Jembatan perahu yang terletak di Dusun Rumambe I, Desa Anggadita, Kecamatan Klari, Karawang, telah menjadi jalur penting bagi pekerja dan warga setempat selama 15 tahun terakhir.
Jembatan ini menghubungkan Desa Anggadita dengan Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel, Karawang.
Saban hari, ribuan karyawan pabrik hingga warga melintasi jembatan penyeberangan tersebut.
kumparan mencoba menjajal jembatan perahu tersebut pada Sabtu (3/5) siang.
Jembatan yang memiliki panjang sekitar 200 meter dengan lebar 3 meter ini melintasi Sungai Citarum.
Sebelum melintasi jembatan, kumparan dikenakan tarif Rp 2 ribu. Kata petugas jaga, tarif tersebut untuk biaya perawatan dan operasional. Jembatan ini juga hanya bisa dilalui sepeda motor.
Terlihat area menuju jembatan diaspal dan dilengkapi penerangan antar kedua sisi, baik dari Desa Anggadita maupun Desa Parungmulya.
Menjajal sensasi melintasi jembatan perahu di Desa Anggadita, Kecamatan Klari, Karawang. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menjajal sensasi melintasi jembatan perahu di Desa Anggadita, Kecamatan Klari, Karawang. Foto: kumparan
Permukaan jembatan dipasang pelat besi atau baja yang ditopang dari rangkaian perahu ponton. Di kedua sisinya juga dipasang pagar besi untuk keamanan menyeberang.
Jika ditarik dari Kantor Desa Anggadita, jarak tempuh menuju kawasan industri di Jalan Raya Peruri Ciampel kurang lebih hanya sekitar 10 menit. Jika melewati jembatan ini.
kumparan lantas menjajal rute lain selain melalui jembatan penyeberangan tersebut.
Dari ruas Jalan Raya Peruri, kumparan harus melintasi Jalan Raya Pinayungan, Telukjambe Timur jika hendak kembali menuju Desa Anggadita via jembatan baru Anggadita atau jembatan Rumambe II.
Saat melintas di sepanjang ruas jalan tersebut, waktu tempuh yang dibutuhkan kurang lebih sekitar 30 menit. Jauh berbeda jika dibandingkan saat melintasi jembatan penyeberangan yang hanya memakan waktu tempuh sekitar 10 menit.
Jembatan baru Anggadita atau Rumambe II yang dibangun Pemkab Karawang. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jembatan baru Anggadita atau Rumambe II yang dibangun Pemkab Karawang. Foto: kumparan
Hal ini juga dibenarkan warga setempat, Lela (38). Dia bilang sebelum jembatan perahu dibangun, warga harus memutar jarak hingga belasan kilometer hanya untuk menuju desa tetangga atau tempat kerja di kawasan industri.
Kini dengan melintasi jembatan perahu, waktu tempuh dapat dipangkas menjadi lebih cepat.
"Buat karyawan pabrik atau pedagang lebih sering lewat jembatan perahu, soalnya lebih cepet walaupun harus bayar," katanya.
Dia mengaku sempat mendengar isu jembatan perahu tersebut terancam dibongkar oleh BBWS. Namun jika hal itu terjadi, ia mengaku kurang setuju.
"Soalnya kasihan kalau lewat jalan lain, jauh lagi," ujarnya.
Baca Lebih Lanjut
Perahu Eretan dan Wajah Pinggiran Jakarta
KumparanNEWS
Pilu Tupon, Lansia Buta Huruf yang Terancam Kehilangan Tanah Akibat Mafia
KumparanNEWS
Guiding Block Arah ke Sungai di Benhil Dibongkar, Warga Minta Pagar Ditambah
Detik
Inovasi Engineering Percepat Pembangunan Jembatan di Tol Serang-Panimbang Seksi 2
Antaranews
Polisi Tidur 4 Baris di Klaten Dibongkar Usai Jadi Sorotan
Detik
5 Fakta Scam Trading Kripto Dibongkar Polisi, Kerugian Rp 18 Miliar
Detik
Ricky Siahaan Meninggal Dunia, Stevi Item Kenang Sosok Gitaris Seringai, Sebut Sebagai Pribadi yang Humoris
Christine Tesalonika
Karyawan Google Wajib Ngantor 3 Hari Seminggu, Terancam Dipecat jika Mangkir
KumparanTECH
Hidden Gem Bogor Favorit Turis Arab
Detik
Atsanti Music Camp 2025 di Magelang, Membangun Jembatan Kreasi Antar Generasi
Timesindonesia