TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama ini hipertensi selalu identik dengan usia tua. Namun, ternyata anak-anak juga bisa mengalami masalah tekanan darah tinggi.
Dokter Spesialis Anak, dr Reza Fahlevi, SpA mengatakan pada usia berapa pun anak-anak memiliki risiko hipertensi. Tidak hanya anak-anak, bayi sampai remaja punya risiko bisa mengalami tekanan darah tinggi.
Sayangnya, anak dengan tekanan darah tinggi jarang sekali ketahuan. Karena berbeda dengan orang dewasa, kondisi ini jarang dikeluhkan oleh anak-anak.
"Makanya, (kami) mengajak pada orang tua untuk jangan lupa periksa tekanan darah pada saat kontrol ke dokter anak.
Menurut dr Reza, ada dua penyebab hipertensi bisa terjadi pada anak. Pertama penyebab primer dan kedua sekunder.
Penyebab primer umumnya disebabkan karena ada kelainan pada organ tertentu. Biasanya situasi ini karena adanya faktor keluarga atau keturunan.
Atau bisa juga disebabkan karena anak mengalami berat badan berlebih seperti obesitas. "Nah itu bisa mengalami hipertensi primer tapi biasanya itu jadi pada usia remaja ke atas," katanya.
Sedangkan sekunder, biasanya disebabkan karena ada pemicu dari penyakit lain. Sehingga terjadi tekanan darah tinggi pada anak.
"Paling sering itu adalah penyakit ginjal misalnya.
Kemudian penyakit lain seperti hormon tiroid yang berlebih atau hipertiroid, juga bisa menyebabkan seorang anak mengalami kondisi hipertensi. Masalah jantung dan pembuluh darah juga bisa menyebabkan seorang anak mengalami hipertensi.
Bayi prematur juga meningkatkan risiko mengalami hipertensi di kemudian hari. Selain itu bayi dengan berat lahir rendah juga memiliki risiko alami hipertensi.
"Hal ini disebabkan proses pembentukan ginjalnya yang tidak sesempurna anak-anak yang lahir dengan cukup bulan dan berbadan lahir yang cukup," tutupnya.