Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2025 surplus USD 4,33 miliar, naik USD 1,23 miliar dibandingkan bulan sebelumnya.
Namun, angka tersebut menurun dibandingkan tahun sebelumnya, sebesar USD 0,25 miliar.
"Pada Maret 2025, neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar USD 4,33 miliar atau naik sebesar USD 1,23 miliar secara bulanan," kata Plt.
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Senin (17/2).
Dengan demikian, kata Amalia, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 59 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Amalia menjelaskan, surplus neraca perdagangan Maret 2025 lebih ditopang oleh surplus dari komoditas nonmigas sebesar USD 6 miliar, dengan komoditas penyumbang surplus utama adalah lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), bahan bakar mineral (HS 27), serta besi dan baja (HS 72).
Namun pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD 1,67 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah.
Ekspor
Pada Maret 2025 nilai ekspor Indonesia mencapai USD 23,25 miliar atau naik sebesar 5,95 persen dibandingkan Februari 2025.
Nilai ekspor migas tercatat USD 1,45 miliar naik sebesar 28,81 persen. Sementara itu, nilai ekspor nonmigas juga tercatat naik sebesar 4,71 persen dengan nilai USD 21,80 miliar.
Kapal melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/2/2023). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
zoom-in-whitePerbesar
Kapal melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/2/2023). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Peningkatan nilai ekspor Maret 2025 secara bulanan terutama didorong dengan kenaikan ekspor nonmigas yaitu pada komoditas bijih logam, kerak, dan abu (HS 26), kemudian besi dan baja (HS 72) dan mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya (HS 85).
"Kenaikan nilai ekspor migas terutama didorong oleh peningkatan nilai ekspor hasil minyak yang memberikan andil sebesar 1,18 persen," jelas Amalia.
Secara tahunan, nilai ekspor Maret 2025 mengalami peningkatan sebesar 3,16 persen. Amalia menuturkan, kenaikan ini didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas pada komoditas lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), nikel dan barang daripadanya (HS 75), serta mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85).
Impor
Amalia melanjutkan, pada Maret 2025, total nilai impor mencapai USD 18,92 miliar atau naik 0,38 persen dibandingkan Februari 2025. Impor migas sebesar USD 3,13 miliar atau naik 9,07 persen secara bulanan. Sementara itu, impor nonmigas senilai USD 15,79 miliar, mengalami penurunan secara bulanan sebesar 1,18 persen.
"Peningkatan nilai impor secara bulanan didorong oleh nilai impor migas memberikan andil sebesar 1,38 persen," ujarnya.
Secara tahunan, nilai impor Maret 2025 meningkat sebesar 5,34 persen, di mana impor nonmigas naik 7,91 persen dan impor migas turun sebesar 5,98 persen.
Peningkatan nilai impor secara tahunan didorong oleh kenaikan impor nonmigas dengan andil kenaikan terhadap total impor sebesar 6,45 persen.
Baca Lebih Lanjut
Neraca Dagang RI Surplus 59 Bulan Berturut-turut
Detik
BPS Catat Nilai Ekspor RI Per Maret Tembus US$ 23,25 Miliar
Detik
Nilai Impor RI Per Maret US$ 18,92 Miliar, Naik 0,38%
Detik
Realisasi Pajak Kanwil DJP Jawa Timur III hingga Maret 2025 Capai Rp6 Triliun
Timesindonesia
PAD 2025 Triwulan Pertama Kabupaten Mojokerto Sentuh Angka Rp 195 Miliar
Timesindonesia
RI Bidik Pasar Ekspor Baru di Arab Saudi
Detik
Menyusuri Apartemen Mewah di Kuningan Tempat Tinggal Pemberi Suap Rp 60 Miliar untuk Hakim Kasus CPO
Tribunnews
Kemendag amankan barang ilegal senilai Rp15 miliar
Antaranews
WTO: Perdagangan barang dunia diperkirakan turun 0,2 persen pada 2025
Antaranews
Begini Bunyi Vonis Lepas Kasus Migor yang Diselimuti Suap Rp 60 M
Detik