TRIBUNBATAM.id - Insiden mencekam terjadi melibatkan kapal wisatawan Pulau Tikus Kota Bengkulu yang karam karena angin kencang, pada Minggu (11/5/2025) sore.
Akibat kapal yang karam tersebut sebanyak lima orang meninggal dunia dan puluhan penumpang berhasil diselamatkan.
Nesya Joza Amanda (26) warga Desa Talang Ulu Kecamatan Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong menjadi satu di antara lima korban meninggal.
Ternyata Nesya Joza Amanda merupakan anak dari Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Rejang Lebong, Syafril Johan.
Sebenarnya Nesya Joza Amanda bersama sepupunya sedang berlibur dan berwisata ke Pulau Tikus pada Minggu (11/5/2025).
Kendati demikian, Nesya tewas dalam peristiwa kapal karam sedangkan sang sepupu berhasil selamat.
Pihak keluarga korban, Surya membenarkan bahwa keponakannya itu menjadi salah satu korban dari karamnya kapal wisatawan Pulau Tikus.
Jenazah Nesya Joza Amanda kini sudah dibawa oleh pihak keluarga dari Bengkulu.
Pihak keluarga sedang dalam perjalanan membawa jenazah ke rumah duka.
"Iya benar, sekarang masih diperjalanan, lagi dibawa ke Curup," kata Surya, kakak dari Syafril Johan.
Informasi diperoleh, peristiwa kapal wisatawan Pulau Tikus karam ini terjadi di perairan Malabro usai berlayar dari Pulau Tikus.
Di tengah perjalanan pulang dari Pulau Tikus menuju daratan, kapal dihantam gelombang besar yang disusul oleh hembusan angin kencang.
Akibatnya, mesin kapal mati mendadak, membuat kapal terbalik dan tenggelam di tengah laut.
Kejadian ini menimbulkan kepanikan luar biasa di antara para penumpang. Banyak dari penumpang dikabarkan tercebur ke laut dan sempat terbawa arus.
Nelayan dan warga pesisir Malabro yang melihat kejadian tersebut langsung sigap membantu evakuasi penumpang.
Puluhan wisatawan berhasil diselamatkan, meski beberapa di antaranya ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri dan mengalami trauma berat.
Korban Bertambah
Korban jiwa kapal wisatawan Pulau Tikus karam di perairan Malabro atau sekitar wisata Tapak Paderi Kota Bengkulu, Minggu sore (11/5/2025) bertambah.
Informasi terbaru diperoleh, dari puluhan penumpang kapal karam tujuh di antaranya meninggal dunia.
Sementara belasan lainnya masih dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD) Kota Bengkulu.
Ketua RT 10 Kelurahan Malabero Kecamatan Teluk Segara Ruli menceritakan, kejadian kapal tenggelam itu terjadi sekitar pukul 17.00 WIB.
Saat kapal yang ditumpangi puluhan wisatawan hendak pulang ke Kota Bengkulu dari Pulau Tikus.
“Ada sekitar 80 orang informasinya, kapal itu baru pulang dari Pulau Tikus,” ungkap Ruli kepada TribunBengkulu.com, Minggu (11/5/2025).
Lanjut Ruli, kapal tersebut baru pulang dari Pulau Tikus hendak mendarat di bibir pantai Tapak Paderi.
Namun saat mau masuk ke muara, mesin kapal mati dan saat itu situasi angin dalam keadaan kencang.
“Mesin kapal mati saat mau masuk ke kawasan Tapak Paderi tadi, kemudian kapal diterjang ombak akhirnya karam,” jelas Ruli.
Untuk korban, semua dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara dan ada juga ke RSHD Kota Bengkulu.
Puluhan wisatawan saat kejadian langsung diselamatkan oleh nelayan sekitar yang berada di pantai, dan dibawa ke rumah sakit.
“Kalau korban jiwa informasi ada 7, belasan lainnya masih dirawat di rumah sakit,” kata Ruli.
Adapun Penumpang yang Dibawa ke Rumah Sakit yaitu :
1.RS.Bhayangkara Bengkulu berjumlah 19 (sembilan belas) orang dengan keterangan :
a.14 (empat belas) orang di rawat di ICU RS. Bhayangkara.
b.5 (lima) orang meninggal dunia.
2.RS. Kota Bengkulu berjumlah 15 (lima belas orang) dengan rincian :
a. 13 (tiga belas) orang rawat jalan
b. 2 (dua) orang meninggal dunia.
(TribunBatam.id)