Sebagai peraih medali emas Olimpiade dan gelar Liga Champions Wanita, Almuth Schult pernah berada di puncak kariernya sebagai salah satu penjaga gawang terbaik di sepak bola wanita.
Namun, di balik semua pencapaian itu, ada kenyataan pahit yang tak bisa diabaikan:
Statusnya sebagai ibu justru membuat banyak klub ragu untuk memberinya kesempatan bermain.
Schult, eks-kiper Timnas Wanita Jerman, resmi gantung sepatu pada Maret lalu.
Kontraknya dengan Kansas City Current di National Women’s Soccer League (NWSL), Amerika Serikat, berakhir tiga bulan sebelumnya. Dan tak ada klub Eropa yang benar-benar membuka pintu untuknya.
“Aku merasa punya kemampuan untuk main satu atau dua tahun lagi di level tertinggi. Tapi jadi ibu rasanya masih belum dianggap normal di sepak bola wanita Eropa. Entah mereka mengakui atau tidak, itu yang aku rasakan,” ucap Schult dalam wawancaranya bersama Kicker pada Selasa (22/4).
Almuth Schult, eks-kiper VfL Wolfsburg dan Timnas Wanita Jerman. Foto: AFP/RONNY HARTMANN
zoom-in-whitePerbesar
Almuth Schult, eks-kiper VfL Wolfsburg dan Timnas Wanita Jerman. Foto: AFP/RONNY HARTMANN
Wanita berusia 34 tahun tersebut telah melahirkan sepasang anak kembar pada 2020 dan anak ketiganya pada 2023. Ia mengungkapkan bahwa sejak kehamilan kedua, tak ada klub yang serius mengajaknya bekerja sama dan hanya ditawari posisi kiper cadangan oleh klub-klub Eropa.
Padahal, Schult bukanlah nama baru di dunia sepak bola wanita. Ia memiliki segudang pengalaman dan prestasi yang tak main-main.
Wanita kelahiran Dannenberg, Jerman, itu pernah tampil 66 kali untuk tim nasional, membawa VfL Wolfsburg menjuarai Liga Champions Wanita pada 2014, dan turut berperan dalam kemenangan DFB-Frauen meraih medali emas Olimpiade Rio 2016. Selain itu, ia juga dikenal sebagai komentator sepak bola di televisi Jerman.
Almuth Schult, eks-kiper VfL Wolfsburg dan Timnas Wanita Jerman. Foto: AFP/RONNY HARTMANN
zoom-in-whitePerbesar
Almuth Schult, eks-kiper VfL Wolfsburg dan Timnas Wanita Jerman. Foto: AFP/RONNY HARTMANN
“Saat hamil anak kedua, kontrakku sudah habis. Tidak ada yang percaya aku masih bisa bermain. Padahal setelah anak pertama, aku sudah buktikan,” ujar Schult.
Ia lalu menyarankan agar klub-klub di Eropa belajar dari klub-klub Amerika Serikat soal cara mendukung pemain wanita yang sudah memiliki anak agar tetap bisa melanjutkan kariernya.
“Karierku mungkin akan berjalan lain kalau sejak awal aku dapat dukungan seperti yang kurasakan di AS belakangan ini,” pungkasnya.
Baca Lebih Lanjut
5 Fakta Tentang Liga Sepak Bola Wanita Profesional Pertama di Kanada
KumparanBOLANITA
Arjan Veurink Jadi Pelatih Baru Timnas Wanita Belanda usai Euro 2025
KumparanBOLANITA
Sentuhan Coach Persewangi di Balik Ambisi Emas Porprov Sepak Bola Putri Banyuwangi
Timesindonesia
PSSI: Tak Ada Keluhan Pemain soal Celana Putih di Timnas Wanita Indonesia
KumparanBOLANITA
Klasemen Liga Top Eropa: Barcelona Memimpin, Lyon & Muenchen Unggul Jauh
KumparanBOLANITA
Jadi Tuan Rumah Pra Porprov Jatim 2025, Tim Sepak Bola Tuban Optimistis Lolos ke Babak Selanjutnya
Dwi Prastika
Agen: Klopp Tidak Mau Latih Madrid atau Timnas Brasil
Detik
Everton vs Manchester City: The Citizens Menang 2-0
Detik
Uswatun Hasanah: Kartini Probolinggo Sabet Emas di Ring Tinju
Timesindonesia
Dortmund Vs Gladbach: Die Borussen Menang 3-2
Detik