TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ida, seorang mantan pemain sirkus, mengklaim lumpuh akibat jatuh saat atraksi, namun Taman Safari Indonesia membantah penelantaran. 

Direktur Taman Safari, Jansen Manansang, menegaskan bahwa mereka telah membayar semua biaya perawatan Ida, termasuk tiket pesawat dan biaya operasi. 

Taman Safari menyertakan bukti pembayaran untuk mendukung klaim mereka.

Ida Lumpuh Akibat Atraksi, Taman Safari Bantah Penelantaran dengan Bukti Pembayaran

Ida, mantan pemain Oriental Circus Indonesia, mengungkapkan bahwa ia mengalami kecelakaan saat tampil di Lampung yang menyebabkan dirinya lumpuh.

 "Saya jatuh dari ketinggian saat show di Lampung. Setelah jatuh, saya tidak langsung dibawa ke rumah sakit. Setelah pinggang saya mulai bengkak, barulah saya dibawa ke Jakarta dan dioperasi," ujar Ida.

Taman Safari Indonesia membantah klaim tersebut, mengatakan bahwa Ida langsung dibawa ke rumah sakit setelah kecelakaan dan memberikan bukti tiket pesawat serta biaya operasi.

TAMAN SAFARI INDONESIA - Ida mengalami kecelakaan saat atraksi sirkus yang menyebabkan lumpuh, Taman Safari membantah penelantaran dengan bukti pembayaran biaya operasi.
TAMAN SAFARI INDONESIA - Ida mengalami kecelakaan saat atraksi sirkus yang menyebabkan lumpuh, Taman Safari membantah penelantaran dengan bukti pembayaran biaya operasi. (Tribunnews/Jeprima/KOMPAS.COM /KIKI SAFITRI)

Taman Safari Klaim Tidak Ada Penelantaran

Pemilik Taman Safari Indonesia, Jansen Manansang, menegaskan bahwa tidak ada penelantaran terhadap Ida setelah kecelakaan.

"Ida langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan dan operasi. Tidak ada ditelantarkan," kata Jansen dalam konferensi pers pada Senin (21/4/2025).

 Ia juga menambahkan bahwa Ida diterbangkan menggunakan tiket pesawat kelas satu Garuda dari Lampung ke Jakarta untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit Sumber Waras.

Bukti Pembayaran dan Perawatan Dibeberkan

Jansen membeberkan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk operasi Ida pada tahun 1989 mencapai Rp 39 juta.

"Kami memiliki bukti tiket pesawat, biaya perawatan, dan operasi yang semuanya kami bayarkan. Dokter Lukas adalah yang menangani Ida saat itu," ucapnya.

Selain itu, Ida juga mendapatkan perawatan lanjutan di Pondok Indah dan rumah sakit Fatmawati selama beberapa tahun.

Ida Tetap Bekerja di Administrasi Setelah Kecelakaan

Setelah kecelakaan, meskipun tidak bisa berjalan, Ida tetap dipekerjakan di bagian administrasi di Cisarua.

"Ida bekerja di administrasi karena tidak bisa berjalan. Namun, akhirnya dia memilih untuk berhenti tanpa alasan yang jelas," kata Jansen menanggapi keputusan Ida yang mengundurkan diri.

Kementerian HAM Akan Klarifikasi dengan Taman Safari Indonesia

Terkait dengan pengakuan Ida, Wakil Menteri HAM, Mugiyanto, menyatakan bahwa kementerian akan memanggil Taman Safari Indonesia untuk mendapatkan klarifikasi lebih lanjut.

Pemanggilan ini bertujuan untuk mencegah adanya kekerasan, intimidasi, atau eksploitasi terhadap para pemain sirkus di masa mendatang.

KOMPAS.TV/TRIBUNNEWS.COM

Baca Lebih Lanjut
Isak Tangis Para Pemain Sirkus OCI Taman Safari: Dirantai, Disetrum, hingga Dipisahkan dengan Anak
Joanita Ary
Dituntut Rp3,1 M Dugaan Eksploitasi, Taman Safari Tempuh Jalur Hukum, Yakin Ada Provokator
Tribunnews
Ramai Kasus Sirkus Taman Safari: Dugaan Eksploitasi hingga Salah Persepsi
Detik
Sosok Jansen Manansang, Pemilik Taman Safari Indonesia, Ternyata Anak Pemain Sirkus Keliling
Tribunnews
Awal Mula Berdirinya Taman Safari Indonesia dan Sirkus OCI yang Kini Viral, Sosok Hadi Manansang Jadi Pencetusnya
Fidiah Nuzul Aini
Sosok '3 Macan Safari' Pendiri Taman Safari Indonesia yang Disorot, Ada Tuduhan Eksploitasi Pekerja
Tribunnews
Mengelak dari Tudingan Eksploitasi, Oriental Circus Taman Safari Sebut Ada Sosok Provokator
Tribunnews
Kronologi Eks Pemain Sirkus Taman Safari Ngaku Disiksa hingga Dikurung di Kandang Macan, Begini Curhatannya
Widy Hastuti Chasanah
Sisi Gelap Sirkus Taman Safari, Pemain Pernah Dipaksa Makan Kotoran Gajah hingga Disetrum
Siti M
Cerita Mantan Pemain Sirkus Taman Safari yang Diperlakukan Bak Binatang, Tuntun Keadilan Sejak 1997
Rr Dewi Kartika H