TRIBUNSUMSEL.COM - Daftar identitas tujuh korban yang tewas kecelakaan kapal wisata yang membawa 104 penumpang karam akibat dihantam badai saat berlayar dari Pulau Tikus ke Pantai Malabero, Bengkulu, Minggu (12/5/2025).
Salah satu korban meninggal dunia ialah Nesya Joza Amanda (27) warga Desa Talang Ulu Kecamatan Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu.
Anak dari Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Rejang Lebong, Syafril Johan ini turut menjadi korban akan karamnya kapal tersebut.
Diketahui, korban ini bersama sepupunya sedang berlibur dan berwisata ke Pulau Tikus pada Minggu (11/5/2025).
Namun naas, Nesya menjadi salah satu korban meninggal dunia dalam peristiwa itu. Sedangkan untuk sepupunya, berhasil selamat.
Keluarga korban, Surya membenarkan bahwa keponakannya itu menjadi salah satu korban dari karamnya kapal wisatawan Pulau Tikus.
Saat ini jenazah korban sudah dibawa oleh pihak keluarga dari Bengkulu.
Di mana pihak keluarga sedang dalam perjalanan membawa jenazah ke rumah duka.
"Iya benar, sekarang masih diperjalanan, lagi dibawa ke Curup," kata Surya, kakak dari Syafril Johan.
Adapun dari tujuh korban meninggal dunia ini, lima orang di bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kota Bengkulu dan dua orang dibawa ke RSHD Kota Bengkulu.
Untuk korban meninggal dunia di Rumah Sakit Bhayangkara yaitu :
1. Riska Nurjanah (28) yang merupakan warga asal Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan.
2. Ratna Kurniati (28) yang merupakan warga Jalan Pepabri Kelurahan Lingkar Barat Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu.
3. Tesya (20) yang merupakan warga Jalan 2 jalur Kelurahan Durian Depun Kecamatan Merigi Kabupaten Kepahiang.
4. Nesya (27) yang merupakan warga Jalan Suban Air Panas Kecamatan Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong.
5. Arva Richi Dekry (29) yang merupakan Warga asal Kelurahan Awai Parak Kecamatan Padang Utara Kota Padang Provinsi Sumatera Barat.
Sedangkan 2 korban yang dinyatakan meninggal dunia di RSHD Kota Bengkulu :
1.Yunita yang merupakan salah satu karyawan Puskeswan Pinang Raya Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara.
2. Iwan Suantra Wijaya yang merupakan warga asal Provinsi Jambi.
Detik-detik Kapal Karam
Jidan Dinil Haq, salah satu penumpang yang selamat mengungkapkan musibah kapal karam terjadi saat kapal dalam perjalanan pulang dari Pulau Tikus.
Di tengah laut, mesin kapal tiba-tiba mati, membuat kapal tak mampu bergerak.
"Awalnya kami pulang dari wisata Pulau Tikus. Tapi di tengah laut, mesin kapal tiba-tiba mati, dan ditambah juga angin kencang yang membuat kapal jadi tergoncang di tengah laut,” kata Jidan.
Tak lama setelah mesin mati, kapal dihantam ombak besar yang datang bertubi-tubi.
Guncangan kuat dari ombak menyebabkan kapal mengalami kebocoran parah dan akhirnya tenggelam.
"Saat itu ombak sedang besar, kapal diguncang ke kiri dan kanan terus-menerus dikarenakan angin kencang sampai akhirnya tenggelam,” ungkap Jidan.
Kejadian kapal karam disebabkan kondisi cuaca buruk yang disertai angin kencang dan gelombang tinggi yang melanda daerah pantai Malabero, serta kerusakan mesin yang terjadi saat kapal berada di laut.
Data terhimpun sementara, ada tujuh penumpang tewas dalam kejadian tragis tersebut.
Lima jenazah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu, dan dua lainnya di Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD) Kota Bengkulu untuk proses identifikasi lebih lanjut.
Kapal yang dioperasikan oleh Loket 3 Putra diketahui mengangkut total 104 orang, terdiri dari 98 wisatawan, satu nakhoda, dan lima Anak Buah Kapal (ABK).
Sementara itu, dari pantauan TribunBengkulu.com di RSHD Kota Bengkulu, ramai keluarga korban mulai berdatangan ke rumah sakit untuk menjenguk keluarganya yang tengah dirawat.
Juga datang menjemput jenazah yang telah teridentifikasi dan bersiap untuk dibawa pulang.
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com