Tingkat pengangguran di Indonesia telah dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin, 5 Mei 2025. Berdasarkan jumlahnya, tingkat pengangguran di Indonesia mengalami kenaikan dibanding periode yang sama pada 2024.
Jumlah pengangguran atau yang disebut oleh BPS sebagai tingkat pengangguran terbuka (TPT), merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja dan menggambarkan kurang termanfaatkannya pasokan tenaga kerja. Per Februari 2025, TPT di Indonesia mencapai 4,76 persen.
Berdasarkan jumlahnya, persentase tersebut setara dengan 7,28 juta orang, menurut keterangan Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti. Ia mengatakan, angka pengangguran per Februari 2025 meningkat 83,45 ribu orang, dibanding Februari 2024.
"Tidak semua terserap di pasar kerja sehingga terdapat jumlah orang yang menganggur sebanyak 7,28 juta orang," ucapnya dalam konferensi pers, Senin (5/5/2025) lalu.
Berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, lulusan SMK menyumbang tingkat pengangguran terbanyak dengan 8 persen. Meski tertinggi di antara lulusan pendidikan lain, tapi angka ini menurun dibanding Februari 2024 yang sebesar 9,01 persen.
Lulusan SMA menyumbang tingkat pengangguran terbanyak kedua dengan 6,35 persen. Persentase pengangguran di tingkat SMA juga menurun dibanding Februari 2024 yang mencapai 7,05 persen.
Selanjutnya ada lulusan perguruan tinggi (D4, S1, S2, S3), yang menyumbang tingkat pengangguran sebanyak 6,23 persen. Pada jenjang ini, persentase pengangguran meningkat dibanding Februari 2024 yang hanya sebesar 5,25 persen.
Berikut untuk data jenjang lulusan lainnya.
Per Februari 2024: 9,01 persen
Per Februari 2025: 8,00 persen
Per Februari 2024: 7,05 persen
Per Februari 2025: 6,35 persen
Per Februari 2024: 5,25 persen
Per Februari 2025: 6,23 persen
Per Februari 2024: 4,83 persen
Per Februari 2025: 4,84 persen
Per Februari 2024: 4,11 persen
Per Februari 2025: 4,35 persen
Per Februari 2024: 2,32 persen
Per Februari 2025: 2,32 persen