TRIBUN-BALI.COM - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan tegas, menyatakan bahwa PBNU tidak mendukung usulan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang menjadikan vasektomi sebagai syarat utama bagi penerima bantuan sosial (bansos).
"Kami tidak mendukung pemaksaan vasektomi untuk penerima bansos," kata Ketua Bidang Keagamaan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ahmad Fahrur Rozi, atau yang akrab disapa Gus Fahrur kepada Kompas.com, Sabtu (3/5/2025).
Menurutnya, vasektomi bukan hanya persoalan teknis kesehatan atau pengendalian penduduk, melainkan juga menyangkut aspek keagamaan yang tidak bisa diabaikan.
"Karena vasektomi itu ulama masih berbeda pendapat dan mayoritas mengharamkan apabila mencegah kelahiran secara total, adapun alat KB lainnya diperbolehkan," jelasnya.
Beda Vasektomi & Kebiri
Vasektomi dan kebiri (sterilisasi) adalah dua prosedur berbeda yang memiliki tujuan kontrasepsi atau pengendalian populasi. Berikut perbedaan utama:
1. Vasektomi:
- Prosedur bedah pada pria yang memotong atau mengikat saluran sperma (vas deferens) untuk mencegah sperma keluar saat ejakulasi.
- Tidak mempengaruhi hormon atau libido.
- Tujuan utama adalah kontrasepsi permanen.
2. Kebiri (Sterilisasi Pria):
- Prosedur bedah yang menghilangkan atau menghancurkan testis, sehingga mengurangi produksi testosteron dan sperma.
Perbedaan utama terletak pada prosedur dan dampaknya pada produksi hormon dan sperma. Vasektomi lebih umum digunakan sebagai metode kontrasepsi permanen, sedangkan kebiri memiliki implikasi lebih luas pada fisiologi pria.
- Tujuan dapat berupa kontrasepsi atau pengobatan kondisi medis tertentu.
Perbedaan utama terletak pada prosedur dan dampaknya pada produksi hormon dan sperma. Vasektomi lebih umum digunakan sebagai metode kontrasepsi permanen, sedangkan kebiri memiliki implikasi lebih luas pada fisiologi pria.