TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) merotasi sebanyak 318 pejabat mulai dari Eselon I sampai Eselon IV.
Eks Direktur Jenderal Perkeretaapian Mohammad Risal Wasal menjadi salah satu pejabat yang kembali menjabat dan ditunjuk sebagai Direktur Jenderal Integrasi Transportasi Multimoda (ITM).
Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno mengatakan, tugas daripada Dirjen ITM Kemenhub nantinya tidak hanya mengurusi Transportasi Multimoda di Jabodetabek saja, dia juga harus memastikan wilayah-wilayah aglomerasi berjalan dengan baik.
"Artinya ada integrasi pokoknya dia menentukan, misalnya ini angkutan barang, menggunakan kereta, menggunakan jalan raya. Nah, menentukannya itu di sana. Teknisnya nanti di Dirjen Kereta Api, di Dirjen Darat, gitu," kata Djoko kepada Tribunnews, Senin (12/5/2025).
Direktorat Jenderal Integrasi Transportasi Multimoda ini menggantikan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Sehingga menurut Djoko, fokus Dirjen ITM Kemenhub kedepan bukan hanya fokus pada Jabodetabek saja namun juga integrasi bahkan logistik di dalamnya.
Selain itu, Dirjen ITM Kemenhub perlu menyiapkan sistem transportasi nasional sebab Indonesia tidak memiliki Undang-undang Sistranas. Hal ini dilakukan untuk memastikan pembangunan tidak hanya sekedar membangun infrastruktur saja, namun menciptakan sebuah transportasi yang efektif.
"Tugasnya mengintegrasikan moda. Jadi nggak hanya bangun saja. Misalnya bangun pelabuhan Patimban. Aksesnya dipikirin apa? Mau tol, mau kereta, mau apa? Nah, itu dipikirin. Jadi jangan hanya bicara pelabuhannya," ucap Djoko.
"Kalau aksesnya nggak ada, gimana? Kayak tanjung Priok Masa semuanya jalan raya? Raya kalau macet, ada rel. Zaman Belanda tuh sudah ada jalan rel," imbuhnya menegaskan.
Di sisi lain, Djoko menilai bahwa ada dua poin penting yang menjadi tugas utama Kemenhub yakni memastikan keselamatan dan pelayanan, meskipun rotasi pejabat ini dinilai terlambat jika dibandingkan dengan kementerian lain.
"Poinnya perhubungan itu ada dua tugasnya, satu keselamatan dan kedua pelayanan. Safety dan service," ucap Djoko.
"Jadi indikator keberhasilan perhubungan itu paling besar itu menurunkan angka kecelakaan karena memang bukan perhubungan saja tapi sebagian kepolisian juga. Tapi darat itu harus ditangani beneran, harus serius," sambungnya.
Kemenhub Rotasi 318 Pejabat
Pada Jumat (9/5/2025) lalu, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi melantik dan merotasi sejumlah pejabat di lingkungan Kementerian Perhubungan.
Secara keseluruhan, Menhub melantik 318 pejabat di lingkungan Kemenhub yang terdiri dari Pejabat Pimpinan Tinggi Madya (Eselon I), Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II), Pejabat Administrator (Eselon III) serta Pejabat Pengawas (Eselon IV).
"Pelantikan ini merupakan bagian dari pengembangan serta penyegaran organisasi dengan menyesuaikan kebutuhan sumber daya manusia. Saya percaya saudara-saudara yang dilantik akan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan," ujar Menhub Dudy.
Adapun para Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang dilantik antara lain:
- Antoni Arif Priadi sebagai Sekretaris Jenderal,
- Arif Toha Tjahjagama sebagai Inspektur Jenderal,
- Aan Suhanan sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Darat,
- Muhammad Masyud sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Laut,
- Lukman F. Laisa sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Udara,
- Allan Tandiono sebagai Direktur Jenderal Perkeretaapian,
- Mohamad Risal Wasal sebagai Direktur Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda,
- Hermanta sebagai Kepala Badan Kebijakan Transportasi,
- Djarot Tri Wardhono sebagai Kepala Badan Sumber Daya Manusia Perhubungan,
- Novie Riyanto sebagai Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi,
- Subagiyo sebagai Staf Ahli Bidang Keselamatan Transpotasi,
- Robby Kurniawan sebagai Staf Ahli Bidang Kawasan dan Lingkungan,
- Suharto sebagai Staf Ahli Bidang Teknologi dan Energi,
- Yufridon Gandoz Situmeang sebagai Staf Ahli Teknologi dan Energi.