TRIBUNJOGJA.COM – Lalat limbah atau drain fly kerap muncul di area kamar mandi, terutama di sekitar saluran air, wastafel, bahkan dinding.
Serangga kecil berbulu ini meski tampak tak berbahaya, bisa menjadi tanda adanya masalah kebersihan dan sanitasi di rumah Anda.
Lantas, dari mana asal-usul lalat ini dan kenapa mereka senang ‘nongkrong’ di kamar mandi?
Lalat limbah merupakan bagian dari famili Psychodidae, dengan spesies seperti Clogmia albipunctata dan Psychoda albipennis yang sering ditemukan di permukiman manusia.
Mereka dikenal berkembang biak di lingkungan yang lembap, gelap, dan kaya bahan organik seperti pipa kamar mandi, saluran air wastafel, atau area di bawah kloset.
Menurut studi yang diterbitkan dalam Journal of Medical Entomology, larva lalat limbah tumbuh subur dalam lapisan lendir atau biofilm yang terbentuk dari sisa sabun, kotoran, rambut, dan limbah organik lainnya di dalam pipa atau saluran air.
Lalat ini memiliki siklus hidup singkat namun produktif. Telurnya bisa menetas dalam 1–2 hari, kemudian menjadi larva yang aktif selama sekitar 9–15 hari.
Setelah itu, mereka berubah menjadi pupa, dan akhirnya menjadi lalat dewasa dalam hitungan 2 hari.
Kondisi kamar mandi yang jarang dibersihkan atau memiliki sumbatan di pipa menjadi habitat yang ideal bagi mereka untuk terus berkembang biak.
Itulah sebabnya, jika tidak ditangani, lalat ini akan muncul berulang kali meskipun sudah dibasmi.
Secara umum, lalat limbah tidak menggigit dan tidak menyebarkan penyakit secara langsung. Namun, mereka bisa berfungsi sebagai vektor mekanis, membawa mikroorganisme dari limbah ke permukaan rumah tangga, termasuk makanan atau peralatan makan.
Sebuah laporan kasus dalam Journal of Urological Surgery bahkan menyebutkan potensi infeksi langka bernama myiasis (infestasi larva pada jaringan tubuh manusia), yang disebabkan oleh larva dari Psychoda albipennis.
Meski sangat jarang, kondisi ini dapat muncul terutama pada lingkungan yang sangat tidak higienis.
Berikut beberapa langkah praktis untuk mengatasi dan mencegah lalat limbah:
( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )