WARTAKOTALIVE.COM - Viral seorang ibu membawa bangku dan meja ke sekolah anaknya karena diminta Kepala Sekolah.
Peristiwa ini terjadi di Kabupaten Lebak, Banten.
Dalam tayang video yang viral, perempuan memakai kerudung itu mengangkut kursi dan meja lipat berwarna biru sendirian.
Baru-baru ini, terungkap alasan perempuan yang diketahui bernama Arta Grace Monica (35) itu, melakukan aksi tersebut sebagai bentuk tanggung jawab karena anaknya dituduh merusak kursi dan meja di kelas sehingga disuruh mengganti.
Permintaan untuk mengganti meja dan kursi itu diduga merupakan permintaan dari Kepala Sekolah SDN 2 Pasir Tangkil, Fifi Siti Rofikoh.
Permintaan itu diduga disampaikan langsung oleh Fifi melalui pesan teks di salah satu grup WhatsApp wali murid.
Memberikan Efek Jera
Kepala Sekolah SDN 2 Pasir Tangkil, Fifi Siti Rofikoh mengaku, alasan pihaknya melakukan itu untuk memberikan efek jera terhadap murid yang nakal.
Hal itu terungkap dari cuplikan video yang diposting di media sosial Instagram @unikinfold.
Dalam video itu, memperlihatkan Bupati Lebak Hasbi Asyidiki Jayabaya yang langsung menemui Kepala Sekolah SDN 2 Pasir Tangkil, Fifi Siti Rofikoh.
Hasbi menanyakan terkait persoalan yang terjadi, kepada pihak sekolah.
"Saya Tanya ke ibu, gimana kalau anak ibu dibegitukan sama kepala sekolahnya?," tanya Hasbi kepada Fifi yang dikutip TribunBanten.com, Selasa (29/4/2025).
Dalam video itu, Fifi mengelak telah meminta secara langsung kepada siswa dari orangtua yang bersangkutan.
Namun jika persoalan itu ada di posisi dirinya sebagai orang tua murid, Fifi mengaku siap mengganti apabila hal serupa dilakukan oleh anaknya.
"Saya sebagai orang tua siap saja, kalau memang anak saya salah," jawab Fifi.
"Bukan masalah anak ibu salah, secara anggaran itu enggak boleh membebani murid dan orang tua murid," ucap Hasbi dengan nada tinggi.
Dalam situasi itu, Fifi masih bersikeras dengan pendiriannya, bahwa dirinya merasa tidak memaksa orang tua murid untuk mengganti meja dan kursi.
"Kalau mau mengganti alhamdulillah, alhamdulillah. Enggak maksa-maksa. Kalau memang Dia keberatan ngomong lah ke sekolah," kata Fifi.
Merasa geram dengan pernyataan itu, Hasbi langsung menunjukkan bukti percakapan Fifi melalui forum grup WhatsApp.
"Jelas ibu Fifi (Menulis teks di grup whatsApp,-red), saya prihatin dengan tempat duduk ini. Ini terbaik buat siswanya tapi merawatnya susah, ini di mana penyangga mejanya cuma ada sebelah.
"Artinya kenapa ibu menyuruh, mereka mengganti, kenapa?," tanya Hasbi yang kembali dengan nada tinggi.
Fifi menyebut bahwa hal itu dilakukan sebagai upaya pihak sekolah untuk memberikan efek jera, terhadap anak yang dinilai nakal karena telah merusak meja sekolah.
Bahkan Fifi mengklaim bahwa pihaknya sudah menasehati, namun orangtua murid tak kunjung ke sekolah.
"Tinggal dikasih pelurusaan, dididik dengan cara yang baik, mereka kan baru siswa kelas 4 SD."
"Yang harus nya datang pihak sekolah ke orang tua murid ke rumah, ini anak ibu anak bapak perlu dinasehati. Sehingga tidak perlu ditulis di grup kelas 4 B, ibu sama saja mempermalukan dia," pungkasnya.
Sebelumnya, viral seorang perempuan yang merupakan orangtua murid di Kabupaten Lebak, menggotong meja dan kursi seorang diri ke sekolah.
Perempuan itu diketahui bernama Arta Grace Monica (35).
Arta melakukan itu sebagai bentuk tanggung jawab karena anaknya dituduh merusak kursi dan meja di kelas sehingga disuruh mengganti.
Peristiwa itu terjadi pada Senin (28/5/2025), dan video saat Arta menggotong meja dan kursi beredar luas di media sosial.
Dalam potongan video, Arta berjalan seorang diri menuju gedung SDN 2 Pasir Tangkil, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, Banten.
Saat dikonfirmasi, Arta mengaku berjalan 200 meter dari rumahnya ke sekolah.
"Karena disuruh mengganti oleh kepala sekolah di grup kelas, saya bersedia tanggung jawab," kata Arta dikutip dari Kompas.com.
Arta mengatakan niat mengganti meja dan kursi muncul setelah orangtua murid ditegur oleh kepala sekolah di grup WhatsApp.
Dalam tegurannya, kepala sekolah menyebut anak-anak diminta untuk tidak merusak fasilitas sekolah dan belum tentu mau mengganti.
Adapun meja dan kursi yang dimaksud yang rusak merupakan tempat duduk anaknya.
"Saya tanya ke anak saya, kata anak saya itu memang sudah rusak sebelumnya, tapi saya bersedia ganti dan sampaikan di grup itu, kepala sekolah bilang alhamdulillah kalau mau ganti," ucap Arta.
Arta kemudian membeli satu set meja dan kursi serupa secara online.
Harganya, kata dia, Rp 400.000.
"Harganya cukup untuk membeli sekarung beras," ujarnya.
Saat meja dan kursi sudah tiba, Arta kemudian mengantarkannya ke sekolah dengan berjalan kaki seorang diri.
Arta juga membubuhkan tulisan "Meja ini dapat dibeli oleh orangtua karena disuruh mengganti" di atas meja dengan spidol hitam.
Arta mengaku sedih dengan peristiwa yang baru saja dia alami.
Namun demikian, dia juga mengaku lega karena sudah menuntaskan tanggung jawabnya.
Sumber : Tribun Banten