TRIBUNSUMSEL.COM - Keseharian Mulyana (23), warga Kampung Baru Ciberuk, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Serang, Banten pelaku mutilasi terhadap kekasihnya diungkap tetangga.
Warga Kampung Baru Ciberuk, Kecamatan Gunung Sari tak menyangka jika Mulyana dengan sadis melakukan tindakan kriminal terhadap seorang wanita berinisial SA (19).
Dalam kesehariannya, Mulyana dikenal sebagai sosok yang disebut rajin beribadah.
“Orangnya baik, alim, ngomongnya lembut gitu,” ujar salah satu warga, Muhammad Hanafi pada Minggu (20/4/2025).
“Enggak nyangka saja, orangnya baik. Warga di sini enggak nyangka, orangnya baik kok,” lanjutnya.
Disisi lainm siapa sangka, Mulyana memiliki rekam jejak dulunya dikenal sebagai sosok bocah SD yang lugu hidup dalam keterbatasan.
Mulyana muncul dalam program YouTube TRANS7 OFFICIAL, tepatnya 7 September 2016.
Ia dijuluki sebagai 'Si Penjaja Opak', yang masa kecilnya tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu, karena kedua orang tuanya bercerai saat ia baru berusia dua tahun.
Sejak saat itu, ia dibesarkan oleh kakek dan neneknya yang berprofesi sebagai pembuat opak.
Setiap hari, Mulyana menjajakan opak buatan neneknya dengan penghasilan Rp20.000 hingga Rp30.000.
Dalam kesehariannya, Mulyana menggembala belasan kerbau milik tetangga dengan upah Rp2.000 per hari.
Kala itu, Mulyana yang polos sempat menangis menceritakan kerinduannya pada sang ibu.
Namun siapa sangka, kisah haru tersebut berubah drastis seiring waktu.
Kini Ditangkap Jadi Pelaku Mutilasi
Beranjak dewasanya Mulyana, ia kini terlibat kasus pembunuhan terhadap kekasihnya sendiri.
Masalah muncul ketika SA kekasihnya mengaku hamil dan mendesak Mulyana untuk bertanggung jawab menikahinya.
Permintaan tersebut membuat Mulyana marah.
Kasat Reskrim Polresta Serang Kota, Kompol Salahudin menuturkan, peristiwa itu terjadi saat pelaku mengajak korban ketemuan untuk makan bakso di wilayah Ciomas, pada Minggu (13/4/2025).
Kemudian, pelaku menjemput korban di rumah kakeknya di wilayah Cinangka, Kabupaten Serang.
Usai keduanya bertemu di rumah kakek korban, kemudian pelaku dan korban menuju ke warung bakso di Ciomas.
Selanjutnya, setelah selesai makan bakso, pelaku mengajak korban ke daerah Peninjauan untuk membicarakan soal kehamilannya.
Sesampainya di Peninjauan, mereka berbincang-bincang. Namun, tak lama kemudian pelaku meminta korban untuk diantarkan ke wilayah Gunung Kupa.
Lokasi tersebut berada di kawasan Gunung Sari, dengan alasan ingin melakukan transaksi COD.
Dalam perjalanan, korban sempat berbicara dengan pelaku meminta untuk menikahinya.
Namun, pelaku menolaknya. Lantaran merasa terus di desak, kemudian pelaku emosi dan membawa korban ke area perkebunan karet yang sepi.
Setibanya di lokasi, pelaku dan korban turun dari sepeda motor yang digunakannya dan pelaku mengajak korban untuk masuk ke area lebih dalam hutan dengan dalih ingin membicarakan perihal kehamilan korban.
Tanpa banyak bicara, saat sudah berada ditengah-tengah hutan, pelaku mencekik korban menggunakan kerudung yang dikenakan korban hingga tak sadarkan diri.
Setelah itu, korban didorong dari atas tebing dan kembali dicekik hingga dipastikan meninggal dunia.
Setelah memastikan korban meninggal, pelaku pulang ke rumah untuk mengambil sebilah golok.
Ia kemudian kembali ke lokasi kejadian dan memutilasi tubuh korban menjadi beberapa bagian.
Pelaku memutilasi bagian kepala, tangan, kaki, dan isi perut korban dan dimasukan ke dalam karung, dan dibuang ke aliran sungai.
Sementara bagian badan korban, digeletakkan di tempat kejadian perkara dengan ditutup daun pisang dan tumpukan kayu.
"Ini hasil keterangan sementara dari terduga pelaku, saat ini kami masih terus melakukan proses pendalaman," ujar Kasat Reskrim Polresta Serang Kota, Minggu, (20/4/2025).
Salahuddin menegaskan, pihaknya akan menindak tegas terhadap pelaku kejahatan yang meresahkan masyarakat.
"Kasus ini kami proses dan akan kami tindak tegas segala bentuk kejahatan yang meresahkan masyarakat," pungkasnya.
Awal Mula Penemuan Mayat
Sebelumnya, mayat wanita diduga korban mutilasi ditemukan di Kampung Ciberuk, Desa Gunung Sari, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Serang, Banten, Sabtu (18/4/2025).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, mayat tanpa identitas tersebut kali pertama ditemukan oleh seorang warga, saat hendak membersihkan rumput di sebuah lahan.
Mayat itu ditemukan dalam kondisi tertutup pelepah pisang dan sebongkah kayu.
Kemudian, warga yang melihat sesuatu yang tertutup pelepah pisang itu membukanya.
Sontak kaget, saat melihat sesosok mayat perempuan tanpa kepala, tangan, dan kaki, hanya menyisakan bagian tubuh.
"Benar itu kejadiannya hari Jum'at sore sekira pukul 17.00 WIB. Awal ditemukan oleh warga setempat," kata Kapolsek Pabuaran Iptu Suwarno kepada TribunBanten.com, Jum'at, (18/4/2025).
Suwarno mengatakan, mayat tersebut diduga menjadi korban mutilasi dan saat ditemukan tak berbusana.
Dari lokasi kejadian, kata Suwarno, ditemukan barang bukti berupa pelepah pisang atau daun pisang serta tumpukan kayu untuk menutupi mayat tersebut.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Warga Cerita Sosok Pelaku Kasus Mutilasi di Serang: Enggak Nyangka, Orangnya Baik
(*)
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com