
Farhan Halim meraih gelar MVP atau Most Valuable Player, lalu juga sang pelatih Reidel Toiran dinobatkan sebagai pelatih terbaik.
Baca juga: PBVSI Jawab Isu Tim Main Sabun di Proliga 2025, Format Baru Final Four Bakal Dipertimbangkan
Tiga pemain Bhayangkara lainnya juga meraih gelar individu, Kyle Russel jadi spiker terbaik, Rakha Abinya Libero terbaik dan Yudha Mardiansyah middle blocker terbaik.
Penampilan para pemain Bhayangkara Presisi begitu luar biasa, meski sempat tertinggal dua set mereka menunjukkan semangat pantang menyerah.
Dari pinggir lapangan, sang pelatih Reidel Toiran selalu memberikan motivasi kepada para pemainnya.
Dengan gayanya yang khas, pelatih asal Kuba ini selalu menginstruksikan para pemainnya tetap tenang, rileks dan tak panik sekalipun dalam kondisi tertinggal.
"Setelah melewati final four kemarin, kami terus mencoba memperbaiki kualitas permainan," ujarnya setelah pertandingan.
"Kami telah menginstruksikan kepada pemain agar tidak cepat panik, meski tertinggal poin."
"Hasilnya seperti yang dilihat, meski kami tertinggal 0-2 tapi berhasil mengejar dan menang," tukas Reidel Toiran.
Apa yang dikatakan Toiran juga diamini Farhan Halim. Peraih MVP Proliga 2025 ini mengungkapkan sang pelatih selalu fokus pada perbaikan ketika melakukan kesalahan.
"Pelatih bilang, ketika melakukan kesalahan perbaiki di kesempatan berikutnya dan mulai fokus lagi," ungkap pevoli 24 tahun ini.
Penampilan Bhayangkara Presisi di set ketiga dan keempat membuat LavAni terkejut.
Meski sempat unggul dua set, Asisten pelatih LavAni, Erwin Rusni merasa strategi timnya sudah dibaca Bhayangkara dan akhirnya membuat semua usaha terasa buntu.
"Set pertama dan kedua kami masih bisa mengendalikan permainan. Tapi di set berikutnya pemain kami seperti kehilangan akal, karena disatu sisi lawan bisa membaca permainan kami," ujar Erwin seusai laga.
Ia pun mengakui, set ketiga dan keempat pemainnya banyak melakukan kesalahan sendiri.
"Banyak sekali kesalahan-kesalahan dari pemain, termasuk receive, dan block kami semakin melemah," tukas Erwin Rusni.
Keberhasilan Bhayangkara Presisi menjuarai Proliga 2025 membuat rekor kedua tim sama menjadi 2-2 di laga puncak.
Untuk diketahui, kedua tim telah bertemu empat kali di final termasuk Proliga 2025.
Hasilnya, keduanya sama-sama juara dua kali secara back to back, LavAni lebih dulu juara pada 2022 dan 2023, sedangkan Bhayangkara Presisi juara 2024 dan 2025.
(Tio)