Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sulvi Sofiana
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya resmi membuka tiga program studi baru pada tahun 2025. Yaitu S1 Kedokteran, S1 Artificial Intelligence dan Robotika (AIRO), serta Program Sarjana Terapan (D4) Teknologi Rekayasa Manufaktur.
Pembukaan ketiga program ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan tenaga kerja di bidang kesehatan, teknologi, dan industri manufaktur.
Dekan Fakultas Kedokteran Untag Surabaya, dr Poerwadi, menjelaskan, fokus utama pendidikan kedokteran diarahkan pada penanganan penyakit pernapasan seperti pneumonia, yang menjadi penyebab utama kematian akibat infeksi di Indonesia.
Kurikulumnya mengacu pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2014 dan dilengkapi standar internasional dari WHO.
“Untuk menjadi seorang dokter yang berjiwa nasionalis patriotik, mahasiswa juga akan kami bekali 5 Stars WHO; Care Provider, Decision Maker, Communicator, Community Leader dan Manager,” kata dr Poerwadi, Rabu (7/5/2025).
Fakultas ini didukung oleh 26 dosen tetap dan fasilitas laboratorium sistem pernapasan, serta menjalin kerja sama dengan rumah sakit seperti RSUD Jombang, RSUD Dr Soetomo Surabaya, dan School of Medicine Walailak University, Thailand.
Program studi kedua yang diluncurkan adalah Artificial Intelligence and Robotics (AIRO) di bawah Fakultas Teknik. Program ini dirancang untuk mengintegrasikan ilmu robotika dan kecerdasan buatan.
Kepala Program Studi AIRO, Dimas Aditya Putra menyatakan, mahasiswa akan mempelajari dasar-dasar matematika dan fisika yang dikombinasikan dengan ilmu komputer, mekatronika, desain robot, dan sistem kendali berbasis AI.
“Dasar itu nanti juga akan dipadukan dengan ilmu komputer, mekatronika, desain robot, serta penerapan kecerdasan buatan dalam sistem kendali,” ujar Dimas.
Program AIRO memiliki durasi studi delapan semester dan terbuka untuk lulusan IPA maupun IPS.
Selain itu, program ini telah memperoleh akreditasi "Baik" dari BAN-PT.
Program ketiga adalah Teknologi Rekayasa Manufaktur (D4) yang dikelola Fakultas Vokasi.
Program ini memiliki porsi pembelajaran 70 persen praktik dan 30 persen teori, dengan fokus pada penguasaan teknik manufaktur presisi.
Dekan Fakultas Vokasi, Ir Ichlas Wahid, menyampaikan, peningkatan jenjang dari D3 ke D4 dilakukan untuk menjembatani kesenjangan antara pendidikan vokasi dan tuntutan industri.
“Didukung oleh fasilitas permesinan CNC otomatis dan manual, serta pembelajaran berbasis CAD, CAM, CAE, dan sistem otomasi industri, mahasiswa juga akan memperoleh keterampilan dalam pengelasan presisi, pemrograman PLC, sistem hidrolik, hingga manajemen kualitas produksi,” jelas Ichlas.
Program ini terbuka bagi lulusan SMA dan SMK dari berbagai jurusan, serta menawarkan potongan Dana Pengembangan Pendidikan (DPP) sebesar 50 persen bagi angkatan pertama.
Mahasiswa juga dapat mengikuti magang di industri melalui kerja sama dengan perusahaan seperti PT Bioli Lestari, CV Wahana Gear, dan PT Indoprima.