TRIBUNSUMSEL.COM - SA (23) ibu muda yang tega meninggalkan empat anaknya di rumah demi pergi bersama sang kekasih ternyata masih berstatus suami orang.
SA meninggalkan ke-empat anaknya yang masih balita pukul 11.00 WITA berujung tiga anaknya kini tewas terbakar di rumahnya di Jalan Suprapto, Kelurahan Punggolaka, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, terbakar pada Selasa (6/5/2025) sekitar pukul 14.00 WITA.
Sempat beredar kabar kalau SA sudah bercerai dengan suaminya berinisial A dan kini menyandang status janda.
Di media sosial Facebooknya, A akhirnya buka suara.
Ia menegaskan dirinya dan SA belum bercerai.
Keduanya masih terikat dalam hubungan suami istri yang sah.
"Masih suaminya," tulis A.
Sekedar informasi dari pernikahan SA dan A, keduanya dianugerahi tiga orang anak, yakni AZP, ANP, dan NW.
Sementara S adalah anak dari pernikahan SA dengan suami terdahulunya.
A mengatakan selama menikah dengannya, SA kerap berselingkuh.
Namun ia selalu memaafkan dan memberikan kesempatan kepada wanita berusia 23 tahun itu untuk memperbaiki sifatnya.
"Sudah 3 kali dia selingkuh, saya selalu memaafkan dan kembali," tulis A.
A menjelaskan selama ini menutupi perselingkuhan SA, namun dengan adanya peristiwa kebakaran tersebut tingkah buruk sang istri terungkap.
"Anakku meninggal baru dia viral perselingkuhannya ini, mereka tutup aib, tapi anakku sudah jadi korban," tulis A.
AP hanya bisa menangis atas empat balita yang tewas kebakaran di Jalan R Suprapto, Kelurahan Punggolaka, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Melihat kondisi anaknya, ayah kandung korban berinisial AP menangis pilu.
Dalam video yang beredar, ayah korban, AP menangis pilu.
Ia berbicara di depan jenazah anaknya, S.
"Najwa, Jwa, Jwa, eh Jwa. Buka mata Nak, ini Tetta (ayah) toh. Ada Tetta," katanya.
"Mau ikut sama Tetta kah. Iyya nak, mau ikut sama Tetta toh. Tetta lupa bawa kau Nak, iyye. Ikut Tetta toh," tambah AP.
Dalam postingannya pun AP menulis curhat pilu.
"Anak nya tetta e kalo makan kodong bersih sekali nak ingat ki masakan2 tatta nak masi mau tetta lihat ki nak tapi allah ambil ki kembali nak," tulisnya di Facebook.
"Ya allah masih belum percaya begini caranya mereka tinggalkan ka, pasti sakit sekali ki nah panas toh nak," tulisnya lagi.
AP menyesal tak ada di lokasi kejadian saat melihat video sang istri dengan selingkuhannya.
Pengakuan Ibu Korban
SA mempat memberi pengakuan di hadapan awak media.
Ia menangis sambil memegang makanan cepat saji yang baru dibelinya untuk anak-anaknya.
SA keluar rumah membeli makanan untuk empat anaknya disalah satu restoran cepat saji.
Dia pergi bersama kekasihnya berinisial A, seorang sekuriti bank.
Namun saat pulang, ia kaget mendapati keempat anaknya menjadi korban kebakaran.
"Saya pergi membeli makanan untuk mereka, tiba saat pulang ternyata sudah terbakar," ujarnya, Selasa (6/5/2025).
Polisi Selidiki Unsur Kelalaian
Menurut Kasat Reskrim Polres Kendari, AKP Nirwan Fakaubun, saat ini pihaknya belum menemukan bukti adanya unsur kelalaian dalam insiden tersebut.
"Berdasarkan kronologi sementara, kami belum menemukan adanya unsur kelalaian dari kebakaran tersebut," katanya, Rabu (7/5/2025).
Meski begitu, dia menegaskan, penyelidikan akan terus dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti kebakaran.
"Tentu, saat ini masih terus dilakukan investigasi," jelasnya.
Tetangga Sebut Sering Dengar Keributan
Teriakan mencekam terdengar saat empat balita menjadi korban dalam insiden kebakaran rumah
Diketahui, dalam kebakaran tersebut AZP (1) dan ANP (2,5 tahun) tewas di lokasi kejadian.
Namun, saudara kembar AN meninggal sehari setelah kejadian.
Tetangga korban, Khairul Amin (26), mengungkapkan sejumlah kesaksian di balik kebakaran yang merenggut nyawa tiga balita dan menyebabkan satu lainnya kritis.
Peristiwa ini terjadi saat sang ibunda, SA (23) meninggalkan keempat buah hatinya untuk membeli makanan bersama pacarnya.
Terdengar teriakan kepedihan meminta tolong dari balita saat kebakaran terjadi.
Saat kejadian, Khairul berada di dalam rumahnya dan mendengar teriakan serta tangisan dari rumah SA.
Namun, ia menganggap hal itu biasa karena dirinya dan tetangga lain sering mendengar keributan dari rumah tersebut.
"Sudah biasa kita dengar anaknya menangis. Kadang juga ribut, SA bertengkar dengan pacarnya," ucapnya pada Sabtu (10/5/2025).
Namun, Khairul sangat terkejut ketika menengok ke arah rumah SA dan melihat api telah melalap sebagian besar bangunan tersebut.
Khairul bergegas keluar dan menuju rumah Siska.
Di sana, ia melihat api telah membakar sebagian besar rumah, dan saat itu pula ia melihat sosok SA histeris.
Ketika mendekati rumah tersebut, Khairul mendengar teriakan meminta tolong dari anak-anak di dalam rumah.
"Tolong, Oma, tolong, Oma. Itu suara anak-anak di dalam rumah," bebernya.
Saat itu, para tetangga berhasil menyelamatkan W dan SN meskipun sudah mengalami luka bakar.
"Satu orang digendong sama penjual yang di depan, satunya digendong juga sama tetangga lainnya," tambahnya.
Ia menegaskan bahwa bukan pacar Siska berinisial A yang menyelamatkan dua anak tersebut.
Setelah menyelamatkan dua balita, para warga mengira sudah tidak ada lagi korban di dalam rumah.
Setelah dua korban berhasil diselamatkan, kita berpikir sudah aman, tinggal menunggu pemadam datang," ujarnya.
Sekitar 10-15 menit setelah menyelamatkan dua anak, terdengar teriakan yang mengindikasikan masih ada dua korban di dalam kobaran api.
Namun, api semakin membesar hingga rangka atap rumah roboh dan menutupi semua akses masuk ke dalam rumah.
"Seandainya kita semua tahu dari awal, sebelum api benar-benar menyala, pasti bayi itu bisa diselamatkan," tutupnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Kendari AKP Nirwan Fakaubun menerangkan bahwa pihaknya masih menyelidiki penyebab kebakaran tersebut.
"Masih kami selidiki, hari ini Tim Labfor Polda Sulawesi Selatan telah melakukan olah TKP, kita tunggu hasilnya," ungkapnya pada Sabtu (10/5/2025).
Pengakuan S Korban Selamat
Pengakuan S (4) balita yang selamat kebakaran di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Diketahui, dalam kebakaran tersebut AZP (1) dan ANP (2,5 tahun) tewas di lokasi kejadian.
Sementara dua balita lain, AN (2,5) saudara kembar ANP dan kakaknya S (4) sempat diselamatkan tetangga dan dilarikan ke rumah sakit.
Namun, AN meninggal sehari setelah kejadian.
Sementara S kini dikabarkan masih dalam perawatan.
Kini viral pengakuan balita S yang mengungkapkan awal mula terjadinya kebakaran.
Dalam video yang direkam seorang wanita di rumah sakit, tampak korban terbaring telungkup di atas ranjang rumah sakit dengan tubuh dipenuhi balutan perban akibat luka bakar.
Suara wanita dalam video tersebut menanyakan sumber api kepada balita empat tahun ini.
"Siapa yang main api, S***? N***?" tanya wanita tersebut.
"N***," jawab si balita dengan nada pelan dan suara bergetar.
"Dia bakar apa tadi, nak?" lanjut wanita itu.
"Bantal kursi," terang bocah tersebut.
Tak berhenti di situ, wanita tersebut terus mengajukan pertanyaan susulan.
"Terus, apalagi yang dibakar, nak? Dari mana dapat korek? Memang ada korek kita dapat, iya?" tanya wanita itu.
Rentetan pertanyaan tersebut hanya dibalas rintihan kesakitan oleh balita malang itu.
Kanit Reskrim Kepolisian Sektor atau Polsek Mandonga, Ipda Andry Irwanto, mengatakan video pengakuan balita tersebut menjadi petunjuk.
"Keterangan anak di bawah umur tersebut sebagai petunjuk. Namun, tidak bisa kita simpulkan sebagai penyebab kebakaran," jelasnya, Jumat (9/5/2025).
"Kami akan terus meminta keterangan sejumlah saksi, seperti ibu korban. Namun, saat ini masih suasana berduka, jadi kita menunggu semua tenang," tutupnya.
Kakak Adik Tewas Berpelukan di dalam Lemari
Kebakaran rumah yang terjadi pada Selasa, 6 Februari 2025, mengakibatkan dua balita bersaudara, ANP (3) dan AZP (1), tewas tragis.
Insiden ini terjadi di Jalan Suprapto, Kelurahan Punggolaka, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, pada Selasa (6/5/202), sekitar pukul 14.00 WITA.
Dua balita yang selamat, NW (3) dan SN (4), kini dirawat di RS Hermina Kendari akibat luka bakar yang parah.
Sementara itu, ANP dan AZP ditemukan dalam kondisi mengenaskan, terpanggang di dalam lemari pakaian.
Keduanya ditemukan dalam keadaan berpelukan, seolah saling melindungi dari api yang melalap rumah mereka.
"Didapat dalam lemari, kasihan sekali," ujar bibi para korban, RI (35) dengan mata berkaca-kaca saat ditemui TribunnewsSultra.com di Rumah Sakit Bhayangkara Kendari.
Tragedi ini semakin menyedihkan ketika terungkap bahwa saat kebakaran terjadi, ibu mereka, SA (23), sedang keluar membeli makanan dengan kekasihnya.
Ayah korban, AR, menyatakan bahwa ANP memiliki kebiasaan melindungi adiknya, AZP.
"Kalau ada yang mengganggu adiknya, pasti akan dibela oleh kakaknya," ungkap AR dengan suara bergetar.
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com