Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) temukan metode kecurangan joki UTBK SNBT 2025 dengan menggunakan AI.
Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) Eduart Wolok mengungkap pihaknya menemukan ada beberapa joki yang menggunakan foto dengan modifikasi AI dan diperuntukkan bagi beberapa peserta ujian.
"Jadi ada empat kartu peserta dengan satu foto yang tinggal dimainkan dengan AI, diubah-ubah tingkat kemiripannya," jelas Eduart dalam konferensi pers SNPMB: Kecurangan yang Terjadi Selama Pelaksanaan UTBK SNBT Sesi 1 hingga Sesi 2 pada Selasa (28/4/2025) yang diselenggarakan secara hybrid di Ruang Auditorium Lantai 2 Kemdiktisaintek dan secara daring melalui kanal-kanal SNPMB ID.
"Nama asli jokinya Lukas Valentino Nainggolan.
Lokasi kecurangan tersebut dilakukan di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. Pada lokasi yang sama, ada dua perjokian lain dengan modus senada. Kedua perjokian ini dilakukan oleh Khamila Djibran untuk dua peserta UTBK dan dilakukan oleh Healthy Febriana Jessica untuk seorang peserta.
Eduart turut mengungkap ada peserta UTBK di Universitas Diponegoro (Undip) yang memasang kamera dan handphone di ciput (dalaman jilbab). Transmitternya diduga dipasang dikuncir rambut dan alat bantu dengar dipasang di telinga.
Modus tersebut mirip dengan yang terjadi di Universitas Sumatera Utara (USU). Peserta curang memasang kamera di dua sisi kacamata. Di balik kamera tersebut terdapat mikrofon.
"Ini ditemukan karena laporan peserta di sampingnya. Jadi peserta di samping itu melaporkan ke pengawas ini kayaknya ada yang curang karena bisik-bisik," jelas Eduart.
Dari UTBK di USU tertangkap tangan 7 orang melakukan perjokian untuk 30 peserta. Joki yang mengerjakan soalnya ada di hotel.
Sementara dalam pelanggaran UTBK di Universitas Jember (Unej) melibatkan orang dalam yang memasang perangkat sebagai proxy untuk mengaitkan komputer peserta dengan jaringan eksternal.
"Jadi ketika digeledah seakan-akan disembunyikan di atas kardus printer di atas lemari," jelas Eduart.
"Ini terstruktur terencana kecurangannya," imbuh Rektor Universitas Negeri Gorontalo tersebut.
"Ini terstruktur terencana kecurangannya," imbuh Rektor Universitas Negeri Gorontalo tersebut.