SURYA.CO.ID - Setelah pemilik UD Sentosa Seal, Jan Hwa Diana dan Handy Soenaryo ditetapkan tersangka dan ditahan Polrestabesa Surabaya atas kasus perusakan mobil, kini anak mereka menjadi sorotan.
Nando, anak Jan Hwa Diana dan Handy Soenaryo ternyata turut dilaporkan oleh pengusaha konstruksi Paul Stevanus.
Paul Stevanus menyebut Nando ikut merusak mobil milik dia dan rekanannya.
"Kita laporkan sekeluarga, suami kan Pak Handi, istri Diana, terus (terlapor) ketiga, anaknya namanya Nando, keempat itu pegawainya yang bantu (merusak mobil), Pak Iwan," ucap Paul dikutip dari kompas.com.
Hingga kemarin polisi belum memastikan status Nando dan seorang pegawai yang dilaporkan dalam kasus ini.
Kasi Humas Polrestabes Surabaya, AKP Rina Shanty Dewi Nainggolan hanya menyebut tersangkanya dua orang.
"(Selain Diana) suaminya, (jadi) suami istri tersangka," kata Rina, ketika dikonfirmasi, Jumat (9/5/2025).
Penetapan Jan Hwa Diana dan suaminya sebagai tersangka dilakukan pada Kamis (8/5/2025).
Mereka awalnya mendatangi Polrestabes Surabaya untuk memberikan klarifikasi terkait laporan perusakan mobil yang dibuat pengusaha konstruksi Paul Stevanus.
Sebelumnya, keduanya mangkir beberapa kali dari panggilan polisi.
Dalam pemeriksaan itu lah, akhirnya Handy Soenarto dan Jan Hwa Diana ditetapkan tersangka.
Disinggung tentang kasus yang menjerat Diana, Rina enggan mengungkapkan.
Dia hanya menuturkan bahwa laporan yang masuk atas nama Jan Hwa Diana ke Polrestabes Surabaya hanya tentang dugaan perusakan mobil.
Sedangkan, laporan terkait dugaan penahanan ijazah oleh eks karyawan, masuk Polda Jawa Timur.
Sebelumnya, pengusaha konstruksi Paul Stevanus melaporkan Jan Hwa Diana dan suaminya, Handy Soenaryo ke Polrestabes Surabaya atas sangkaan perusakan mobil pada November 2024.
Pengacara Paul Stevanus, Jemmy Nahak mengungkapkan. kejadian berawal saat Paul mengajak Yanto ke rumah Jan Hwa Diana untuk mengambil peralatan scaffolding di rumah Diana, di kawasan Prada Permai VIII No. 2-4, Dukuh Pakis, Surabaya.
Pada 2024, kliennya mendapat proyek pengerjaan plafon lantai 5 rumah Diana senilai Rp400 juta.
Setelah dikerjakan selama enam bulan, progres pengerjaan sudah selesai 80 persen.
Nah, saat itu kliennya bermaksud mengambil perkakas dari rumah Diana untuk mengerjakan proyek di tempat lainnya.
Pada tanggal 23 September, Paul mengajak Yanto berangkat ke Diana untuk membantu usung-usung perkakas.
Keduanya berangkat menggunakan dua mobil yang berbeda.
Paul menggunakan mobil pikap, sedangkan Yanto menggunakan mobil sedan.
"Sampai sana ternyata mendapat penolakan. Klien saya dan temannya dilarang ambil barang, terus dibilang pencuri. Lalu atas perintah Jan Hwa Diana, suaminya, Handy Soenaryo diminta merusak roda mobil menggunakan gerinda," kata Jemmy.
"Bahkan, klien saya juga didesak mengembalikan 50 persen pembayaran dana renovasi," imbuhnya.
Lantaran situasi menjadi panas, Paul dan Yanto memilih balik kanan.
Dia memutuskan membuat laporan ke polisi.
Jemmy sebagai kuasa hukum Paul menegaskan, bahwa dalam dugaan kasus ini yang menjadi terlapor bukan hanya Handy Soenaryo, tetapi juga Jan Hwa Diana, anak, serta satu karyawannya.
"Saya menegaskan kepada Polrestabes Surabaya bahwa patut diduga sekeluarga melanggar Pasal 170 KUHP, dan (mereka) sudah dipanggil dua kali tapi melalaikan panggilan itu. Oleh itu, saya memohon dan meminta kepada kepolisian mengambil tindakan tegas," ujar Jemmy.
Sementara itu, dikutip dari tayangan TVOne pada Rabu (30/4/2025), Paul mengatakan sempat diteriaki maling saat bermaksud mengambil alat dari rumah Diana.
"Setelah kita mulai nurunin alat, ada bu Diana datang ke lokasi. Saya diteriakin maling-maling, padahal saya ngambil alat saya sendiri," ungkap Paul Stevanus.
Paul mengaku tidak suka dengan panggilan maling yang dialamatkan kepadanya.
"Apa yang saya maling, wong saya ambil alat saya sendiri," katanya.
Diana, kata Stevanus tidak mau tahu, bahkan mencegah dia untuk tidak meninggalkan tempat itu, dengan cara mencopot ban mobil pikup dan mazda miliknya dan rekanannya.
"Bahkan punya pak Yanto sampai digerinda ban dan mobilnya. KIta korban kejahatan satu keluarga pak," katanya.
Diakui Stevanus, akibat perbuatan Diana itu dia mengalami kerugian lebih Rp 1 miliar, dan sampai sekarang kerugian terus berjalan.
Video Perusakan Viral
Video perusakan mobil pengusaha konstruksi itu viral di media sosial.
Dalam video itu tampak Diana naik mobil pikup yang dibawa pihak Stevanus.
Sementara Handy Soenaryo dan beberapa orang lain menggembosi ban mobil tersebut.
Diana pun berkoar di atas mobil pikup sambil menuduh Paul mengemplang uangnya Rp 200 juta.
"Sedang mengerjakan proyek, ngemplang duit e Rp 200 juta dan gak mau mengembalikan. Dan saya menuntut pengembalian DP saya hari ini, atau mobilnya saya gembosi sekarang juga.
"Boleh kalau tidak terima, kita langsung ke kepolisian, saya malah tambah seneng," tantangnya.
Diana lalu berbicara dengan seseorang, diduga rekanan Stevanus.
"Sampean mau ikut-ikut urusan ini pak," tanya Diana ke rekan Stevanus.
Diana lalu mengancam orang pemilik mobil pikup akan menggembosi dan menyeretnya dalam masalah.
"Gak boleh ada yang meninggalkan tempat ini, sebelum pak paul saya bawa ke kepolsian," seru Diana.
Diana semakin emosi saat seruannya dibantah pihak Paulus Stevanus.
"Gak boleh apa, ngemplang duitnya orang boleh. Sampean gak tahu
Sampean juga sudah masuk," ancamnya.
Selama ini Handy dan Diana menjalankan usaha distributor onderdil kendaraan bermotor itu bersama-sama.
Keduanya merupakan figur kunci dalam perusahaan tersebut.
Hingga kini belum ada konfirmasi dari Diana dan Handy terkait penetapan tersangka tersebut.