PT General Energy Bali (GEB), selaku pengelola Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang, memastikan bahwa pihaknya bukan penyebab utama blackout yang membuat seluruh wilayah Bali lumpuh pada Jumat (2/5) sore.
Klarifikasi ini disampaikan langsung oleh Manajer Teknis PLTU Celukan Bawang, Helmy Rosadi, untuk meredam simpang siur informasi yang beredar di tengah masyarakat.
Menurut Helmy, pemadaman total terjadi akibat gangguan besar pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV di wilayah Jawa Timur. Gangguan itu berdampak pada sistem kabel laut penghubung Jawa dan Bali yang biasa menyalurkan daya sebesar 270 MW. Akibatnya, pasokan listrik melalui empat sirkit kabel laut tersebut drop hingga 0 MW.
"Terjadi ketimpangan besar antara pasokan daya dan beban di Subsistem Bali.
Helmy membantah tudingan yang menyebut PLTU Celukan Bawang sebagai pemicu utama blackout. Menurutnya, Unit 2 PLTU Celukan Bawang justru trip satu menit setelah pembangkit lain di Bali lebih dulu terlepas dari sistem.
Trip yang terjadi, lanjut Helmy, disebabkan oleh sistem yang menyedot daya reaktif (MVAR) secara berlebihan, mencapai 228 MVAR, jauh melebihi batas aman 80 MVAR. "Ini bukan kesalahan kami. Ini respons otomatis sistem terhadap gangguan besar di jaringan," tegasnya.
Usai blackout, tim teknis PLTU Celukan Bawang langsung menjalankan prosedur darurat sesuai SOP.