BANJARMASINPOST.CO.ID, BATULICIN - Puluhan tenda berdiri di kawasan Lapangan 7 Februari Kelurahan Kota Pagatan, Kecamatan Kusan Hilir, Tanahbumbu, Kalsel, Minggu (20/4/2025).
Tenda putih itu berjejer di kiri kanan jalan sekeliling Lapangan 7 Februari, Kelurahan Kota Pagatan.
Ukurannya pun berbeda-beda. Ada yang ukuran 3x3 meter dan ada pula yang 5x5 meter. Tenda-tenda ini didirikan untuk tempat berjualan stan-stan UMKM yang berjualan pada acara Pesta Laut Pantai Pagatan.
Sebagian pedagang pun banyak menempatkan dagangannya di stan mereka. Ketika kegiatan pesta laut berlangsung, kedua jalur tersebut ditutup untuk pengendara agar tidak mengganggu aktivitas jual beli dan pengunjung.
Kepala Dinas Budporapar Tanahbumbu, H Syamsuddin mengatakan, Minggu (20/04/2025) ini, pihaknya melakukan persiapan kegiatan pesta laut Pantai Pagatan dan telah mendirikan stan-stan UMKM.
“Hari ini, kami melakukan persiapan untuk kesiapan event Pesona Budaya Maritim 2025,” katanya.
Dikatakannya, untuk kegiatan event Pesona Budaya Maritim 2025 akan dilaksanakan 5 sampai 11 Mei 2025 di Pantai Pagatan.
Terpisah, Ketua Adat Ade Ogi Tanahbumbu, Fawahisah Mahabatan mengatakan, rangkaian acara tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, seperti ada pesta rakyat, festival budaya Pagelaran Seni dan melaut bersama.
Bedanya jika pada empat edisi terakhir tradisi melarung di laut ditiadakan, dan tahun ini kembali dilakukan.
Fawahisah mengatakan, hasil kesepakatan para ketua dan pemangku lembaga adat Ogi alasan menggelar ritual tersebut untuk mengembalikan tradisi leluhur di masa lampau mengingat ritual itu bagian yang tak terpisahkan dari tradisi dan merupakan daya tarik pengunjung.
Namun, pihaknya meminta, semua elemen tidak mengambil sisi negatif dari prosesi ritual dimaksud karena ini murni tradisi budaya yang turun temurun dilaksanakan.
“Karena permintaan para tokoh nelayan dikembalikan rohnya, sehingga daya tariknya itu benar-benar kembali, kalau dulu kan daya tariknya memudar dan sekarang dikembalikan lagi daya tariknya. Ini kita bicara soal budaya bukan kesyirikan,” katanya.
(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Fikri)